backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Keramas Saat Flu Bikin Tubuh Tambah Sakit?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 17/03/2021

    Benarkah Keramas Saat Flu Bikin Tubuh Tambah Sakit?

    Katanya, kita tidak boleh keramas saat flu karena dianggap dapat semakin memperparah gejala flu. Ya, kata-kata ini nampaknya masih beredar luas di masyarakat tanpa tahu kebenarannya. Sebenarnya, benarkah ada hubungan antara keramas dengan sakit flu yang semakin parah? Berikut ulasannya.

    Benarkah keramas saat flu bisa membuat sakit semakin parah?

    Tidak jarang orang yang menghindari keramas saat flu karena takut sakitnya semakin parah. Katanya, setelah keramas tubuh merasa lebih dingin dan akhirnya gejala pun semakin parah dan tak kunjung membaik.

    Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, satu-satunya cara Anda bisa terkena flu yakni karena tertular virus influenza dari orang lain. Infeksi virus ini akan menular dengan sangat cepat dari orang ke orang, kemudian masuk ke dalam tubuh Anda terlebih ketika sistem kekebalan tubuh sedang menurun.

    Maka itu, ketika sakit flu Anda semakin parah, berarti virus influenza sedang berkembang di dalam tubuh. Jadi sebenarnya, keramas saat flu atau demam sebenarnya sah-sah saja dan tidak akan langsung menyebabkan flu bertambah buruk.

    Ketika Anda merasa sakit flu malah semakin memburuk akibat keramas, sebenarnya bukan keramas yang memicu memburuknya kondisi tubuh. Hal ini bisa jadi dipicu oleh rasa dingin dari air yang membasahi sekujur tubuh yang kemudian membuat sistem kekebalan tubuh perlahan menurun.

    Memang ada penelitian yang mencoba melihat hubungan antara kedinginan dengan penyakit flu. Hasilnya, diketahui bahwa orang yang mengalami kedinginan memang cenderung memiliki flu yang lebih parah. Mungkin ini yang menjadi alasan sebagian orang menghindari keramas saat flu.

    Mandi pagi vs mandi malam

    Bukan akibat keramas, tapi karena rasa dingin yang dirasakan

    Meski begitu bukan berarti alasannya semata-mata karena Anda keramas akhirnya flu jadi semakin buruk, melainkan karena kondisi tubuh yang kedinginan. Pasalnya, ketika tubuh kedinginan maka pembuluh darah di hidung dan tenggorokan akan semakin menyempit.

    Padahal, pembuluh darah ini berperan dalam menghasilkan sel darah putih guna melawan infeksi. Jadi, ketika jumlah sel darah putih yang ada pada area hidung dan tenggorokan hanya sedikit akibat pembuluh darah yang menyempit, maka pertahanan tubuh terhadap virus juga akan semakin melemah.

    Nah, saat Anda masuk ke ruangan yang lebih hangat dan rambut sudah mulai mengering, suhu tubuh akan kembali normal. Di saat inilah pembuluh darah mulai membesar sehingga memudahkan sel darah putih dalam melawan virus. Namun pada saat ini, mungkin virus sudah berkembang dan memicu munculnya gejala di dalam tubuh.

    Singkatnya, bukan karena keramas yang secara langsung mengakibatkan sakit flu semakin memburuk. Melainkan karena pengaruh dingin yang akhirnya memicu penurunan jumlah sel darah putih, yang bertugas memerangi infeksi.

    Lalu, apakah masih boleh keramas meski sedang sakit flu?

    Anda tentu saja masih bisa keramas saat flu atau demam, justru kalau Anda menunda-nunda keramas malah bisa berakibat pada penumpukan minyak yang ada di rambut dan kulit kepala. Pada akhirnya, akan menyebabkan rambut terlihat berminyak, lepek, bahkan terasa gatal.

    Solusi terbaiknya meskipun sedang flu atau demam, Anda bisa keramas dengan menggunakan air hangat. Selain bisa mencegah dari kedinginan, keramas dengan air hangat juga bermanfaat untuk membuka pori-pori pada kulit kepala. Akhirnya, bisa membantu membersihkan sel kulit mati, minyak, serta kotoran yang bersarang di kulit kepala Anda.

    Penting untuk diingat, perhatikan juga suhu air hangat yang Anda gunakan saat keramas. Sebaiknya, jangan gunakan air dengan suhu yang terlalu panas, karena justru bisa memicu kerusakan pada rambut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 17/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan