backup og meta

Obat Cacing

Obat Cacing

Baik anak-anak ataupun orang dewasa yang kurang menjaga kebersihan tentu berisiko terkena cacingan. Salah satu langkah pencegahan dan pengobatan penyakit cacingan yakni dengan minum obat cacing.

Perlukah minum obat cacing?

Cacingan memang kerap dialami oleh anak-anak. Kurangnya menjaga kebersihan bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong penyebaran penyakit infeksi akibat cacing. 

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga bisa mengalami cacingan.

Dokter menganjurkan anak-anak minum obat cacing setiap enam bulan sekali sebagai langkah pencegahan dan pengobatan. Ini juga berlaku bagi orang dewasa yang terkena cacingan.

Orang dewasa yang terkena cacingan harus minum obat cacing. Apabila tidak ditangani dengan benar, cacingan bisa menyebabkan komplikasi, seperti penyumbatan usus dan gangguan penyerapan makanan (malabsorpsi).

Namun, rekomendasi minum obat cacing sebagai upaya pencegahan diutamakan hanya untuk orang-orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami cacingan.

Cara kerja obat cacing

waktu yang tepat minum obat cacing

Obat cacing atau dalam istilah medis disebut obat antelmintik bekerja dalam dua cara, yakni dengan membuat cacing mati kelaparan atau melumpuhkan tubuh cacing.

Beberapa jenis obat cacing, seperti mebendazole dan albendazole, akan mencegah cacing dalam usus menyerap gula yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. 

Sementara itu, jenis obat antelmintik lainnya, seperti praziquantel dan ivermectin, bekerja dengan cara melumpuhkan saraf dan otot tubuh cacing dalam usus.

Hal ini memungkinkan mereka lumpuh atau mati sehingga mudah dikeluarkan dari dalam usus bersama dengan feses saat buang air besar.

Siapa yang sebaiknya minum obat antelmintik?

Selain pada anak-anak, rekomendasi minum obat antelmintik setiap enam bulan sekali umumnya juga direkomendasikan pada orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami cacingan karena faktor-faktor berikut.

1. Bekerja di lokasi rawan cacing

Beberapa profesi, misalnya buruh bangunan, penggali tanah, petani, atau peternak, lebih sering membuat kulit berkontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi dengan cacing.

Bahkan, risiko cacingan bisa makin meningkat bila orang tersebut tidak mencuci tangan setelah beraktivitas dan tempatnya bekerja tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.

2. Mengonsumsi makanan tidak bersih

Mengonsumsi sayuran atau buah yang tidak dicuci bersih, terkupas benar, atau dimasak hingga benar-benar matang akan membuat seseorang berisiko terkena cacingan. 

Rutin mengonsumsi daging sapi atau babi yang tidak dimasak matang juga meningkatkan risiko Anda terkena penyakit infeksi akibat cacing.

3. Tinggal di lingkungan kumuh

Infeksi cacing biasanya terjadi di tempat-tempat yang beriklim hangat dan lembap.

Orang-orang yang tinggal di daerah dengan sistem sanitasi yang tidak memadai juga berisiko, seperti di bantaran kali, pinggiran kota, atau pedesaan.

4. Tinggal di daerah endemik cacingan

Orang dewasa yang tinggal di daerah endemik penyakit cacingan harus mewaspadai penularan penyakit schistosomiasis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum. 

Penularan terjadi saat orang yang mengalami schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan feses mereka yang mengandung telur parasit. Telur itu lantas akan menetas di dalam air.

Jenis obat cacing untuk orang dewasa dan anak-anak

minum obat

Pada beberapa kasus, seperti infeksi cacing pita dan cacingan bisa sembuh sendiri selama Anda menjaga sistem kekebalan tubuh dan menerapkan gaya hidup yang sehat.

Akan tetapi, beberapa penyakit cacingan memerlukan obat antiparasit khusus yang membantu membasmi cacing dalam tubuh Anda

Obat-obatan yang diberikan umumnya akan bergantung pada jenis cacing yang menginfeksi. Berikut ini merupakan beberapa jenis obat cacingan untuk orang dewasa dan anak-anak.

1. Albendazole

Albendazole adalah obat untuk mengobati infeksi cacing pita yang menyerang otot, otak, dan mata. Obat ini juga diresepkan untuk mengatasi infeksi cacing gelang dan cacing tambang.

Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing dalam tubuh. Untuk mengatasi cacingan, albendazole membutuhkan waktu 8–30 hari, tergantung tingkat keparahan infeksi.

Adapun berikut dosis albendazole untuk mengobati infeksi cacing pita sebagai berikut.

  • Dewasa: 400 mg per hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal yaitu 400 mg per hari atau 1.200 mg dalam tiga hari. Jika pasien tidak sembuh setelah tiga minggu, pengobatan kedua diperlukan.
  • Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

Albendazole tidak boleh dikonsumsi ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan. Pasalnya, obat ini berisiko mengakibatkan gangguan pada janin.

2. Mebendazole

Serupa dengan albendazole, mebendazole merupakan obat untuk mengatasi infeksi cacing, seperti cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk.

Mebendazole bisa membunuh cacing dewasa di dalam tubuh, tetapi perlu diketahui bahwa obat ini tidak bekerja dengan membunuh telur cacing. 

Dosis mebendazole untuk mengobati infeksi cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk adalah sebagai berikut.

  • Dewasa: 100 mg dua kali sehari hari selama tiga hari berturut-turut atau 500 mg dalam dosis tunggal. Jika pasien tidak sembuh setelah dua hingga tiga minggu, pengobatan kedua diperlukan.
  • Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak di bawah 2 tahun tidak disarankan untuk minum obat ini.

3. Pirantel pamoat

Pirantel pamoat adalah jenis obat untuk mengobati infeksi cacing gelang atau cacing kremi.

Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk kapsul dan obat cair. Pirantel dapat Anda konsumsi dengan cara dicampur jus, susu, atau diminum saat perut dalam keadaan kosong. 

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa dan anak-anak yakni sebagai berikut.

  • Dewasa: 10–11 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal dengan dosis maksimal 1.000 mg per dosis. Ulangi pemberian dosis setelah dua minggu untuk mencegah infeksi ulang.
  • Anak-anak (>2 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

Pirantel pamoat mungkin bisa digunakan bila Anda terinfeksi cacing kremi saat hamil atau menyusui. Akan tetapi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat ini.

4. Praziquantel

Praziquantel digunakan untuk mengatasi infeksi cacing yang menyerang pembuluh darah atau hati, seperti schistosomiasis. Obat ini juga bisa digunakan untuk infeksi cacing pita pada usus.

Praziquantel hadir dalam bentuk tablet yang harus dikonsumsi setelah makan. Obat harus diminum secara utuh, tidak boleh dikunyah atau dihancurkan sebelumnya.

Umumnya, dosis obat yang dianjurkan untuk schistosomiasis adalah sebagai berikut.

  • Dewasa: 20 mg per kg berat badan setiap empat hingga enam jam dalam tiga dosis atau 40–60 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal.
  • Anak-anak (>4 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

Sementara itu, berikut dosis praziquantel untuk mengobati infeksi cacing pita.

  • Dewasa: 25 mg per kg berat badan setiap empat hingga enam jam dalam tiga dosis selama 1–2 hari atau 40 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal.
  • Anak-anak (>4 tahun): sama dengan dosis orang dewasa.

Ibu hamil, menyusui, dan anak-anak di bawah 4 tahun tidak disarankan untuk minum obat ini.

5. Ivermectin

Ivermectin digunakan untuk mengatasi strongyloidiasis, yakni jenis infeksi cacing gelang yang masuk melalui kulit dan menyerang usus pada orang dewasa dan anak-anak.

Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing-cacing yang masih berkembang, tetapi tidak akan membantu membunuh cacing gelang dewasa.

Anda perlu mengonsumsi ivermectin saat perut dalam keadaan kosong. Berikut ini dosis obat ivermectin yang direkomendasikan.

  • Dewasa: 200 mcg per kg berat badan sebagai dosis tunggal atau 200 mcg per kg berat badan yang diberikan selama satu atau dua hari.
  • Anak-anak (>15 kg): sama dengan dosis orang dewasa.

Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, termasuk pernah mengidap meningitis atau penyakit autoimun, sebelum menggunakan ivermectin.

Efek samping obat cacing

infeksi cacing hati chlonorchiasis

Sama seperti obat-obatan lainnya, ada beberapa efek samping obat cacing yang perlu Anda waspadai. Meski begitu, reaksi serius jarang terjadi pada sebagian besar pasien.

Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah minum obat antelmintik meliputi:

  • sakit perut, 
  • mual,
  • muntah,
  • diare,
  • demam,
  • pusing,
  • sakit kepala,
  • merasa lelah, dan
  • mengantuk.

Segera cari bantuan medis bila Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal, ruam kulit, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Apabila Anda merasa khawatir terhadap efek samping tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Peringatan dan perhatian sebelum pakai obat cacing

pengobatan kanker usus dan kanker prostata

Berikut beberapa hal yang perlu Anda beri tahukan kepada dokter atau apoteker sebelum minum obat antelmintik.

  • Menunjukkan reaksi alergi terhadap kandungan obat.
  • Sedang atau pernah mengalami penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit mata, anemia, dan gangguan yang menyebabkan penurunan sistem imun tubuh (imunodefisiensi).
  • Menggunakan obat resep, obat nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.
  • Sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui saat memakai obat.

Sebagai upaya pencegahan, tak apa bila Anda ingin minum obat cacing tiap enam bulan sekali. 

Obat antelmintik rutin memiliki dosis tunggal sehingga tidak akan memunculkan efek samping berat setelahnya, bahkan sekalipun tubuh Anda tidak memiliki cacing.

Selain itu, penting bagi Anda untuk menerapkan gaya hidup bersih, seperti mencuci buah dan sayur sampai bersih, memasak daging hingga matang, dan rajin cuci tangan.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar penggunaan obat cacing untuk orang dewasa dan anak-anak, lebih baik konsultasikan langsung dengan dokter.

Kesimpulan

  • Obat cacing atau antelmintik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi cacing dalam tubuh.
  • Obat ini bekerja dengan membuat cacing mati kelaparan atau melumpuhkan tubuh cacing sehingga mudah dikeluarkan bersama dengan feses.
  • Beberapa jenis obat antelmintik yang biasa diresepkan yaitu albendazole, mebendazole, pirantel pamoat, praziquantel, dan ivermectin.
  • Konsultasikan dengan dokter atau apoteker terkait cara penggunaan obat yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Worms in humans. (2017). NHS UK. Retrieved January 12, 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/worms-in-humans/

Worms in humans. (2022). healthdirect Australia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.healthdirect.gov.au/worms-in-humans

Worm medicine (Anthelmintics). (2020). Patient. Retrieved January 12, 2023, from https://patient.info/skin-conditions/itchy-bottom-pruritus-ani/worm-medicines-anthelmintics

Albendazole. (2019). MIMS Indonesia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole?mtype=generic

Mebendazole. (2022). MIMS Indonesia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mebendazole?mtype=generic

Pyrantel. (2021). MIMS Indonesia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pyrantel?mtype=generic

Praziquantel. (2016). MIMS Indonesia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/praziquantel?mtype=generic

Ivermectin. (2021). MIMS Indonesia. Retrieved January 12, 2023, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ivermectin?mtype=generic

Lloyd, A. E., Honey, B. L., John, B. M., & Condren, M. (2014). Treatment Options and Considerations for Intestinal Helminthic Infections. The Journal of pharmacy technology : jPT : official publication of the Association of Pharmacy Technicians, 30(4), 130–139. https://doi.org/10.1177/8755122514533667

Versi Terbaru

02/02/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Makan Daging Babi, Apa Dampaknya pada Tubuh Anda?

Cacingan Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/02/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan