backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Kanker Tenggorokan

Ditinjau secara medis oleh dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk · Pembedahan Payudara · Rumah Sakit Kanker Dharmais


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/06/2022

    Kanker Tenggorokan

    Pertumbuhan sel kanker bisa menyerang tubuh bagian manapun termasuk tenggorokan. Seperti apa gejala, penyebab, dan pengobatan kanker tenggorokan? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

    Definisi kanker tenggorokan

    Kanker tenggorokan adalah jenis penyakit kanker yang berkembang di tenggorokan (faring), pita suara (laring), dan amandel (tonsil). Tenggorokan merupakan saluran berotot yang berada di belakang hidung dan berakhir di leher.

    Fungsi dari tenggorokan sendiri adalah memastikan proses makan dan bernapas dapat berjalan dengan baik, sehingga Anda tidak tersedak.

    Kemudian tepat di belakangnya terdapat tonsil (amandel), yang berfungsi sebagai bagian dari sistem imun dan sebagai organ yang mencegah benda asing masuk ke paru-paru.

    Tepat di bawah tenggorokan, terdapat pita suara yang berfungsi sebagai penghasil suara dan membantu kelancaran proses bernapas serta menelan.

    Sel yang terkena adalah sel epitel dari mukosa tenggorokan. Kanker tenggorokan terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

    • Kanker nasofaring: Kanker terletak di belakang hidung.
    • Kanker orofaring: Kanker terletak di belakang mulut antara nasofaring dan hipofaring, serta mencakup amandel.
    • Kanker hipofaring (kanker laringofaring): Kanker terletak di bagian bawah tenggorokan dan di atas kerongkongan atau laring.

    Sementara itu, kanker laring sendiri dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

    • Supraglotis: Kanker terletak pada bagian atas laring atau tulang rawan (epiglotis).
    • Glotis: Kanker terletak pada pita suara.
    • Subglottic: Kanker terletak pada bagian bawah pita suara.

    Seberapa umumkah kanker tenggorokan?

    Penyakit kanker ini termasuk kanker yang cukup umum menyerang masyarakat Indonesia. Dikutip dari situs Globocan tahun 2020, jenis kanker tenggorokan yang umum menyerang adalah kanker nasofaring, kanker laring (pita suara), dan kanker orofaring (kanker amandel/tonsil).

    Tercatat, kasus baru kanker nasofaring sebanyak 19.943 jiwa dengan angka kematian mencapai 13.339 jiwa. Kemudian, disusul dengan kasus baru kanker laring sebanyak 3.663 jiwa dengan kematian mencapai 2.146 jiwa.

    Ditambah dengan kasus baru kanker orofaring sebanyak 1.482 jiwa dan menyebabkan kematian 848 jiwa. Begitu juga dengan kasus baru kanker hipofaring, yakni kasus baru sebanyak 264 jiwa dan angka kematian mencapai 152 jiwa.

    Tanda dan gejala kanker tenggorokan

    Mendeteksi kanker tenggorokan pada stadium awal memang cukup sulit, mengingat beberapa ciri-ciri dan gejala yang ada terkadang menyerupai penyakit lainnya.

    Lebih parahnya lagi, Anda mungkin akan mengira gejala tersebut hanyalah penyakit yang kurang serius. Padahal sebenarnya kondisi yang Anda alami mungkin saja merupakan gejala kanker.

    Sebagai contoh, gejala kanker amandel (tonsil) yang hampir serupa dengan radang tenggorokan (tonsilitis). Keduanya, sama-sama menimbulkan gejala suara serak dan kesulitan menelan.

    Hanya saja radang tenggorokan akan sembuh dengan pemberian antibiotik. Beda dengan penyakit kanker yang tidak akan sembuh dengan pengobatan tersebut.

    Lebih jelasnya, gejala atau ciri-ciri orang yang terkena kanker pada tenggorokan, pita suara, atau amandel adalah:

    • Perubahan suara menjadi serak atau tidak bisa berbicara dengan jelas
    • Kesulitan menelan makanan maupun minuman
    • Terus mengalami batuk
    • Radang tenggorokan yang tidak kunjung hilang
    • Penurunan berat badan tanpa alasan
    • Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher
    • Telinga terasa nyeri

    Kemungkinan ada tanda maupun gejala kanker tenggorokan yang dirasakan oleh Anda namun tidak tercantum pada penjelasan di atas. Hal ini bisa terjadi karena tubuh setiap orang berbeda-beda dalam merespons suatu gangguan di tubuh.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Anda harus segera periksa ke dokter ketika mengalami gejala kanker tenggorokan yang disebutkan di atas. Terlebih jika gejala tidak juga membaik lebih dari 2 bulan, meskipun Anda melakukan pengobatan umum.

    Penyebab kanker tenggorokan

    Penyebab kanker tenggorokan adalah mutasi DNA dalam sel. DNA sendiri berisi perintah bagi sel untuk membelah, tumbuh, dan mati. Ketika mutasi terjadi, perintah sel di dalamnya akan mengalami kerusakan sehingga membuat sel bertindak abnormal.

    Sel akan terus membelah, terus tidak, dan tidak mati. Akibatnya, sel menumpuk membentuk jaringan abnormal yang Anda kenal sebagai tumor ganas. Sel-sel abnormal inilah yang seiring waktu dapat berubah menjadi kanker.

    Meskipun begitu, hingga kini tidak diketahui secara jelas apa yang menyebabkan mutasi DNA pada sel-sel di tenggorokan.

    Faktor risiko kanker tenggorokan

    Peneliti menemukan berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan seperti di bawah ini.

    1. Punya kebiasaan merokok dan minum alkohol

    Salah satu akibat buruk dari kebiasaan merokok atau menghirup asap rokok adalah meningkatkan risiko kanker di tenggorokan. Risikonya juga meningkat pada orang yang punya kebiasaan minum alkohol berlebihan.

    Alasannya karena rokok dan alkohol mengandung zat yang bersifat karsinogen, yakni bisa merangsang sel-sel tubuh menjadi abnormal.

    2. Pola makan buruk

    Pola makan yang buruk bisa memengaruhi asupan gizi. Jika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik, Anda punya risiko lebih tinggi terkena penyakit kanker ini.

    Kemungkinan besar ini berkaitan erat dengan kurangnya asupan vitamin, mineral, protein, dan serat yang penting untuk sel-sel tubuh.

    Sering minum air yang terlalu panas juga dikatakan bisa meningkatkan risiko kanker jenis ini, karena suhu yang terlalu panas bisa menyebabkan sel-sel terluka dan iritasi.

    3. Infeksi human papillomavirus (HPV)

    Infeksi virus HPV merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual. Bila Anda telah terjangkit virus ini, kemungkinan Anda untuk mengalami kanker laring, amandel, atau bagian tenggorokan lainnya semakin besar.

    4. Terpapar berbagai zat di tempat kerja

    Terpapar debu kayu, asap cat, dan bahan kimia tertentu yang digunakan dalam industri logam, minyak bumi, plastik, dan tekstil dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker pada laring, hipofaring, dan amandel.

    Diagnosis kanker tenggorokan

    Guna menegakkan diagnosis kanker tenggorokan, dokter akan meminta Anda melakukan serangkaian tes kesehatan seperti di bawah ini.

    • Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan berbagai gejala yang dialami oleh Anda. Kemudian, dokter juga akan memeriksa pembengkakan di leher sekaligus melihat riwayat kesehatan Anda dan anggota keluarga.
    • Endoskopi nasofaring atau laringoskopi. Prosedur ini dilakukan melihat bagian dalam tenggorokan secara detail sehingga dapat mendeteksi lokasi tumor dan ukurannya. Metodenya menggunakan endoskop atau laringoskop.
    • Biopsi. Prosedur mengambil jaringan kanker di dalam tenggorokan Anda untuk dilihat ke laboratorium dengan mikroskop.
    • Tes pencitraan. Tes kesehatan pelengkap ini dapat membantu melihat gambaran kondisi tenggorokan Anda, baik dengan MRI, USG, CT scan, atau PET scan.

    Apa saja stadium kanker tenggorokan?

    Setelah tes kesehatan di atas dilakukan, dokter dapat menentukan stadium kanker. Tujuannya untuk membantu dokter menentukan pengobatan yang tepat. Berikut penjelasan penentuan stadium (tahap) kanker pada tenggorokan dan penyebarannya:

    • Stadium I: tumor berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
    • Stadium II: tumor berukuran tidak lebih dari 4 cm dan belum mencapai kelenjar getah bening.
    • Stadium III: tumor lebih besar dari 4 cm, telah menyebar ke kelenjar getah bening di sisi leher. Tumor yang ada pada kelenjar getah bening tidak lebih dari 3 cm.
    • Stadium IV: tumor dapat berukuran berapa pun. Stadium IV terdiri dari A, B, dan C. Namun, stadium di mana telah terjadi penyebaran jauh adalah stadium IV C, seperti ke paru-paru.

    Pengobatan kanker tenggorokan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Penyakit kanker tenggorokan bisa disembuhkan dengan beberapa cara seperti di bawah ini.

    1. Operasi

    Operasi merupakan pengobatan kanker utama yang bertujuan untuk mengangkat sel kanker dari tubuh. Prosedur medis ini bisa dilakukan ketika endoskopi dilakukan.

    Namun, ada juga operasi lainnya yang direkomendasikan untuk mengobati kanker jenis ini, yaitu laringektomi (pengangkatan pita suara), tonsilektomi (pengangkatan tonsil), dan RND (radical neck dissection).

    2. Radioterapi

    Pengobatan lainnya adalah radioterapi, yakni menggunakan sinar radiasi/pengion untuk membunuh sel kanker.

    Pengobatan ini juga umumnya diberikan sebagai terapi adjuvant pasca operasi. Akan tetapi, pengobatan ini dapat juga digunakan sebelum operasi, sesudah operasi, atau sebagai terapi primer bersamaan dengan kemoterapi.

    3. Kemoterapi

    Cara menyembuhkan selanjutnya adalah kemoterapi, yakni pengobatan kanker mengandalkan obat-obatan. Selain mematikan sel kanker, obat-obatan yang diresepkan juga bisa membantu mengecilkan ukuran tumor.

    Kemoterapi umumnya digunakan secara bersamaan dengan radioterapi yang bertujuan untuk meningkatkan efek radiasi.

    Beberapa obat kemoterapi yang dapat digunakan, antara lain:

    Apa saja perubahan gaya hidup atau perawatan rumah untuk mengatasi kanker tenggorokan?

    Penerapan gaya hidup yang sehat merupakan bagian dari pengobatan rumahan untuk pasien kanker tenggorokan. Ini meliputi pemilihan makanan yang sehat bernutrisi, olahraga rutin, berhenti merokok dan minum alkohol.

    Pastikan Anda konsultasi lebih lanjut pada dokter jika Anda ingin menggunakan obat herbal tertentu untuk mengobati kanker yang diderita.

    Mencegah penyakit kanker tenggorokan

    Tidak ada cara yang 100% dapat mencegah kanker tenggorokan. Walaupun begitu, ahli kesehatan merekomendasikan untuk mengurangi berbagai risikonya, seperti:

    • Berhenti merokok dari sekarang dan sebaiknya hindari kerumunan orang yang sedang merokok. Selain itu, batasi konsumsi alkohol. Konsultasikan lebih dalam hal ini dengan dokter, jika Anda kesulitan berhenti dari kebiasaan tersebut.
    • Pilih makanan yang sehat dan bergizi, seperti buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Deretan makanan ini mengandung antioksidan dan vitamin yang bisa melindungi sel dari kerusakan.
    • Ikuti vaksin HPV dan praktikkan aktivitas seks yang sehat, seperti tidak oral sex.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Bob Andinata Sp.B (K) Onk

    Pembedahan Payudara · Rumah Sakit Kanker Dharmais


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan