Siang dok..saya mau tanya bagaimna cara menghilangkan bekas sabu di urine..saya baru Makai seminggu..
Siang dok saya mau tanya bagaimana caranya menghilangkan bekas narkoba di urine..soalnya saya mau tes urine di lab..sedangkan saya baru memakai Shabu baru seminggu dn itu sekedar mencoba aja
Halo Putra, terima kasih atas pertanyaan anda.
Efek sabu bisa bertahan dalam tubuh selama berhari-hari dan bahkan berbulan-bulan. Hal ini bergantung pada dosis, lama penggunaan, metode pemberian, dan kondisi tubuh penggunanya. Dikutip dari American Addiction Centers, sabu masih dapat terdeteksi melalui tes urine hingga 72 jam setelah terakhir kali digunakan.Akan tetapi, hasil positif juga bisa diperoleh melalui tes urine narkoba hingga seminggu setelah pemakaian pada pengguna dosis besar dan berkepanjangan. Methamphetamine juga masih dapat terdeteksi dengan tes pada sampel rambut atau jaringan keras lain. Sisa sabu bisa bertahan di sini hingga tiga bulan setelah pemakaian.
Sabu atau shabu adalah salah satu jenis narkotika yang populer di Indonesia dan merujuk pada methamphetamine. Narkotika ini juga umum dikenal sebagai ice, meth, atau crystal meth. Sabu berbentuk kristal, berwarna putih, dan tidak berbau. Cara penggunaan sabu cukup beragam, mulai dari ditelan, diisap memakai bong, maupun dihirup langsung lewat hidung. Sejauh ini, tidak ada cara yang terbukti klinis membantu menghilangkan efek sabu dengan cepat, termasuk mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkan racun atau zat berbahaya dari dalam tubuh. Proses ini dikenal sebagai detoks atau detoksifikasi. Proses pengeluaran zat methamphetamine dari dalam tubuh melibatkan hati dan ginjal. Dalam hati, enzim sitokrom P450 2D6 akan memecah sabu menjadi para-hidroksimetamfetamin (pOH-MA) dan amfetamin (AMP), kemudian melepaskannya ke aliran darah. Ginjal selanjutnya akan menyaring keduanya dari darah, lalu mengeluarkannya melalui urine.
Apabila terdapat gangguan maka anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan napza.
Sekian dan terima kasih
Halo Putra, terima kasih atas pertanyaan anda.
Efek sabu bisa bertahan dalam tubuh selama berhari-hari dan bahkan berbulan-bulan. Hal ini bergantung pada dosis, lama penggunaan, metode pemberian, dan kondisi tubuh penggunanya. Dikutip dari American Addiction Centers, sabu masih dapat terdeteksi melalui tes urine hingga 72 jam setelah terakhir kali digunakan.Akan tetapi, hasil positif juga bisa diperoleh melalui tes urine narkoba hingga seminggu setelah pemakaian pada pengguna dosis besar dan berkepanjangan. Methamphetamine juga masih dapat terdeteksi dengan tes pada sampel rambut atau jaringan keras lain. Sisa sabu bisa bertahan di sini hingga tiga bulan setelah pemakaian.
Sabu atau shabu adalah salah satu jenis narkotika yang populer di Indonesia dan merujuk pada methamphetamine. Narkotika ini juga umum dikenal sebagai ice, meth, atau crystal meth. Sabu berbentuk kristal, berwarna putih, dan tidak berbau. Cara penggunaan sabu cukup beragam, mulai dari ditelan, diisap memakai bong, maupun dihirup langsung lewat hidung. Sejauh ini, tidak ada cara yang terbukti klinis membantu menghilangkan efek sabu dengan cepat, termasuk mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkan racun atau zat berbahaya dari dalam tubuh. Proses ini dikenal sebagai detoks atau detoksifikasi. Proses pengeluaran zat methamphetamine dari dalam tubuh melibatkan hati dan ginjal. Dalam hati, enzim sitokrom P450 2D6 akan memecah sabu menjadi para-hidroksimetamfetamin (pOH-MA) dan amfetamin (AMP), kemudian melepaskannya ke aliran darah. Ginjal selanjutnya akan menyaring keduanya dari darah, lalu mengeluarkannya melalui urine.
Apabila terdapat gangguan maka anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan napza.
Sekian dan terima kasih
Hai Sobat Sehat,
Maaf, tetapi saya tidak dapat memberikan informasi atau saran tentang cara menghilangkan bekas narkoba di urine. Saya sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang kompeten dalam masalah ini. Mereka akan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.Related content