backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Tak Hanya dari Batuk, Kenali Cara Lain Penularan Penyakit Infeksi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2022

    Tak Hanya dari Batuk, Kenali Cara Lain Penularan Penyakit Infeksi

    Penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme bisa menular pada manusia melalui berbagai cara. Pasalnya, organisme penyebab penyakit (patogen) memang bisa ditemukan di mana-mana. Sebagian besar jenis mikroorgansime, seperti virus, masuk ke dalam tubuh melalui percikan air liur dan udara. Anda juga bisa terinfeksi akibat konsumsi makanan yang mengandung bakteri. Bukan hanya itu, masih terdapat banyak cara penularan penyakit infeksi lainnya baik secara langsung maunpun tidak. Simak ulasan lengkapnya di sini.

    Bagaimana penyakit infeksi bisa menyebar?

    cara penularan penyakit infeksi

    Menurut studi berjudul Infectious Disease Epidemiology, infeksi terjadi ketika patogen atau agen infeksi masuk ke dalam tubuh dan mulai memperbanyak jumlahnya.

    Kondisi ini bisa mengarah pada infeksi klinis di mana replikasi patogen mengakibatkan kerusakan pada sel-sel sehat sehingga menimbulkan gejala atau gangguan kesehatan.

    Kondisi ini bisa mengarah pada infeksi klinis saat patogen memperbanyak diri (replikasi) sehingga mengakibatkan kerusakan pada sel-sel sehat.

    Alhasil, tubuh mengalami gejala tertentu. Agen infeksi yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia di antaranya adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit.

    Namun, penyakit infeksi hanya dapat berlangsung ketika sebelumnya terjadi penularan. Setidaknya terdapat tiga hal yang memungkinkan terjadinya penyebaran penyakit infeksi, yaitu:

    1. Sumber infeksi

    Sumber infeksi adalah mikroorganisme penyebab penyakit. Patogen ini bisa berasal dari dalam tubuh manusia, hewan, atau lingkungan tertentu.

    Tidak semua orang yang terinfeksi pasti mengalami sakit, seseorang bisa juga mengalami infeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun dan berisiko menularkannya kepada orang lain.

    Begitu pula dengan hewan, infeksi virus atau bakteri tertentu pada beberapa hewan tidak selalu membuat mereka menunjukkan gejala penyakit.

    Namun, terdapat patogen yang berasal dari hewan kemudian menimbulkan penyakit saat menginfeksi manusia (zoonosis).

    Selain hewan, lingkungan bisa menjadi sumber infeksi, contohnya tanaman dan tanah. Sementara air bisa menyebarkan penyakit pneumonia akibat infeksi bakteri Legionella pneumophila.

    2. Orang yang berisiko terinfeksi

    Setiap orang yang belum memiliki antibodi terhadap penyakit infeksi tertentu menjadi orang yang berisiko tertular.

    Seseorang yang belum memiliki antibodi bisa karena belum melakukan vaksinasi maupun belum pernah terinfeksi penyakit tersebut.

    3. Cara penularan

    Kuman penyebab penyakit tidak berpindah ke tubuh orang lain dengan sendirinya, melainkan dengan cara penularan tertentu.

    Akan tetapi, tidak semua penyakit infeksi memiliki cara penularan yang sama. Hal ini tergantung dari sumber infeksi.

    Jika sumber infeksi penyakit adalah manusia, ia bisa menyebarkan kuman yang berada di dalam tubuhnya saat batuk, bersentuhan, berinteraksi dekat, atau berbagi peralatan makan dengan orang lain.

    Cara penularan penyakit tentunya berbeda ketika hewan atau lingkungan yang menjadi sumber infeksinya.

    Beragam cara penularan penyakit infeksi

    cara penularan penyakit infeksi

    Agen infeksi seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara.

    Berdasarkan penularan langsung dan tidak langsung, berikut ini adalah berbagai cara agen infeksi menyebar:

    Penularan langsung

    Pada penularan langsung, agen infeksi ditularkan (transmisi) dari sumber infeksi ke orang yang berisiko terinfeksi melalui kontak langsung.

    Berikut kontak langsung yang bisa menjadi media penularan penyakit infeksi:

    Kontak langsung

    Interaksi yang melibatkan sentuhan kulit dengan kulit seperti berjabat tangan, berciuman, hubungan seksual, dan kontak antara luka terbuka dapat menjadi jalur masuknya agen infeksi ke dalam tubuh.

    Dalam penularan secara langsung, agen infeksi biasanya terdapat pada partikel kulit atau cairan tubuh seperti air liur, cairan kelamin, dan darah.

    Virus penyebab peradangan di kelenjar air liur (gondongan) bisa ditularkan melalui ciuman. Penyakit infeksi virus lain, seperti HIV dan herpes simpleks, menular melalui hubungan seksual.

    Bersentuhan langsung dengan ruam cacar air juga bisa membuat Anda tertular penyakit tersebut.

    Cara penularan langsung lainnya terjadi antara ibu dengan bayinya melalui proses persalinan. Penyakit yang umum ditularkan melalui persalinan adalah hepatitis B, herpes simpleks, dan klamidia.

    Agen infeksi yang berasal dari hewan umumnya ditularkan melalui gigitan, seperti penyakit rabies.

    Selain itu, menyentuh tanaman atau tanah dapat menjadi cara penularan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur.

    Percikan air lur (droplet)

    Droplet adalah partikel dalam percikan air liur yang dikeluarkan saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

    Cara penularan penyakit infeksi ini termasuk yang paling umum terjadi, seperti pada penyakit infeksi pernapasan, pertusis, dan meningitis meningokokus.

    Penularan agen infeksi dari droplet bisa terjadi secara langsung ketika droplet yang dikeluarkan tidak jatuh ke permukaan kulit atau benda, melainkan masuk ke dalam tubuh melalui hidung saat bernapas.

    Penularan melalui droplet mungkin terjadi ketika Anda melakukan kontak tatap muka secara langsung dalam jarak kurang dari 2 meter atau setidaknya selama 10-15 menit, seperti pada penyakit flu.

    Interaksi di ruang tertutup bersama orang yang terinfeksi selama 1 jam atau lebih juga memungkinkan penyebaran penyakit infeksi melalui droplet, salah satu contohnya pada penyakit COVID-19.

    Penularan tidak langsung

    Penyakit infeksi menyebar secara tidak langsung ketika agen infeksi terbawa melalui udara, media transmisi seperti permukaan benda atau makanan, dan melalui hewan perantara.

    Berikut cara penularan penyakit infeksi yang terjadi secara tidak langsung:

    Airborne (melalui udara)

    Penularan penyakit infeksi melalui udara terjadi ketika agen infeksi, contohnya partikel debu maupun droplet, yang terdapat di permukaan terbawa melalui udara.

    Bagian dropet yang bisa terbawa melalui udara adalah droplet nuklei yang berukuran di bawah 5 mikron.

    Droplet nukeli ini bisa terbang di udara dalam waktu lama dan terbawa oleh angin sehingga berpindah dalam jarak yang cukup jauh.

    Virus campak merupakan agen infeksi yang transmisinya menyebar melalui udara (airborne). Pasalnya, virus ini bisa bertahan cukup lama di udara.

    Makanan dan minuman yang terkontaminasi

    Agen infeksi juga bisa menyebar melalui media transmisi seperti makanan, air, dan benda-benda yang sudah terkontaminasi mikroorganisme.

    Transmisi melalui media biasanya terjadi pada penyakit yang memiliki rute penularan fekal-oral. Fekal-oral adalah penularan mikroorganisme dari feses orang yang terinfeksi ke mulut orang lain.

    Penularan fekal-oral bisa terjadi pada penyakit hepatitis A, hepatitis E, atau infeksi virus penyebab radang lambung seperti norovirus dan rotavirus.

    Awalnya, agen infeksi masuk melalui mulut bersama dengan makan, minuman, maupun benda-benda lain yang telah terkontaminasi.

    Setelah itu, organisme tersebut terbawa bersama dengan hasil pembuangan sisa metabolisme (ekskresi) dan pencernaan di dalam feses.

    Partikel feses yang mengandung agen infeksi bisa mengontaminasi air, menempel di telapak tangan setelah Anda buang air, atau dibawa oleh serangga seperti lalat.

    Selanjutnya, agen infeksi akan kembali masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut.

    Namun, ada juga makanan yang memang berasal dari hewan yang terinfeksi bakteri tertentu seperti telur, daging, dan makanan dari susu.

    Makanan-makanan tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri Salmonella penyebab demam tifoid atau tifus.

    Serangga

    Nyamuk, lalat, dan kutu adalah serangga yang bisa membawa agen infeksi yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

    Serangga merupakan hewan perantara yang menularkan agen infeksi kepada manusia.

    Infeksi melalui serangga umumnya terjadi pada gigitan nyamuk yang mengakibatkan malaria, nyamuk Aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah.

    Di sisi lain, lalat yang membawa bakteri Yersinia pestis juga bisa menjadi perantara infeksi melalui serangga yang menyebabkan penyakit pes.

    Akan tetapi, tidak semua agen infeksi hidup dan berkembang di dalam tubuh serangga perantara.

    Ya, seperti bakteri Borrelia yang menjadi penyebab penyakit Lyme awalnya menginfeksi tikus, tetapi disebarkan pada manusia melalui gigitan kutu.

    Cara mencegah penularan penyakit infeksi

    manfaat vaksin atau imunisasi untuk anak

    Tentunya, mengenali cara penyebaran penyakit saja tidak cukup untuk bisa menghindari bahaya penyakit.

    Agar pencegahan infeksi lebih maksimal, Anda sebaiknya juga menerapkan pola hidup bersih sehat seperti berikut untuk memutuskan rantai penyebaran infeksi di sekitar Anda:

    • Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
    • Cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih beralkohol dengan air mengalir selama 20 detik setelah dari kamar mandi, sebelum menyiapkan makanan, atau setelah melakukan aktivitas di luar.
    • Pastikan Anda menutup mulut dan hidung menggunakan tisu ketika bersin atau batuk. Segera buang tisu dan cuci tangan Anda setiap kali batuk dan bersin.
    • Tidak berbagi peralatan makan dan pemakaian benda-benda lain dengan orang lain.
    • Tidak menggunakan tisu atau sapu tangan yang telah digunakan oleh orang lain.
    • Mengolah makanan dengan bersih dan masak sampai tingkat kematangan maksimal.
    • Berhubungan seksual menggunakan kondom.
    • Perban atau tutup semua luka terbuka dan pastikan Anda langsung menemui dokter ketika tergigit anjing atau hewan liar lainnya.
    • Mendapatkan imunisasi terutama untuk anak-anak, orang dewasa yang berpergian ke wilayah endemik, dan vaksin rabies untuk hewan peliharaan. Anda yang telah menerima vaksin saat anak-anak juga perlu melakukan vaksinasi lanjutan untuk dewasa.

    Penularan penyakit infeksi mungkin nampak sulit diatasi mengingat agen infeksi merupakan mikroorganisme yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.

    Meski begitu, mengetahui cara penularan organisme penyebab infeksi justru dapat membuat Anda lebih waspada terhadap penyebaran penyakit menular.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan