Pernahkah Anda mendengar buah kawista? Tak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal buah ini karena budidayanya masih sangat jarang. Ternyata, buah ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Pernahkah Anda mendengar buah kawista? Tak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal buah ini karena budidayanya masih sangat jarang. Ternyata, buah ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.
Buah kawista adalah buah yang masih satu keluarga dengan jeruk. Buah ini memiliki nama ilmiah Limonia acidissima.
Buah kawista memiliki nama lain seperti wood apple atau bael fruit. Buah ini bisa ditemukan di India bagian selatan hingga Asia Tenggara, terutama di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
Beberapa wilayah di Indonesia memiliki nama tersendiri untuk menyebut buah ini.
Di Aceh, buah ini dikenal dengan nama buah batok. Di Kabupaten Rembang, buah ini diolah menjadi sirup yang dikenal dengan nama sirup kawis. Masyarakat Bima dan Dompu di NTB menyebutnya kawi.
Berikut kandungan buah kawista dalam 100 gram.
Buah ini juga mengandung berbagai fitonutrien atau senyawa khas tanaman, seperti flavonoid, asam fenolik, tannin, dan coumarin.
Inilah beragam potensi khasiat buah kawista.
Manfaat buah kawista sudah dikenal sejak lama untuk mengatasi gangguan pencernaan diare.
Buah ini mengandung minyak esensial yang kaya akan jenis fitonutrien, seperti flavonoid, sterol, dan coumarin.
Kandungan ini berpotensi melawan beberapa jenis bakteri penyebab diare dan disentri, seperti Streptococcus faecalis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Enterobacter cloacae.
Meski begitu, sebagian besar penelitian masih menggunakan ekstrak minyak esensial buah dan diuji pada laboratorium, bukan mengamati konsumsi buah pada pasien diare langsung.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Pharmacognosy Journal (2011), mencoba melihat apakah buah kawista dapat membantu pengelolaan diabetes.
Ternyata, penelitian tersebut menemukan bahwa buah ini dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus.
Peneliti menduga bahwa kandungan tanin, coumarin, dan flavonoid berperan untuk merangsang produksi hormon insulin atau hormon penurun gula darah.
Namun perlu diingat juga, penelitian ini belum dilakukan pada manusia. Studi ini bahkan menegaskan bahwa efeknya tidak sebaik obat diabetes metformin.
Manfaat buah kawista memberikan berbagai zat gizi yang bersifat antioksidan, di antaranya flavonoid, vitamin C, asam fenolik, dan alkaloid.
Antioksidan berguna untuk merusak atau menghambat pembentukan radikal bebas. Diketahui, radikal bebas bisa merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Untuk itu, Anda bisa mengonsumsi buah ini untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.
Manfaat buah kawista juga berpotensi untuk mengatasi hipertensi.
Studi terbitan Indo American journal of Pharmaceutical Research (2017) mengamati bahwa pemberian ekstrak buah ini pada tikus ternyata memicu buang air kecil.
Selanjutnya, kadar natrium pada tikus pun terbuang melalui urine. Natrium inilah yang membuat tekanan darah meningkat.
Lagi-lagi, manfaat buah untuk hipertensi ini masih dilakukan pada tikus sehingga keampuhannya masih harus diteliti lebih lanjut.
Buah kawista dikenal sebagai penurun demam (antipiretik) dan pereda nyeri (analgesik).
Uji coba pada tikus menemukan bahwa ekstrak kawista bisa menghambat senyawa cyclooxygenase.
Senyawa ini memicu peradangan sehingga menyebabkan Anda demam dan nyeri. Meski demikian, belum jelas kandungan apa yang bisa memberikan manfaat ini.
Khasiat buah kawista membantu melindungi kulit dari paparan radikal bebas. Pasalnya, buah ini mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti vitamin C, flavonoid, dan asam fenolik.
Radikal bebas kerap ditemukan pada paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Akibatnya, timbul tanda-tanda penuaan, seperti kulit kendur dan keriput.
Selain itu, vitamin juga berperan penting untuk memproduksi kolagen di kulit. Kolagen adalah protein kulit yang membuat kulit kencang.
Kawista merupakan asupan kaya serat yang membantu memadatkan feses. Selain itu, serat juga menyerap air dan membentuk gel di feses agar tetap lunak.
Cara kerja ini membuat feses mudah keluar sehingga sembelit pun berkurang.
Sembelit harus diatasi sesegera mungkin. Jika tidak, Anda akan mengejan terlalu keras. Hal ini bisa mengakibatkan wasir hingga anus robek.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar