Daun ungu adalah tanaman asli dari Papua Nugini yang bisa ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Tanaman ini memiliki senyawa khas tanaman (fitonutrien) yang berpotensi menjadi obat herbal.
Apa itu daun ungu?
Daun ungu (Graptophyllum pictum) adalah tanaman yang biasanya dibudidayakan menjadi tanaman hias.
Umumnya, daun ini mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan tumbuh di wilayah yang lembap dan hangat.
Sesuai dengan namanya, warna tanaman ini ungu. Selain “daun ungu”, ada beberapa istilah yang lumrah dijumpai di Indonesia. Inilah nama lain yang dibagi berdasarkan wilayah di Indonesia.
- Jawa: demung, tulak, wungu.
- Ternate: kadi-kadi, kobi-kobi.
- Ambon: daun putri.
- Sunda: handeuleum.
- Madura: karotong.
Selain tampak keunguan, ciri-ciri lain daun ini adalah berhelai tipis dengan bentuk bulat telur berujung runcing.
Kulit dan daunnya pun bisa berlendir dengan mengeluarkan aroma tak sedap.
Kandungan daun ungu
Manfaat daun ungu tentu berasal dari kandungan senyawa khusus tanaman bernama fitonutrien.
Kandungan fitonutrien pada daun ini terdiri dari:
- flavonoid,
- steroid,
- tanin,
- coumarin,
- saponin,
- anthraquinone, dan
- fenolik.
Daun ungu mengandung pigmen alami yang terdiri dari antosianin dan karotenoid. Kedua zat inilah yang membuat daun ini tampak ungu kemerahan.
Manfaat daun ungu untuk kesehatan
Ada beberapa khasiat daun ungu yang berpotensi menjadi obat untuk berbagai keluhan. Inilah potensi kegunaan berdasarkan masalah kesehatan yang muncul.
1. Ambeien
Di Indonesia, daun ini memang dikenal sebagai obat herbal untuk ambeien. Daun ini digunakan dengan cara meminum air rebusannya.
Kutipan dari Laporan Akhir Penelitian untuk Observasi Klinik Formula Jamu untuk Hemoroid menyebutkan bahwa minum 9 – 10 gram air rebusan daun ungu bisa mengurangi gejala wasir, seperti nyeri, perdarahan, dan panas pada anus.
Tak hanya itu, daun ini juga disebutkan memiliki efek analgesik dan antiradang yang bisa mengurangi rasa nyeri pada anus.
Namun, laporan tersebut mengutip hasil studi yang tidak diketahui seperti apa metode penelitiannya dan kapan eksperimen dilakukan.
Meski demikian, hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Ethnopharmacology (2022) mengamati bahwa manfaat daun ungu untuk wasir diduga berasal dari kandungan flavonoid dan tanin.
Kandungan pada pengobatan alternatif ini bekerja sebagai antiradang sehingga berpotensi mengurangi gejala perdarahan, nyeri, dan kekambuhan wasir.
2. Plak gigi
Tidak hanya terkenal untuk wasir, manfaat daun ungu berpotensi untuk mengurangi terbentuknya plak gigi.
Riset terbitan Acta Medica Philippina (2021) menemukan bahwa larutan ekstrak daun dengan konsentrasi sebesar 6,25% bisa melawan bakteri penyebab plak gigi, yaitu Streptococcus mutan.
Manfaat ini berasal dari senyawa dalam tanaman ungu, seperti:
- triterpenoid,
- alkaloid,
- glycoside,
- flavonoid,
- saponin, dan
- tanin.
Studi ini mengamati bahwa dengan konsentrasi tersebut, seluruh senyawa bisa menghancurkan dinding sel bakteri sehingga bakteri bisa mati.
Namun, eksperimen ini masih melakukan pengujian pada bakteri yang sudah disiapkan di laboratorium.
Efek daun sebagai bahan alami untuk memutihkan gigi manusia masih belum diketahui sepenuhnya.
3. Kolesterol tinggi
Manfaat daun ungu mungkin bisa menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.
Hal ini dikarenakan kandungan steroid berupa fitosterolnya bisa menurunkan penyerapan kolesterol dari makanan.
Selain itu, daun ini kaya akan serat yang bisa mengikat kolesterol dan membuangnya melalui feses.
Meski demikian, sebaiknya Anda tidak menggunakan daun ini sebagai satu-satunya obat herbal untuk kolesterol.
Pasalnya, studi terakhir yang memperlihatkan manfaat ini baru melakukan eksperimen pada hewan dan dilakukan belasan tahun lalu.
Jadi, mungkin ada metode yang lebih mutakhir dan bisa memengaruhi hasil penelitian terdahulu.
4. Kerusakan ginjal akibat obat
Studi terbitan Iranian Journal of Basic Medical Sciences (2015) mengamati bahwa pemberian daun ungu berpotensi melindungi kerusakan ginjal akibat pemakaian obat gentamicin yang tidak terkontrol.
Diketahui, penggunaan obat tak terkontrol tersebut ternyata rentan meningkatkan radikal bebas pada ginjal sehingga rentan mengalami kerusakan.
Studi ini menunjukkan adanya penurunan senyawa-penanda radikal bebas di dalam ginjal setelah pemberian ekstrak daun.
Kadar kreatinin dan urea pun ikut berkurang pada urine. Kedua kadar ini merupakan indikasi bila ginjal mengalami kerusakan.
Penelitian ini memperlihatkan kandungan flavonoid dalam daun ungu bisa menangkal radikal bebas yang menjadi penyebab kerusakan ginjal.
Meski begitu, Anda tidak bisa mengandalkan daun ini sebagai satu-satunya obat herbal untuk ginjal.
Studi ini masih diujicobakan pada tikus dan sediaan ekstrak daun mungkin tidak sesuai dengan yang ada di pasaran.
5. Gula darah tinggi
Kandungan fitonutrien, seperti saponin, tanin, dan flavonoid membantu menurunkan kadar gula darah dan bersifat antioksidan.
Sifat ini berpotensi mengurangi faktor risiko timbulnya diabetes.
Selain itu, orang dengan gula darah tinggi dan diabetes umumnya memiliki kadar keasaman darah yang tinggi dan membahayakan pasien.
Studi terbitan African Journal of Biotechnology (2010) menemukan bahwa ekstrak daun ungu bisa mengurangi keasaman darah.
Kandungan fitonutrien ini bersifat basa sehingga bisa mengurangi keasaman darah pasien diabetes.
Lagi-lagi, studi obat herbal untuk diabetes ini hanya diujicobakan pada tikus sehingga potensinya untuk diabetes pada manusia perlu diketahui lebih lanjut.
Cara pemakaian daun ungu
Cara pemakaian biasanya dengan meminum air rebusannya.
Pastikan Anda sudah membersihkan daun sebelum merebusnya agar terhindar dari kotoran yang bisa memicu masalah kesehatan lainnya.
Anda juga bisa mengonsumsinya dalam bentuk suplemen. Selalu baca petunjuk pemakaian yang tertera pada label sebelum meminumnya.
Efek samping daun ungu
Meski ada berbagai potensi kesehatan dari obat herbal ini, ada pula beberapa bahaya konsumsi daun ungu yang mungkin Anda rasakan.
Memang, hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang efek samping daun secara spesifik.
Namun, Anda perlu mewaspadai bahaya penggunaan obat herbal yang bisa muncul berikut ini.
1. Reaksi alergi
Tak dapat dipungkiri bila bahan alami bisa memicu reaksi alergi, tak terkecuali daun ungu.
Reaksi ini bisa muncul dengan ciri-ciri kulit gatal, kemerahan, dan bentol-bentol.
Dalam kondisi yang lebih parah, reaksi alergi bisa memicu anafilaksis atau alergi yang mengancam nyawa.
Tanda-tanda yang muncul, di antaranya pingsan, sesak napas, dan pembengkakan area wajah dan saluran pernapasan.
2. Anemia
Selain itu, kandungan flavonoid berupa katekin mungkin meningkatkan risiko anemia.
Hal ini dikarenakan katekin bisa memicu pemecahan sel darah merah sehingga kadar sel darah merah dalam tubuh bisa berkurang.
3. Insomnia
Ada beberapa kasus yang melaporkan bahwa bahaya konsumsi daun ungu bisa menyebabkan insomnia.
Hal ini dikarenakan kandungan flavonoid bisa mengurangi waktu tidur Anda.
Meski demikian, studi yang meneliti flavonoid dan waktu tidur ini mengamati kandungan flavonoid pada sayur dan buah, bukan daun ungu. Terlebih, cara kerjanya masih belum diketahui sepenuhnya.
Daun ungu merupakan obat herbal yang berpotensi mengatasi dan mengurangi gejala penyakit.
Meski begitu, hindari menghentikan pengobatan dokter atau menggunakan daun ini menjadi satu-satunya pengobatan.
Pasalnya, obat herbal ini masih membutuhkan riset lebih lanjut agar efektivitasnya benar-benar terbukti. Pastikan Anda cek produk agar tidak membeli obat herbal yang berbahaya.
Konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi daun ini.
Rangkuman
- Manfaat daun ungu yang paling terkenal adalah untuk mengurangi gejala wasir.
- Sediaan daun yang beredar adalah suplemen atau teh herbal.
- Flavonoid merupakan kandungan yang memberikan sebagian besar manfaat.
- Belum ada penelitian lebih lanjut tentang interaksi daun dengan obat-obatan lainnya.
- Sebagian besar riset manfaat daun masih diuji coba pada tikus.
[embed-health-tool-bmi]