backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Sakit Mata Merah Menular dari Tatapan? Ini Faktanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 13/07/2022

    Benarkah Sakit Mata Merah Menular dari Tatapan? Ini Faktanya

    Banyak yang bilang kalau sakit mata bisa menular melalui tatapan. Sakit mata yang biasanya ditandai dengan mata merah dan gangguan fungsi penglihatan sering kali menjadi alasan bagi Anda untuk menjauhi penderitanya. Lantas, apakah sakit mata menular melalui tatapan?

    Benarkah sakit mata menular dari kontak mata?

    Penyakit pada mata bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti virus, bakteri, alergi, hingga masuknya zat asing ke mata.

    Nah, saat seseorang mengalami sakit mata, bukan berarti Anda harus menjauhinya, loh.

    Pasalnya, sakit mata tidak menular langsung dari kontak mata dengan penderita, melainkan berasal dari kebersihan diri yang kurang terjaga.

    Dokter Mata dan Bedah Retina di RS PGI Cikini dr. Gilbert WS Simanjuntak, Sp.M(K) mengungkapkan bahwa sebenarnya kunci dari kesehatan mata dan tubuh adalah kebersihan.

    Jika benar sakit mata menular melalui pandangan seharusnya ia akan sering terpapar karena berhadapan langsung dengan pasien sakit mata.

    Pernyataan senada pun diutarakan oleh Dr. Jill Swartz dari GoHealth Urgent Care.

    Menurutnya, sakit mata menular karena sang penderita menyentuh matanya sendiri kemudian bersentuhan dengan orang lain.

    Akibatnya, ada infeksi virus atau bakteri yang akan dengan cepat berpindah ke orang lain.

    Melansir laman Mayo Clinic, sakit mata dapat terjadi di permukaan atau dalam struktur mata Anda yang lebih dalam.

    Biasanya, gejala sakit mata ditandai dengan mata merah, perih, gatal, hingga kehilangan penglihatan.

    Salah satu penyakit pada mata yang paling sering dikaitkan dengan kondisi ini adalah konjungtivitis atau peradangan pada konjungtiva.

    Konjungtivitis adalah kondisi ketika adanya peradangan atau infeksi pada membran transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata.

    Peradangan pada pembuluh darah di konjungtiva ini yang kemudian menjadi penyebab mata merah akibat konjungtivitis.

    Bagaimana mencegah penularan sakit mata?

    bercak merah pada mata

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, sakit mata menular sering kali disebabkan kurang menjaga kebersihan diri.

    Oleh karena itu, cara pencegahan yang tepat juga harus melibatkan aspek kebersihan, seperti di bawah ini.

    • Jangan sentuh mata menggunakan tangan secara langsung, apalagi mengucek mata.
    • Hindari berbagi barang pribadi, seperti handuk mandi, dengan orang lain.
    • Singkirkan terlebih dahulu produk kosmetik, terutama yang bersentuhan dengan mata.
    • Selalu mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah memegang sesuatu untuk menghindari infeksi virus dan bakteri.
    • Hindari berbagi kosmetik, lensa kontak, ataupun barang perawatan mata pribadi.
    • Selalu lepaskan lensa kontak pada malam hari dan ikuti petunjuk penggunaan kebersihan lensa.
    • Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan kacamata.
    • Sebaiknya tidak berenang terlebih dahulu bila Anda memiliki infeksi mata.

    Melakukan tindakan pencegahan penularan sakit mata sejak dini dapat membantu menjaga kesehatan penglihatan Anda.

    Penyakit pada mata yang sering kali dianggap tidak serius pun perlu segera ditangani supaya Anda tetap nyaman dan kesehatan mata tetap terjaga.

    Penanganan bagi penderita sakit mata menular

    cara pakai tetes mata untuk mata kering dan merah

    Terdapat beragam cara untuk mengatasi sakit mata. Tentunya, cara yang Anda pilih bergantung pada penyebabnya.

    Kendati begitu, secara umum, ada beberapa cara untuk mengobati sakit mata yang Anda alami, sebagai berikut.

    1. Obat tetes mata

    Sekitar setengah dari penderita sakit mata bisa sembuh dalam kurun waktu dua minggu tanpa perawatan medis.

    Biasanya, dokter hanya akan meresepkan obat tetes mata yang mengandung dekongestan atau antihistamin guna meredakan iritasi dan pembengkakan.

    Dosis pemberian obat tetes mata tergantung pada jenisnya. Selain obat tetes mata, salep juga biasa digunakan jika sakit mata konjungtiva terjadi pada bayi dan anak-anak.

    Penting untuk diketahui, penglihatan beberapa orang bisa menjadi buram setelah menggunakan obat tetes mata.

    Itu sebabnya, pastikan Anda tidak berencana melakukan hal-hal yang membahayakan diri dan orang lain setelah melakukan perawatan ini.

    2. Kompres mata

    Selain rutin menggunakan resep dari dokter, sebaiknya iringi juga dengan melakukan perawatan sendiri untuk meringankan gejala sakit mata menular dan mempercepat pemulihan.

    Salah satunya, yaitu mengompres mata dengan air dingin.

    Melansir situs American Academy of Ophthalmology, Anda hanya cukup menggunakan kantong berisi es dan letakkan di atas mata Anda selama 15-20 menit.

    Lakukan beberapa kali dalam sehari dan usapkan lembut pada mata yang tertutup.

    Sementara itu, Anda bisa menggunakan kompres air hangat sebagai obat alami untuk mengatasi gejala sakit mata yang bengkak karena bintitan.

    3. Operasi

    Operasi bukanlah pengobatan biasa untuk kondisi yang menyebabkan sakit mata, tetapi terkadang diperlukan.

    Contoh prosedur yang digunakan untuk mengobati sakit mata, di antaranya drainase cairan dari mata, donor mata, atau pembukaan jalur saluran air mata.

    Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai penanganan sakit mata menular.

    Kesimpulan

    Cara terbaik untuk mengobati banyak kondisi yang menyebabkan sakit mata adalah dengan membiarkan mata Anda beristirahat sejenak. Dokter mungkin meminta Anda untuk beristirahat dengan mata tertutup selama satu hari atau lebih. Pasalnya, menatap layar komputer atau televisi dapat membuat mata lelah dan memperparah kondisi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 13/07/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan