Diare pada dasarnya adalah upaya alami tubuh untuk mengeluarkan bakteri atau virus penyebab keracunan lewat feses.
2. Muntah dan mual
Mual dan muntah juga menjadi gejala keracunan makanan yang umum. Sama seperti diare, mual dan muntah sebetulnya adalah refleks alami tubuh untuk mengeluarkan kuman penyebab penyakit.
Saat kuman terdeteksi, tubuh akan mengirim sinyal adanya ancaman ke area otak yang disebut sebagai zona pemicu kemoreseptor atau CTZ. Nantinya CTZ akan menentukan apakah ancaman tersebut benar-benar berbahaya.
Bila memang demikian, CTZ pun berkomunikasi dengan area lain dalam tubuh untuk menghasilkan reaksi berupa rasa mual, keringat dingin, atau peningkatan detak jantung.
Di tengah respons tersebut, otot diafragma, dinding dada, dan otot perut berkontraksi di waktu yang sama. Kontraksi ini memberi tekanan pada perut, memaksa isi perut naik ke tenggorokan dan keluar ketika Anda muntah.
3. Perut mulas dan kram

Perut yang terasa mulas atau sakit melilit, bahkan kram, sering terjadi setelah Anda mengonsumsi sesuatu mengandung kuman. Sensasi mulas dan melilit muncul sebagai respon alami tubuh untuk merangsang keinginan BAB.
Saat bakteri, virus, atau parasit menyerang sistem pencernaan, perut akan memberi sinyal ke otak untuk memberi tahu ada sesuatu yang salah pada diri Anda. Pada gilirannya, otak akan memerintahkan otot-otot usus untuk mengejang dan melemas berulang kali.
Nah, proses tersebutlah yang membuat perut Anda terasa mulas atau kram. Kontraksi otot perut bertujuan untuk mendorong feses yang berisi kuman agar cepat keluar dari tubuh lewat anus.
Perut Anda dapat terasa sakit dan mulas hingga 1 – 3 kali sebelum akhirnya merasakan desakan untuk BAB.
4. Demam
Beberapa orang yang keracunan makanan kadang mengalami demam ringan. Demam pada dasarnya adalah efek dari peradangan di dalam tubuh, yang terjadi saat sistem imun sedang aktif melawan infeksi.
Di sisi lain, demam juga bisa menjadi cara tubuh untuk menaikkan suhu intinya akibat gejala keracunan makanan yang berupa muntah dan diare. Muntah dan diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan (dehidrasi).
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar