backup og meta

Jangan Gunakan Alkohol untuk Membersihkan Luka, Ini Bahayanya

Jangan Gunakan Alkohol untuk Membersihkan Luka, Ini Bahayanya

Sebelum menutup luka menggunakan perban atau plester, Anda perlu membersihkannya terlebih dulu guna mengurangi risiko infeksi. Penggunaan alkohol untuk membersihkan luka dipercaya efektif menghilangkan kotoran dan kuman penyebab infeksi.

Sementara di sisi lain, alkohol adalah zat kimia keras yang tidak boleh digunakan pada kulit secara sembarangan. Lantas, bolehkah menggunakan alkohol untuk membersihkan luka?

Efek penggunaan alkohol untuk luka pada jaringan kulit

Jaringan luka yang terbuka merupakan area sensitif dan rentan mengalami infeksi.

Oleh karena itu, Anda harus menanganinya sebaik mungkin, mulai dari membersihkan luka menggunakan bahan-bahan yang aman hingga menutupnya agar terhindar dari paparan kuman.

Alkohol memang cukup efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteri, tetapi ternyata zat ini terlalu keras jika digunakan sebagai pembersih luka.

Hal ini karena alkohol dapat menimbulkan sensasi terbakar dan merusak jaringan kulit yang sehat.

Dampak pemakaian alkohol dapat menimbulkan pembengkakan dan rasa gatal yang bisa salah dikenali sebagai gejala peradangan luka.

Selain itu, melansir Cleveland Clinic, alkohol bersifat mengeringkan permukaan kulit dan berpotensi menimbulkan reaksi iritasi.

Alih-alih mempercepat pemulihan, fungsi alkohol untuk luka justru akan membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih lama.

Hal yang sama juga berlaku pada cairan antiseptik yang mengandung hidrogen peroksida. Sama halnya dengan alkohol, hidrogen peroksida ampuh mencegah perkembangan kuman penyebab infeksi.

Akan tetapi, efek sampingnya dapat merugikan kulit karena senyawa ini membasmi habis seluruh komponen yang ada pada luka, termasuk sel-sel kulit yang sehat.

Jika menggunakan antiseptik dengan hidrogen peroksida untuk membersihkan luka selama masa pemulihan, zat kimia tersebut bisa ikut menghancurkan sel-sel kulit yang baru terbentuk.

Studi dari jurnal Medical Principles and Practice menyebutkan bahwa hidrogen peroksida memang dapat menjaga keseimbangan kimia yang mempercepat proses pemulihan luka.

Namun, penggunaan hidrogen peroksida ataupun alkohol untuk luka lebih aman dilakukan pada prosedur medis alias di bawah pengawasan dokter.

Cara membersihkan luka yang tepat dan aman

membersihkan luka diabetes dengan sabun

Pada perawatan luka, Anda tidak boleh melewatkan tahap membersihkan luka. Cara ini dapat mengurangi risiko infeksi bakteri dari luar sekaligus mempercepat pemulihan luka.

Tak perlu menggunakan alkohol atau cairan kimia apa pun, Anda cukup menggunakan air mengalir dan sabun untuk membersihkan luka.

Selain air mengalir, Anda juga bisa menggunakan cairan pembersih luka lainnya, seperti NaCL, chlorhexidine, atau povidone iodine.

Pastikan sebelum menyentuh luka untuk mencuci tangan agar steril. Begitu mengalami luka terbuka, segeralah siram luka di bawah air mengalir.

Usahakan untuk menghentikan perdarahan pada luka terlebih dulu sebelum mencucinya.

Sabun sebaiknya Anda gunakan untuk membersihkan area di sekitar luka secara perlahan. Hindari luka terkena sabun, terutama jika luka cukup dalam dan lebar.

Hal lain yang perlu dicermati saat merawat luka

Perawatan luka

Selain menghindari penggunaan alkohol sebagai pembersih luka, ada beberapa hal lain yang harus Anda cermati saat melakukan pertolongan pertama pada luka atau dalam proses perawatannya.

1. Menjaga area luka tetap lembap

Untuk menjaga kelembapan luka terbuka, Anda dapat mengoleskan tipis-tipis salep antiseptik yang mengandung povidone-iodine atau salep antibiotik, seperti neomycin, polymyxin B, and bacitracin.

Hal ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan, menghindari infeksi pada luka, dan mencegah perban menempel.

Kuman dapat berkembang biak dengan subur pada jaringan kulit yang sensitif seperti luka. Jadi, pastikan kebersihan luka terjaga dengan baik.

2. Jangan biarkan luka terkena udara terbuka

Tidak sedikit orang yang keliru membiarkan luka terkena udara terbuka agar lekas mengering.

Padahal, luka yang dibiarkan terbuka dapat terkena kuman dan kotoran sehingga meningkatkan kemungkinan infeksi.

Luka terbuka yang terus menerus terkena paparan udara juga bisa membuat luka lebih lama pulih.

Jadi, luka yang telah dibersihkan sebaiknya ditutup dengan perban atau plester agar tetap steril.

3. Hindari mengoleskan bahan yang tidak disarankan pada luka

Alkohol dan hidrogen peroksida hanyalah salah satu contoh bahan yang tidak direkomendasikan untuk membersihkan luka.

Produk-produk lain yang dapat melembapkan kulit dalam kondisi normal, seperti losion yang mengandung alkohol, juga harus dihindari.

Selain dapat meningkatkan risiko infeksi, produk-produk ini biasanya mengandung parfum yang menimbulkan iritasi.

Dibandingkan memakai losion, Anda bisa mengoleskan gel lidah buaya pada luka secara rutin untuk membantu proses pemulihan luka.

4. Rasa gatal tidak selalu menandakan luka telah sembuh

Rasa gatal biasanya muncul saat luka mulai mengering, tapi hal ini tidak selalu menandakan bahwa luka telah pulih.

Pada beberapa kasus, rasa gatal pada luka justru dapat menjadi tanda alergi terhadap salep antibiotik maupun perban yang digunakan.

Bila gatal bertambah parah atau terus berlanjut, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Kendati dapat membasmi kuman, penggunaan alkohol untuk membersihkan luka justru lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan manfaat.

Padahal, Anda hanya perlu menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik untuk membersihkan luka goresan atau berukuran kecil.

Cara ini cukup efektif untuk menjaga area luka tetap bersih sebelum ditutup dengan perban atau plester.

Ringkasan

Alkohol memang cukup efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteri, tetapi ternyata zat ini terlalu keras jika digunakan sebagai pembersih luka. Oleh karena itu, sebaiknya hindari untuk membersihkan luka dengan alkohol. Untuk membersihkan luka, Anda cukup menggunakan air mengalir dan sabun. Lalu agar cepat pulih, jaga area luka tetap lembap, jangan biarkan luka terbuka, serta hindari mengoleskan losion pada luka.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zhu, G., Wang, Q., Lu, S., & Niu, Y. (2017). Hydrogen Peroxide: A Potential Wound Therapeutic Target. Retrieved 13 May 2024, from https://karger.com/mpp/article/26/4/301/204295/Hydrogen-Peroxide-A-Potential-Wound-Therapeutic 

Author links open overlay panelBritta S. Leise DVM, Singer, A. J., Severyns, A. M., Wooley, R. E., Westgate, S. J., Carnwath, R., … Peter, F. W. (2018). Topical Wound Medications. Retrieved 13 May 2024, from https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0749073918300476?via%3Dihub 

(N.d.). Retrieved 13 May 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/cuts-and-grazes/ 

Cleveland Clinic. (2024). Wound Care: How to Care for an Open Wound or Cut. Retrieved 13 May 2024, from https://health.clevelandclinic.org/handling-injuries-from-small-cuts-to-serious-wounds 

Wound Care at Home: How to Clean a Wound. (n.d.). Retrieved 13 May 2024, from https://www.baystatehealth.org/articles/wound-care 

(N.d.). Retrieved 13 May 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/cuts-and-grazes/

Versi Terbaru

21/05/2024

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Saat Terbentur Benda Tumpul yang Keras, Ikuti Pertolongan Pertama Ini

Ini Alasan Anda Tak Boleh Lagi Pakai Odol untuk Luka Bakar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 21/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan