backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Detak Jantung Ektopik

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/10/2022

Detak Jantung Ektopik

Jantung manusia pada umumnya akan berdetak dalam irama yang teratur. Namun, denyut jantung bisa saja hilang atau malah meningkat secara tiba-tiba. Kelainan pada detak jantung ini dikenal dengan istilah detak jantung ektopik.

Apa itu detak jantung ektopik?

jenis jantung lemah

Detak jantung ektopik adalah salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang ditandai dengan hilangnya atau justru bertambahnya satu denyutan ekstra. 

Gangguan ini juga dikenal sebagai denyut jantung prematur. Karena gejalanya tersebut, orang awam lebih sering menyebutnya dengan detak jantung yang melompat.

Detak jantung normal pada orang dewasa berkisar 60–100 denyut per menit. Jantung biasanya akan berdetak lebih cepat saat Anda melakukan aktivitas berat, seperti olahraga.

Denyut jantung ektopik biasa terjadi tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. Perubahan denyut itu mungkin dapat disadari oleh pengidapnya ataupun tidak. 

Berdasarkan asalnya, terdapat dua jenis denyut jantung ektopik, yaitu kontraksi atrial prematur (PAC) dan kontraksi ventrikel prematur (PVC).

  • Kontraksi atrial prematur (premature atrial contraction/PAC): gangguan denyut jantung berasal dari serambi jantung (atrium).
  • Kontraksi ventrikel prematur (premature ventricular contraction/PVC): gangguan denyut jantung berasal dari bilik jantung (ventrikel).

Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak disebabkan oleh gangguan pada jantung.

Namun, bila Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh solusi terbaik.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Siapa saja dalam kelompok usia berapa pun dapat mengalami detak jantung ektopik. Namun, dikutip dari laman Cleveland Clinic, detak jantung ektopik umumnya lebih sering terjadi seiring dengan pertambahan usia.

Pada anak-anak, biasanya denyut jantung ektopik berasal dari serambi jantung dan tidak berbahaya. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini terjadi pada bilik bawah jantung.

Tanda dan gejala detak jantung ektopik

aritmia jantung

Beberapa orang tidak mengalami gejala detak jantung ektopik. Akan tetapi, orang lain mungkin merasakan gejala ketika mereka berbaring atau mencoba untuk tidur. 

Adapun beberapa gejala yang mungkin Anda rasakan akibat gangguan ini antara lain:

  • merasakan detak jantung tambahan, detak jantung melompat, atau berhenti sebentar,
  • irama jantung tidak beraturan (menjadi lebih cepat atau lebih lambat),
  • jantung berdebar (palpitasi),
  • tubuh terasa lemas, dan
  • pusing atau sakit kepala.

Kapan harus periksa ke dokter?

Pada kebanyakan kasus, detak jantung ektopik tidak berbahaya dan tidak disebabkan penyakit jantung maupun kondisi kesehatan lainnya. 

Jantung Anda biasanya bekerja dengan baik meski berdetak di luar ritme normal. Banyak orang tidak memerlukan perawatan untuk mengatasi kondisi ini.

Tubuh setiap orang berbeda dan gejala yang muncul tidak selalu sama. Apabila Anda merasa khawatir terhadap kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter. 

Penyebab detak jantung ektopik

Detak jantung ektopik merupakan hal yang umum dialami oleh ibu hamil. Hal ini karena tubuh dan sistem kardiovaskular mereka mengalami perubahan dalam suplai dan kebutuhan darah.

Baik pada ibu hamil atau bayi dalam kandungan dapat mengalami kondisi ini. Namun, secara umum ini tidak berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.

Beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan denyut jantung ektopik seperti berikut ini.

  • Konsumsi kafein, alkohol, makanan pedas, tinggi gula, dan lemak.
  • Kebiasaan merokok.
  • Melakukan aktivitas berat, seperti olahraga.
  • Memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas.
  • Efek samping obat-obatan umum, seperti antihistamin dan dekongestan.
  • Efek samping obat hipertensi, seperti hydralazine dan minoxidil.
  • Menggunakan narkotika, seperti kokain, heroin, ganja, dan amfetamin.
  • Sedang merasa stres, cemas, ataupun gugup.
  • Perubahan hormonal selama menopause.
  • Faktor risiko detak jantung ektopik

    Risiko terjadinya denyut jantung ektopik juga lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki kondisi berikut ini.

    • Riwayat keluarga dengan denyut jantung ektopik.
    • Pernah mengalami serangan jantung pada masa lalu.
    • Mengidap tekanan darah tinggi, gangguan katup jantung, atau infeksi pada otot jantung.

    Komplikasi detak jantung ektopik

    Secara umum, gangguan detak jantung prematur tidak menyebabkan munculnya komplikasi pada kesehatan jantung. 

    Namun, kondisi ini bisa menjadi tanda awal dari  berkembang gangguan jantung, seperti:

    • takikardia ventrikular, yang ditandai denyut jantung lebih cepat dan tidak beraturan, dan
    • aritmia, irama jantung tidak beraturan jadi terlalu cepat atau terlalu lambat.

    Diagnosis detak jantung ektopik

    elektrokardiogram ekg

    Selain mendiagnosis denyut jantung ektopik, pemeriksaan jantung juga bertujuan menemukan gangguan irama jantung lainnya.

    Pada kunjungan yang pertama, dokter akan menanyakan perihal gejala dan riwayat kesehatan pasien.

    Dokter akan merekomendasikan tes elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa ada-tidaknya gangguan irama dan sinyal listrik pada jantung.

    Jika hasil tes ini kurang menyakinkan, dokter bisa meminta pasien menggunakan monitor Holter untuk merekam denyut jantungnya selama 24 jam.

    Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan fungsi jantung lainnya, misalnya dengan echocardiogram, MRI, atau CT scan.

    Pengobatan detak jantung prematur

    Umumnya, dokter tidak melakukan tindakan khusus untuk mengatasi denyut jantung ektopik.

    Meski terjadi perubahan pada denyut jantung, tetapi jantung tetap bekerja semestinya. Gejala dari kondisi ini juga dapat menghilang dan membaik dengan sendirinya.

    Jika gejala sering terjadi dan memengaruhi aktivitas harian Anda, dokter bisa meresepkan obat aritmia seperti beta blocker untuk memperlambat denyut jantung dan membuatnya lebih teratur.

    Selain itu, dokter juga akan menganjurkan perubahan gaya hidup untuk membantu mengurangi gejala detak jantung ektopik pada sebagian orang.

    Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi kafein, alkohol, dan merokok. Anda juga bisa mencoba meditasi atau teknik relaksasi untuk membantu mengurangi stres.

    Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, silakan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan