backup og meta

Fakta-Fakta tentang Kebersihan Gigi yang Wajib Anda Ketahui

Fakta-Fakta tentang Kebersihan Gigi yang Wajib Anda Ketahui

Anda mungkin sudah tahu bahwa sikat gigi rutin dua kali sehari sangat penting untuk menjaga kebersihan gigi. Lalu, adakah hal lain yang harus dilakukan? Nah, ternyata ada banyak fakta tentang gigi dan kebersihannya yang mungkin belum Anda ketahui.

Ragam fakta menarik tentang kebersihan gigi

Salah satu bagian penting dalam tubuh manusia ialah gigi. Bagian dari rongga mulut ini berfungsi untuk mengunyah dan mencerna makanan setiap harinya.

Bukan hanya itu, gigi juga membantu meningkatkan estetika dan proses berbicara. Sayangnya, banyak orang belum sadar akan kondisi kesehatan giginya.

Berikut ini merupakan beberapa fakta menarik tentang kebersihan gigi yang perlu Anda ketahui.

1. Sikat gigi bukan alat pembersih utama gigi

bentuk dan fungsi sikat gigi

Mungkin selama ini Anda mengira bahwa menyikat gigi ampuh menghilangkan plak dan kotoran pada gigi. Sayangnya, fakta tentang gigi ini tidak sepenuhnya benar.

Plak pada lapisan enamel/email gigi disebabkan oleh penumpukan bakteri mulut. Bakteri akan berkembang biak jika ada asupannya, yakni kandungan gula pada sisa makanan yang menempel pada gigi.

Seiring waktu, gula dari sisa makanan dan bakteri yang menempel ini akan berubah menjadi asam laktat. Asam laktat dapat menurunkan pH mulut, bahkan hingga level kritis (5,5).

Sifat asam ini akan menyebabkan demineralisasi email (hilangnya mineral dari lapisan email) yang berlanjut menjadi karies gigi atau gigi berlubang

Tahukah Anda bahwa hanya air liur yang dapat membersihkan serta menetralkan asam pada gigi? Ya, menyikat gigi bukanlah cara utama untuk membersihkan gigi Anda. 

Faktanya, air liur akan membantu membilas asam dan mengurangi proses pengasaman pada rongga mulut. Cairan ini juga memiliki efek baik untuk melawan bahaya gula pada gigi.

Mulut kering dan kurangnya air liur bisa menandakan masalah yang mengancam kebersihan gigi. Oleh sebab itu, sering-seringlah minum air agar produksi air liur tercukupi.

2. Kebiasaan ngemil memicu kerusakan gigi

Berbagai camilan yang Anda konsumsi, seperti kue, biskuit, permen, hingga keripik, biasanya mengandung karbohidrat dan gula dalam jumlah yang cukup tinggi. 

Sayangnya, karbohidrat dan gula akan menghasilkan asam pada lapisan gigi paling luar. Nah, kebiasaan ngemil ini dapat menyebabkan gigi berlubang dalam waktu yang singkat.

Faktanya, tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk membersihkan gula dari gigi dan mulut. Selama itu pula, bakteri pada gigi sangat aktif mengubah gula menjadi asam. 

Setelahnya, asam dapat dinetralkan oleh air liur. Namun, bila Anda terus-menerus memakan camilan, gigi tidak akan mampun menetralisasi kadar keasaman dalam mulut. 

Pada akhirnya, plak yang terbuat dari asam akan menyebabkan demineralisasi gigi. Lagi-lagi, dampaknya ialah penyakit pada gigi Anda.

3. Fluoride tidak selalu baik untuk kesehatan

sodium fluoride

Berbagai produk perawatan gigi, baik pasta gigi dan obat kumur, mengandung fluoride. Ini merupakan mineral penting yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut Anda.

Sebagian orang mungkin menggunakan pasta gigi ber-fluoride dalam jumlah lebih besar supaya gigi lebih kuat dan putih bersinar. Padahal, fakta tentang gigi ini tidak seindah demikian.

Kadar fluoride yang terlalu tinggi malah dapat merusak kesehatan dan kekuatan tulang gigi. Pada anak-anak, asupan fluoride berlebihan bisa menyebabkan fluorosis gigi.

Apabila Anda tak sengaja menelan pasta gigi dalam jumlah besar, fluoride bisa meracuni tubuh dan menimbulkan gejala, mulai dari mual, muntah, hingga sakit kepala.

Kadar fluoride yang terlalu tinggi juga berdampak serius bagi kesehatan, seperti menghambat penyerapan kalsium dan menyebabkan masalah pada tulang.

4. Tidak perlu berkumur setelah menyikat gigi

Fakta menarik tentang gigi ini mungkin berbanding terbalik dengan kebiasaan Anda sehari-hari.

Sehabis menyikat gigi dengan pasta gigi, banyak orang langsung berkumur untuk membersihkan sisa-sisa busa di mulut. 

Dr. Nigel Carter, CEO dari Oral Health Foundation, menyarankan agar sebisa mungkin Anda tidak berkumur dengan air setelah menggosok gigi. Mengapa demikian?

Kandungan fluoride dalam pasta gigi akan bekerja lebih baik kalau tidak dibilas. Fluoride akan menempel pada gigi selama 20–30 menit setelah Anda menyikat gigi.

Tidak jarang, hal ini akan menimbulkan rasa jorok atau jijik. Sebenarnya, tak ada salahnya juga untuk tetap berkumur setelah menyikat gigi.

Namun, ini lebih cocok dilakukan jika Anda menggunakan pasta gigi berbentuk gel atau menjalani prosedur fluoride varnish yang mana hanya bisa dilakukan oleh dokter dan ahli.

5. Kesehatan tubuh tercermin dari kesehatan gigi

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut

Penyakit periodontal, yang terdiri dari radang gusi (gingivitis) dan infeksi gusi (periodontitis), cukup umum terjadi pada orang dewasa yang berusia 35–44 tahun.

DIkutip dari Mayo Clinic, kerusakan gigi dan infeksi mulut sering kali dikaitkan dengan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, gangguan paru-paru, stroke, dan diabetes.

Fakta menarik lainnya tentang kebersihan gigi yaitu kesehatan mulut merupakan cerminan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan

Orang yang memiliki penyakit gusi umumnya berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit lainnya.

Bahkan, ibu hamil yang mengalami penyakit periodontal lebih berisiko mengalami komplikasi, seperti preeklampsia, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Itulah sebabnya, sangat penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Upaya sederhana ini dapat mencegah komplikasi serius yang mungkin terjadi.

Bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut?

  • Menyikat gigi rutin dua kali sehari selama dua menit dengan sikat berbulu lembut dan pasta gigi ber-fluoride.
  • Gunakan benang gigi (flossing) dan obat kumur untuk menghilangkan sisa makanan.
  • Ganti sikat gigi setiap 3–4 bulan sekali, atau lebih cepat bila bulu sikat rusak.
  • Konsumsi makanan sehat dan batasi makanan atau minuman manis.
  • Berhenti merokok atau menggunakan produk tembakau lainnya.
  • Lakukan pemeriksaan gigi secara rutin setiap enam bulan sekali.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Oral health: A window to your overall health. Mayo Clinic. (2021). Retrieved 19 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/dental/art-20047475

“Spit don’t rinse” for better oral health. Oral Health Foundation. (2016). Retrieved 19 October 2022, from https://www.dentalhealth.org/news/spit-dont-rinse-for-better-oral-health

Zimmerman B, Shumway KR, Jenzer AC. (2022). Physiology, Tooth. StatPearls Publishing. Retrieved 19 October 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538475/

Nazir, M., Al-Ansari, A., Al-Khalifa, K., Alhareky, M., Gaffar, B., & Almas, K. (2020). Global prevalence of periodontal disease and lack of its surveillance. The Scientific World Journal, 2020, 1–8. https://doi.org/10.1155/2020/2146160

Ullah, R., Zafar, M. S., & Shahani, N. (2017). Potential fluoride toxicity from oral medicaments: A review. Iranian journal of basic medical sciences, 20(8), 841–848. https://doi.org/10.22038/IJBMS.2017.9104

Srinivas, S. K., & Parry, S. (2012). Periodontal disease and pregnancy outcomes: Time to move on? Journal of Women’s Health, 21(2), 121–125. https://doi.org/10.1089/jwh.2011.3023

Versi Terbaru

25/10/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh drg. Mayya Nailullathifah

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Asam Mefenamat untuk Sakit Gigi, Apa Lebih Baik dari Paracetamol?

7 Cara Mudah untuk Mencegah Timbulnya Karang Gigi


Ditinjau secara medis oleh

drg. Mayya Nailullathifah

Gigi · Klinik Gigi Joy Dental


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan