Sebagai negara subtropis, cacingan atau infeksi yang disebabkan oleh cacing masih cukup sering terjadi di Indonesia. Inilah alasan mengapa Anda sebaiknya mengetahui informasi mengenai obat cacing, termasuk tentang efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Apakah obat cacing bisa menimbulkan efek samping?
Seperti obat-obatan pada umumnya, obat cacingan juga memiliki risiko menimbulkan efek samping. Kondisi yang ditimbulkan pun bisa berbeda-beda, tergantung dengan jenis obat, dosis, dan reaksi tubuh setiap orang.
Efek samping obat cacing memang relatif ringan, kecuali jika Anda minum lebih banyak dosis dari seharusnya. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu minum obat cacing sesuai resep dokter atau aturan yang tertulis pada kemasan. Hindari mengonsumsi obat cacing yang diresepkan untuk orang lain.
Lantas, berapa lama efek samping obat cacing bisa bertahan? Sebagian besar efek samping obat cacing akan membaik dengan sendirinya setelah 24 jam. Jika kondisinya tidak kunjung membaik, segeralah pergi ke dokter.
Pasalnya, kondisi yang muncul mungkin disebabkan oleh hal lain yang tidak bisa diatasi dengan obat cacing.
Efek samping obat cacing sesuai jenisnya
Obat cacing atau yang juga disebut sebagai anthelmintic memiliki berbagai jenis. Setiap jenis anthelmintic bisa memiliki risiko efek samping yang berbeda. Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Efek samping albendazole
Albendazole adalah obat cacing untuk mengobati infeksi cacing pita yang biasanya berasal dari tubuh babi atau anjing. Obat ini bekerja dengan cara menghalangi cacing menyerap glukosa sehingga akan segera mati.
Jika tidak diminum sesuai aturan, albendazole berisiko menimbulkan berbagai efek samping berikut.
- Sakit perut.
- Mual.
- Muntah.
- Pusing.
- Rambut rontok sementara.
- Sensasi seperti diputar.
Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis jika albendazole dikonsumsi dengan levoketonazol atau metotreksat karena interaksi obat-obatan ini meningkatkan risiko efek samping.
Anda sebaiknya segera ke dokter jika merasakan sakit tenggorokan, sesak napas, gatal-gatal, atau ruam.
2. Efek samping praziquantel
Praziquantel adalah obat untuk mengatasi infeksi cacing pipih di hati atau aliran darah. Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Praziquantel bekerja dengan cara membuat otot cacing kejang dan lumpuh sehingga mati. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan obat cacing praziquantel.
- Kantuk.
- Peningkatan jumlah keringat.
- Mual dan muntah.
- Nyeri perut.
- Demam.
- Ruam kulit.
Segeralah pergi ke dokter jika Anda merasakan keringat dingin, sulit konsentrasi, kejang-kejang, atau pembengkakan di bagian tubuh tertentu.
Risiko efek samping bisa meningkat jika praziquantel dikonsumsi bersamaan dengan klorokuin atau ketokonazol. Bicarakan dengan dokter untuk menyesuaikan dosisnya.
3. Efek samping piperazine
Terinfeksi cacing gelang atau kremi? Obat cacing piperazine adalah solusinya. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing sehingga mudah dikeluarkan bersama tinja.
Bicarakan dengan dokter jika Anda mengonsumsi duloksetin, epinefrin, atau meperidin saat merasa membutuhkan piperazine. Sebab, interaksi obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko efek samping.
Menurut laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa efek samping yang kerap muncul setelah minum obat cacing piperazine.
- Kram.
- Diare.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Mual atau muntah.
- Gemetar.
Segera hubungi dokter jika Anda merasakan efek samping, berupa penglihatan kabur, kesemutan, demam, nyeri sendi, atau ruam kulit.
4. Efek samping pyrantel
Pyrantel adalah obat untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Sama seperti piperazine, pyrantel bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan membuangnya melalui tinja.
Meski bisa dibeli tanpa resep, pyrantel tetap harus dikonsumsi sesuai aturan. Jika tidak, berikut adalah berbagai efek samping yang mungkin muncul setelah minum pyrantel. Risiko efek samping obat cacing bisa meningkat jika Anda memiliki gangguan pada hati.
- Mual atau muntah.
- Kram perut.
- Diare.
- Penurunan nafsu makan.
- Sakit kepala.
- Susah tidur.
- Pusing.
Segeralah pergi ke dokter jika Anda melihat ruam kulit setelah minum pyrantel atau berbagai kondisi di atas tidak kunjung membaik.
5. Efek samping mebendazole
Mebendazole adalah obat yang bisa digunakan untuk mengobati beberapa infeksi cacing sekaligus, yaitu cacing tambang, cacing cambuk, dan cacing kremi. Obat ini bekerja dengan cara mencegah gula menyerap sukrosa sehingga mereka tidak mendapatkan makanan dan mati.
Meski bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter, mebendazole bisa menimbulkan berbagai efek samping berikut jika tidak diminum sesuai aturan.
- Ruam kulit.
- Kembung.
- Sakit lambung.
- Diare.
- Penurunan nafsu makan.
- Pusing.
Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis jika Anda sedang mengonsumsi metronidazole karena interaksi keduanya bisa menimbulkan reaksi pada kulit yang cukup serius.
Segeralah pergi ke dokter jika Anda merasakan pembengkakan di lidah atau wajah, susah menelan, demam, atau nyeri di beberapa bagian tubuh setelah minum mebendazole.
Jika berbagai efek samping obat cacing di atas tidak kunjung membaik setelah 24 jam, kunjungilah dokter untuk mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Kesimpulan
- Seperti obat pada umumnya, obat cacing bisa menimbulkan efek samping. Efek samping biasanya muncul ketika obat tidak digunakan sesuai dosisnya. Oleh karena itu, tetaplah mematuhi aturan pakai, meski obat dibeli tanpa resep.
- Setiap jenis obat cacing bisa menimbulkan efek samping yang berbeda. Efek samping yang umum timbul adalah sakit perut, mual, nyeri perut, sakit kepala, dan pusing.
- Efek samping setelah minum obat cacing biasanya hanya bertahan selama 24 jam. Segeralah pergi ke dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik.