Urine Anda mengandung air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, garam, dan zat lain yang dibuang dari tubuh. Namun, urine beberapa orang bisa mengandung gula. Kondisi ini dikenal dengan glikosuria.
Penasaran dengan kondisi ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Apa itu glikosuria?
Glikosuria adalah kondisi ketika urine mengandung gula. Padahal, normalnya ginjal akan menyerap gula kembali ke pembuluh darah, bukan dikeluarkan melalui urine.
Kondisi ini sering kali terjadi jika seseorang memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi atau disebut juga hiperglikemia.
Terkadang, hal ini bisa terjadi meski kadar gula darah normal atau bahkan rendah. Kondisi ini dikenal dengan sebutan glikosuria ginjal dan kondisi ini sangat jarang terjadi.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Adanya glukosa pada urine adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada pasien diabetes atau penyakit ginjal.
Meski begitu, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang dengan faktor risiko tertentu. Untuk menurunkan risikonya, konsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Tanda dan gejala glikosuria
Umumnya, gejala akan bergantung pada penyebabnya dan tidak selalu ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.
Bahkan, glikosuria ginjal bisa menunjukkan hasil negatif pada kadar gula darah tetapi justru positif pada urine. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak mengalami gejala apapun.
Namun, jika glikosuria disebabkan kadar gula darah yang tinggi, misal pada kondisi diabetes, Anda dapat mengalami gejala sebagai berikut.
- Terus haus atau mengalami dehidrasi.
- Mudah lapar.
- Buang air kecil lebih sering, dan kadang tidak bisa ditahan.
Jika kondisi tersebut merupakan tanda dari diabetes tipe 2, Anda mungkin juga mengalami gejala berikut ini.
- Penurunan berat badan secara drastis.
- Kelelahan.
- Penglihatan terganggu.
- Luka yang tidak sembuh-sembuh.
- Kulit menjadi gelap di lipatan leher, ketiak, dan lainnya.
Penyebab glikosuria
Berikut berbagai penyebab adanya glukosa pada urine yang mungkin terjadi pada Anda.
- Diabetes melitus. Terjadi karena kurangnya hormon insulin dalam darah meningkatkan kadar glukosa. Bila ada terlalu banyak glukosa dalam darah, ginjal tidak dapat menyerap kembali gula tersebut ke dalam aliran darah, sehingga sebagian akan dikeluarkan melalui urine.
- Diabetes gestasional. Kondisi gula darah tinggi di atas normal pada masa kehamilan.
- Diet tinggi gula. Diet ini mengarah pada konsumsi makanan dan minuman manis yang terlalu sering.
- Kondisi hiperglikemia. Kondisi gula darah tinggi yang disebabkan kondisi medis lain selain diabetes melitus, misalnya sirosis hati, hipertiroidisme, sindrom Cushing.
- Renal glikosuria. Suatu kondisi yang sangat jarang di mana terjadi mutasi genetik sehingga ginjal mengeluarkan gula secara berlebih.
- Penyebab lain. Penggunaan obat diabetes tertentu, misalnya empagliflozin, dapagliflozin, yang memang bekerja dengan mengeluarkan glukosa melalui urine
Faktor-faktor risiko glikosuria
Semua orang bisa saja mengalami kondisi ini, termasuk Anda.
Akan tetapi, orang dengan kondisi tertentu seperti diabetes melitus, ibu hamil, atau memiliki masalah ginjal terkait genetik lebih mungkin mengalaminya.
Diagnosis
Glikosuria dapat didiagnosis dengan beberapa cara, tetapi urinalisis (pemeriksaan urine) adalah pendekatan yang paling umum dilakukan dokter.
Untuk tes ini, dokter akan meminta Anda untuk buang air kecil dalam cangkir. Di laboratorium atau di klinik, strip tes akan dicelupkan ke dalam urine.
Teknisi lab akan dapat menentukan apakah kadar glukosa urine menunjukkan glikosuria atau tidak.
Dokter mungkin juga merekomendasikan tes gula darah puasa. Kadar gula darah puasa yang normal adalah kurang dari 100 miligram per desiliter (mg/dL).
Kadar gula darah pradiabetes puasa biasanya antara 100-125 mg/dL, sementara kadar gula darah puasa pada pasien diabetes biasanya lebih dari 126 mg/dL.
Dalam 2 jam setelah makan, gula darah bisa berada di level berapa pun.
Jika kadar gula darah Anda tinggi dan diabetes belum pernah didiagnosis sebelumnya, dokter kemungkinan akan melakukan tes hemoglobin terglikasi (A1C).
Tes darah ini memberikan informasi tentang kadar gula darah Anda selama beberapa bulan terakhir.
Pemeriksaan lain bisa saja dilakukan mengingat ada banyak penyebab yang mendasari adanya glukosa pada urine.
Pengobatan glikosuria
Penanganan glikosuria sangat bervariasi, bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Bila glikosuria disebabkan karena konsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan, penanganannya cukup dengan mengurangi asupan gula.
Beda kasus bila penyebabnya adalah penyakit diabetes. Dokter akan meminta Anda untuk menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga asupan makanan, terutama karbohidrat, gula, serta lemak.
Diimbangi dengan berolahraga minimal 30 menit per hari, lima hari seminggu, serta penggunaan obat diabetes untuk mengelola gejala diabetes.
Jika diketahui adanya kondisi saat sedang hamil, segeralah konsultasi dengan dokter Anda untuk memeriksa kemungkinan adanya diabetes gestasional.
Terakhir, bila ada kondisi medis lain yang menyebabkan glikosuria, konsultasikanlah dengan dokter untuk penanganan penyakit dasarnya.
Pengobatan di rumah untuk glikosuria
Berikut ini beberapa cara yang dapat diterapkan orang dengan glikosuria agar hidup jadi lebih sehat.
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit dan lima hari seminggu.
- Mengurangi asupan gula dan lemak dan memperbanyak konsumsi biji-bijian, sayuran, dan buah. Mengurangi asupan gula baik secara langsung maupun tidak dapat membantu mencegah kadar gula darah yang tinggi di dalam urine.
- Rutin melakukan periksa kesehatan ke dokter, terutama saat hamil. Selama kehamilan, urinalisis (tes urine) harus dilakukan secara berkala untuk memeriksa apakah Anda mengalami diabetes gestasional atau glikosuria.
- Rajin melakukan pengecekan kadar gula darah, yakni sebelum makan, setelah makan, bangun tidur, sebelum tidur, dan waktu-waktu lainnya yang diarahkan dokter.
Glikosuria merupakan kondisi yang ditandai dengan terdapatnya kandungan gula di dalam urine. Pemeriksaan urine bisa mendeteksi kondisi ini sekalipun Anda tidak mengalami gejala.
[embed-health-tool-bmi]