🔥 Diskusi Menarik

Asam Lambung Sampe Berat Badan Turun

Dok kenapa penderita asam lambung berat badan turun drastis yah? Pacar saya terkena penyakit asam lambung dengan gejala pusing, tenggorokan serasa dicekik, seluruh badan kepala tangan kaki seperti kesemutan, sudah brobat 2x. Tapi blm smbuh total. Tenggorokan masih terasa seperti tercekik, kepala sudah sangat berkurang pusingnya dan sudah tidak kesemutan. Obat apa yang harus saaya minum supaya bisa sembuh total dan berapa lama harus konsumsi obat tersebut sampai sembuh total? Karena sejak sakit ini berat badan pacar saya turun 4 kg. Biasa 44 kg sekarang hanya 40 kg. Kurus sekali dok. Mohon penjelesannya dok.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2011
1

1 komentar

Halo Richard, terima kasih atas pertanyaan anda.


Refluks asam lambung dapat terjadi ketika asam lambung atau isi dari perut naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini juga dikenal sebagai regurgitasi asam atau gastroesophageal reflux. Apabila gejala refluks asam lebih sering terjadi, ini merupakan tanda dari suatu kondisi yang dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD). Perlu kamu ketahui bahwa ketika kita menelan makanan, pita otot melingkar yang berada di sekitar bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter) menjadi mengendur, sehingga memungkinkan makanan ataupun cairan mengalir ke lambung. Kemudian, sfingter atau sphincter akan menutup kembali. Nah, jika sfingter mengendur secara tidak normal atau melemah, asam lambung dapat mengalir kembali ke kerongkongan (esofagus). Reaksi asam lambung yang terjadi secara terus-menerus ini dapat mengiritasi lapisan esofagus, yang dapat menyebabkannya meradang.


penyakit asam lambung atau yang juga dikenal sebagai GERD dapat menimbulkan gejala yang tidak nyaman, termasuk mual atau rasa nyeri ketika menelan. Mengutip dari laman Medical News Today, seiring dengan waktu, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan atau muntah yang berlangsung terus-menerus, ini mengindikasikan komplikasi dari GERD. Meskipun seseorang yang memiliki kondisi ini tidak berusaha untuk menurunkan berat badan, namun hal tersebut dapat menyebabkan ia mengonsumsi lebih sedikit makanan akibat gejala yang memengaruhi pola makan dan sistem pencernaan. Hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan merupakan kemungkinan komplikasi dari GERD. Sekitar 10-15 persen orang yang menderita GERD mengembangkan esofagus Barett. Esofagus Barrett sendiri merupakan salah satu komplikasi dari GERD. Meskipun esofagus Barrett tidak memicu gejala tertentu. Akan tetapi jika seseorang dengan kondisi tersebut menderita GERD, ia mungkin saja mengalami gejala GERD, termasuk gejala yang memengaruhi penurunan berat badan.


Setelah mengatahui keterkaitan antara GERD dan penurunan berat badan. Penting bagi kamu untuk mengetahui bagaimana cara menjaga berat badan sehat jika kamu memiliki GERD. Makanan yang mengandung lemak sehat, seperti zaitun, alpukat, kacang-kacangan, atau ikan berlemak adalah makanan yang direkomendasikan bagi penderita GERD yang kesulitan dalam mencukupi asupan makanannya. Selain itu, juga terdapat beberapa makanan yang direkomendasikan bagi penderita GERD agar dapat mempertahankan berat badan sehat, berikut di antaranya:

- Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat sehat, seperti nasi merah dan buah-buahan segar

- Makan lebih banyak camilan sehat

- Mengonsumsi minuman yang kaya akan kandungan nutrisi, seperti smoothie atau susu

- Membatasi asupan cairan sebelum makan. Sebab, mengonsumsi lebih banyak cairan sebelum makan dapat membuatmu merasa kenyang, sehingga dapat mengurangi jumlah makanan yang kamu konsumsi pada waktu makan

- Menambahkan makanan yang kaya akan kandungan nutrisi atau kalori ke dalam makanan atau camilan, misalnya saja seperti selai kacang, keju, granola, atau bahkan alpukat


Selain beberapa hal yang sudah disebutkan di atas. Terdapat beberapa hal lain yang juga penting untuk diperhatikan bagi penderita GERD, ini termasuk:

- Mempertahankan posisi tegak kurang lebih selama 3 jam setelah makan

- Hindari berolahraga langsung setelah makan

- Makan dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan dengan langsung mengonsumsi makanan dalam porsi besar


Langkah pertama yang biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit GERD yakni konsumsi obat. Jika pemakaian obat tidak memberikan hasil, dokter biasanya akan menyarankan prosedur tertentu untuk mengatasi masalah langsung pada lambung.

1. Konsumsi obat-obatan tanpa resep -> Sebagian besar obat GERD bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung. Selain itu, di bawah ini beberapa jenis pilihan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) lainnya untuk mengobati GERD.

a. Antasida -> Obat ini berguna untuk menetralisasi asam yang ada dalam lambung dengan bantuan bahan kimia alkali. Sifat basa dari obat antasida akan meningkatkan pH lambung dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada lambung akibat paparan asam. Namun, konsumsi obat antasida saja tidak cukup untuk memulihkan kerongkongan yang meradang akibat asam lambung. Anda juga tidak boleh mengonsumsinya terlalu sering karena bisa menimbulkan efek samping berupa diare, sembelit, serta gangguan ginjal.

b. Obat-obatan untuk mengurangi jumlah asam -> Obat-obatan yang termasuk dalam kategori ini yakni H-2 receptor blocker. Obat ini dapat mengurangi jumlah asam lambung dengan menghambat kerja sel-sel penghasil asam lambung. Contoh obat yang termasuk golongan H-2 receptor blocker:

- cimetidine,

- famotidine,

- nizatidine, dan

- ranitidine.

Perlu diketahui bahwa kerja H-2 receptor blocker tidak secepat obat antasida. Meski begitu, H-2 receptor blocker termasuk obat GERD yang cukup efektif karena membantu mengurangi produksi asam lambung dalam waktu yang cukup lama, yakni hingga 12 jam.

c. Obat-obatan untuk menghambat produksi asam lambung -> Penghambat pompa proton (PPI) termasuk ke dalam golongan obat yang berfungsi sebagai penghambat produksi asam. Tak hanya itu, PPI juga membantu memulihkan kondisi kerongkongan yang mengalami iritasi akibat paparan asam terus-menerus.. Obat PPI untuk mengatasi GERD merupakan obat penghambat produksi asam yang lebih kuat ketimbang H-2 receptor blocker. Contoh obat PPI yang dijual bebas antara lain lansoprazole dan omeprazole.


Apabila gejala anda tidak membaik dengan pengobatan maka anda dapat berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi.


Sekian dan Terima Kasih

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan