Serangan jantung menjadi salah satu jenis penyakit jantung yang dapat membahayakan nyawa pengidapnya. Penyakit ini bisa terjadi tiba-tiba sehingga penting untuk mewaspadai gejalanya. Ketahui informasi lengkap seputar serangan jantung dalam pembahasan di bawah ini.
Apa itu serangan jantung?
Serangan jantung adalah penyakit jantung yang terjadi ketika aliran darah kaya oksigen ke otot jantung tiba-tiba terhambat sehingga jantung tidak mendapatkan oksigen.
Apabila aliran darah ini tidak dipulihkan dengan cepat, bagian dari otot jantung akan mulai mati.
Kondisi ini sangat umum terjadi dan menjadi penyebab kematian, terutama pada wanita di atas usia 55 tahun dan pria di atas usia 45 tahun.
Meski umum terjadi pada orang dewasa yang berusia lebih tua, bukan berarti serangan jantung pada usia muda tidak mungkin terjadi.
Serangan jantung tidak hanya terjadi sekali. Tidak menutup kemungkinan Anda yang memiliki riwayat kondisi ini dapat merasakannya kembali di kemudian hari.
Sekitar 20% orang berusia 45 tahun ke atas berisiko tinggi mengalami serangan jantung kedua. Hal tersebut umumnya terjadi sekitar lima tahun setelah serangan yang pertama.
Jenis serangan jantung
Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa jenis serangan jantung yang umum terjadi sebagai berikut.
1. Serangan jantung akibat sumbatan total
Jenis serangan jantung yang disebut ST segment elevation myocardial infarction (STEMI) bisa terjadi saat ada penyumbatan penuh pada pembuluh darah arteri.
Hal ini membuat darah tidak dapat mengalir menuju ke jantung. Akibatnya, sebagian besar otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen hingga berhenti berfungsi.
STEMI merupakan jenis serangan jantung yang mematikan. Kondisi ini punya risiko lebih besar untuk memicu kerusakan otot jantung dalam beberapa jam setelah penyumbatan terjadi.
2. Serangan jantung akibat sumbatan sebagian
Berbeda dengan STEMI, non-ST segment elevation myocardial infarction (NSTEMI) merupakan jenis serangan jantung yang ditandai dengan penyumbatan sebagian pada arteri koroner.
Walau tingkatannya berada di bawah STEMI, jenis serangan jantung satu ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada jantung bila tidak segera ditangani.
3. Serangan jantung akibat kejang arteri koroner
Coronary artery spasm (CAS) atau kejang arteri koroner adalah jenis serangan jantung tanpa adanya penyumbatan pada pembuluh arteri.
Kondisi ini terjadi ketika salah satu arteri jantung mengalami kejang sehingga aliran darah ke jantung berkurang drastis atau bahkan terhenti sementara waktu.
Tanda dan gejala serangan jantung
Dada terasa nyeri seperti tertimpa benda berat ialah gejala serangan jantung yang paling umum dirasakan oleh orang yang mengalami kondisi ini.
Rasa sakit ini juga dapat menyebar hingga ke rahang, pundak, dan lengan sebelah kiri. Sensasi yang dirasakan kerap kali digambarkan seperti diremas, ditekan, atau ditimpa beban berat.
Beberapa tanda dan gejala lain yang terjadi saat serangan jantung, meliputi:
- berkeringat dingin,
- napas pendek,
- detak jantung tidak beraturan,
- mual, serta
- gangguan pencernaan.
Dibandingkan dengan pria, gejala serangan jantung pada wanita dan pengidap diabetes agak sedikit berbeda, seperti napas pendek yang tidak disertai rasa nyeri di dada.
Bahkan, tidak semua orang yang mendapatkan serangan jantung akan merasakan nyeri dada.
Penyebab serangan jantung
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab serangan jantung. Penyakit ini terjadi ketika lemak, kolesterol, dan zat lain membentuk plak yang menumpuk di dalam arteri koroner.
Arteri koroner bertugas untuk menyalurkan darah yang kaya akan oksigen menuju ke jantung.
Saat plak menumpuk selama bertahun-tahun, kondisi ini bisa menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh arteri koroner yang disebut sebagai aterosklerosis.
Plak tersebut dapat sewaktu-waktu pecah dan membentuk gumpalan darah yang menyumbat arteri koroner. Hal ini membuat aliran darah kaya oksigen terhambat menuju ke jantung.
Jika aliran darah ini tidak segera diperbaiki, lama-kelamaan otot jantung dapat rusak dan mati karena tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya.
Faktor risiko serangan jantung
Serangan jantung bisa terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalaminya seperti berikut ini.
- Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas.
- Kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan.
- Kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Faktor keturunan atau riwayat kesehatan keluarga.
- Kurang beraktivitas dan jarang olahraga.
- Kelebihan berat badan dan obesitas.
- Stres berat.
Benarkah serangan jantung lebih sering terjadi di pagi hari?
Diagnosis serangan jantung
Dokter Andaakan mendiagnosis jenis penyakit jantung ini berdasarkan pada tanda dan gejala, riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta hasil pemeriksaan kesehatan.
Berikut ini adalah beberapa tes medis yang digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung.
- Tes darah: mengukur kadar protein tertentu yang dihasilkan oleh sel otot jantung saat terjadi serangan jantung.
- Elektrokardiogram (EKG): mengetahui tanda-tanda serangan jantung yang telah atau sedang terjadi dengan mengevaluasi kerusakan jantung.
- Angiografi karotis: melihat keadaan pembuluh darah di sekitar jantung lewat prosedur pencitraan dengan bantuan pewarna kontras.
Pengobatan serangan jantung
Pengobatan serangan jantung bertujuan untuk menyelamatkan otot jantung sebanyak mungkin.
Beberapa pilihan pengobatan di bawah ini akan dokter tentukan berdasarkan berapa lama sejak kondisi ini mulai terjadi dan ketersediaan prosedur khusus di rumah sakit.
1. Obat-obatan
Dokter bisa meresepkan obat-obatan guna memperbaiki sirkulasi darah. Obat ini salah satunya akan menguraikan gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh arteri.
Selain itu, dokter mungkin juga meresepkan Anda obat-obatan lain untuk mengurangi rasa sakit dan mengendalikan tekanan darah.
Berikut ini adalah obat-obatan yang bisa digunakan sebagai cara mengobati serangan jantung.
- Antiplatelet, seperti asam asetilsalisilat, yang berfungsi untuk menguraikan darah yang menggumpal di dalam pembuluh arteri.
- Trombolitik yang juga berfungsi untuk menguraikan gumpalan darah.
- Obat pengencer darah yang bertujuan mengencerkan darah dan mencegah terjadinya penggumpalan darah.
- Nitrogliserin guna mengatasi nyeri dada dan meningkatkan aliran darah menuju jantung dengan melebarkan pembuluh darah yang telah menyempit.
- Beta blocker untuk merilekskan otot jantung, memperlambat detak jantung, mengurangi tekanan darah tinggi, dan meringankan kerja jantung.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
- Obat statin untuk mengontrol kadar kolesterol di dalam aliran darah.
2. Coronary angioplasty and stenting
Prosedur operasi ini dilakukan oleh dokter spesialis jantung dengan cara memasukkan tabung tipis panjang (kateter) ke dalam tubuh.
Kateter ini dapat masuk melalui arteri yang terletak pada pangkal paha atau pada pergelangan tangan, selanjutnya menuju pembuluh arteri yang tersumbat di jantung.
Jika pasien mengalami serangan jantung, prosedur ini umumnya dilakukan setelah kateterisasi jantung, yaitu prosedur yang dilakukan untuk mencari tahu letak penyumbatan.
Kateter memiliki balon khusus yang dapat mengembang untuk membuka sumbatan. Kemudian, tabung logam berukuran kecil (stent) dipasang untuk menjaga arteri tetap terbuka.
Hal ini akan mengembalikan aliran darah yang sempat terhenti sehingga kembali lancar menuju ke jantung.
3. Operasi bypass jantung
Prosedur operasi lain yang juga bisa dilakukan untuk mengatasi serangan jantung yaitu operasi bypass jantung.
Operasi ini biasanya dilaksanakan antara 3–7 hari setelah pasien mengalami serangan jantung.
Jarak waktu terjadinya serangan dan pelaksanaan operasi diperlukan untuk memastikan proses pemulihan jantung setelah mengalami serangan berlangsung dengan baik.
Operasi ini melibatkan pengambilan pembuluh darah sehat, seperti dari kaki, lengan, atau dada, kemudian menghubungkannya ke luar arteri yang tersumbat.
Hal ini bertujuan agar aliran darah bisa mengalir menuju jantung lewat bypass atau jalan pintas yang telah dibuatkan oleh dokter bedah jantung.
Saat aliran darah kembali lancar menuju ke jantung dan kondisi telah stabil, Anda akan diminta untuk tetap tinggal di rumah sakit hingga beberapa hari untuk observasi lebih lanjut.
Anda harus menghubungi ambulans atau mengunjungi Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat secepatnya bila merasakan gejala yang dicurigai sebagai serangan jantung.
Dengan penanganan yang segera, Anda memiliki peluang lebih besar untuk mengurangi risiko kerusakan pada jantung dan mempercepat proses pemulihan.
Kesimpulan
- Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung terhambat sehingga menimbulkan kerusakan otot jantung bila tidak segera ditangani.
- Beberapa jenis serangan jantung, seperti STEMI, NSTEMI, dan CAS, umumnya ditandai gejala nyeri dada yang menyebar ke rahang, pundak, dan lengan sebelah kiri.
- Penanganan untuk penyakit jantung ini, meliputi obat-obatan dan operasi, yang memiliki tujuan untuk mengembalikan aliran darah yang lancar ke jantung.
[embed-health-tool-heart-rate]