Banyak orang beralih ke vape atau rokok elektrik karena menganggapnya lebih aman daripada rokok biasa. Meski begitu, bahaya rokok elektrik belum tentu lebih ringan. Anda justru berisiko mengalami berbagai masalah gigi dan mulut akibat vape.
Mengenal kandungan liquid vape atau rokok elektrik
Vape adalah rokok elektrik yang mengeluarkan uap air, bukan asap seperti rokok kretek. Uap ini berasal dari liquid atau cairan yang dipanaskan pada perangkat rokok elektrik.
Pada dasarnya, vape tidak lebih sehat daripada rokok kretek. Ini karena dalam liquid vape juga terkandung nikotin dan senyawa kimia lain.
Nikotin merupakan salah satu zat yang sering ditemui pada rokok dan dapat memicu efek kencanduan terhadap senyawa lainnya.
Di samping itu, rasa pada cairan vape juga mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun, seperti formaldehida dan asetaldehida.
Terdapat tiga kandungan utama dalam cairan vape atau rokok elektrik, yakni propilen glikol atau gliserin, nikotin, dan penambah rasa.
- Propilen glikol atau gliserin: zat yang berfungsi memproduksi uap air.
- Nikotin: zat adiktif pada vape yang ditemukan dalam kadar yang yang berbeda-beda, biasanya sekitar 0–100 mg/mL dalam satu rokok elektrik.
- Penambah rasa: zat yang membuat vape atau rokok elektrik punya cukup banyak rasa, seperti cokelat, vanila, atau buah-buahan yang diminati oleh berbagai kalangan.
Dalam sejumlah penelitian, liquid vape juga mengandung senyawa karsinogen (pemicu kanker) lain yang disebut tobacco-specific nitrosamine (TSNA) meski dalam jumlah yang sedikit.
TSNA umum ditemukan pada tembakau atau rokok kretek. Perlu diketahui bahwa makin tinggi kadar nikotin, makin tinggi pula kadar TSNA pada rokok.
Selain TSNA, juga ditemukan kandungan senyawa logam berat, seperti kromium, nikel, dan timah dalam liquid vape atau rokok elektrik.
Berbagai masalah gigi dan mulut akibat vape
Tanpa disadari, penggunaan vape atau rokok elektrik secara terus-menerus bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang yang memengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Berikut ini beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut akibat vape yang perlu Anda perhatikan.
1. Mulut kering
Paparan uap air dari propilen glikol atau gliserin dalam vape secara terus-menerus pada rongga mulut bisa menyebabkan mulut kering.
Berkurangnya kelembapan dalam mulut ini juga sekaligus meningkatkan risiko gangguan mulut lain, seperti gigi berlubang, bau mulut, dan sariawan.
Untuk mengatasinya, Anda bisa berkumur atau minum air putih setelah menggunakan vape.
2. Gigi kuning
Masalah gigi akibat vape lainnya yakni perubahan warna gigi. Kandungan nikotin pada vape bisa menempel pada lapisan email gigi dan membuat gigi kuning.
Sebuah studi dalam jurnal BMC Public Health yang melibatkan 6.000 orang dewasa di Inggris menemukan ada sekitar 28% perokok yang mengalami perubahan warna gigi.
Kondisi gigi kuning ini bahkan berlangsung 15% lebih cepat dan lebih pekat daripada orang yang tidak merokok sama sekali.
3. Penyakit gusi (periodontitis)
Rongga mulut lebih cepat sembuh daripada bagian tubuh lainnya. Namun, trauma berulang kali bisa menimbulkan masalah pada rongga mulut, salah satunya penyakit gusi (periodontitis).
Sebuah penelitian dalam jurnal iScience menunjukkan bahwa 43% orang yang sering memakai vape atau rokok elektrik mengalami penyakit gusi dan infeksi mulut.
Hal ini dapat terjadi karena paparan nikotin dan uap dari vape bisa membuat jumlah bakteri di dalam mulut menjadi berlebih dan tidak terkontrol.
4. Kanker mulut
Penggunaan vape atau rokok elektrik jangka panjang juga punya risiko cukup serius. Masalah kesehatan mulut akibat vape ini bisa memicu terjadinya stres oksidatif.
Kondisi ini pada umumnya terjadi akibat paparan karsinogen atau zat pemicu kanker, seperti formaldehida dan asetaldehida terus-menerus.
Akibatnya, terjadi peradangan dan kerusakan DNA dalam tubuh yang meningkatkan risiko terkena kanker mulut pada sebagian orang.
Ikhtisar
Vape atau rokok elektrik mengandung propilen glikol atau gliserin, nikotin, dan penambah rasa. Berbagai zat ini bisa meningkatkan risiko masalah gigi dan mulut, seperti mulut kering, gigi kuning, infeksi dan penyakit gusi, hingga kanker mulut.
Bahaya vape untuk kesehatan lainnya
Selain berdampak pada mulut dan gigi, ada berbagai bahaya vape yang perlu Anda waspadai yakni terpengaruhnya perkembangan otak.
Orang yang kecanduan nikotin dari rokok elektrik lebih rentan mengalami gangguan kognitif dan perilaku, salah satunya pada ingatan dan perhatian mereka terhadap suatu hal.
Nikotin pada vape atau rokok elektrik juga bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan jantung, sama halnya seperti yang diakibatkan rokok kretek.
Jadi, bila Anda memakai vape terus-menerus, tentu risiko masalah kesehatan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan serangan jantung makin meningkat.
Berhenti merokok dalam bentuk apa pun jadi cara paling aman untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan tersebut.
Apabila Anda kesulitan dalam berhenti merokok, konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh metode dan terapi medis yang tepat.