backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Tips Makan Camilan Kemasan agar Terhindar dari Bahayanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 11/04/2022

    4 Tips Makan Camilan Kemasan agar Terhindar dari Bahayanya

    Camilan kemasan atau makanan ringan merupakan salah satu camilan yang murah, enak, dan tersedia di banyak tempat. Rasa gurihnya memang lezat, tapi makan snack secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Lantas, bagaimana cara sehat makan camilan kemasan?

    Mengapa camilan kemasan berdampak buruk bagi kesehatan?

    camilan kemasan

    Tidak ada yang salah dengan kebiasaan ngemil. Bahkan, konsumsi snack yang sehat bisa membantu melengkapi kebutuhan gizi Anda selama seharian.

    Namun, bahaya muncul ketika Anda makan camilan kemasan secara berlebihan. Berikut beberapa alasan mengapa makanan kemasan tidak baik bagi kesehatan.

    1. Menyebabkan kenaikan berat badan

    Kebanyakan snack merupakan makanan tinggi kalori yang miskin kandungan gizi.

    Kandungan protein dan seratnya amat rendah sehingga tidak mengenyangkan. Akibatnya, Anda jadi mengonsumsi camilan kemasan terus-menerus. 

    Konsumsi camilan kemasan secara berlebihan dapat menaikkan bobot tubuh. Hal ini disebutkan dalam penelitian terbitan British Journal of Nutrition.

    Pada studi tersebut, konsumsi 1 ons keripik kentang setiap hari sudah bisa menyebabkan kenaikan berat badan rata-rata sebanyak 0,8 kg dalam kurun waktu 4 tahun.

    2. Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung

    Menurut American Heart Association, rekomendasi asupan natrium harian untuk orang dewasa yakni tidak lebih dari 2.300 miligram per hari.

    Asupan melebihi jumlah ini dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan berbagai komplikasinya, seperti stroke, gagal jantung, serta penyakit jantung.

    Camilan kemasan bisa mengandung 300 – 600 mg natrium dalam setiap bungkusnya, setara dengan 13% – 25% rekomendasi asupan harian.

    Asupan tersebut terhitung tinggi karena total asupan natrium harian Anda bisa lebih besar dari yang dianjurkan karena konsumsi makanan lainnya.

    3. Tinggi lemak dan kolesterol

    Makan snack juga dapat meningkatkan kadar kolesterol Anda karena terdapat kandungan lemak yang tidak sehat.

    Camilan kemasan umumnya melewati proses pengolahan makanan yang menghasilkan lemak trans. Jenis minyak yang digunakan biasanya juga mengandung banyak lemak jenuh.

    Menurut studi dalam Journal of Food Science and Technology, pola makan tinggi lemak trans terbukti meningkatkan risiko obesitas dan sejumlah penyakit.

    Penyakit tersebut antara lain adalah stroke, penyakit jantung, diabetes, serta kanker payudara.

    4. Berpotensi menyebabkan kurang gizi

    Kebiasaan makan snack bisa memengaruhi pola makan Anda secara tidak langsung.

    Jika Anda terlalu sering mengonsumsi snack yang minim kandungan gizi, Anda hanya akan mendapatkan asupan kalori tanpa zat gizi yang bermanfaat.

    Kebiasaan makan snack bisa saja membuat Anda enggan mengonsumsi makanan pokok, sumber protein, atau sayuran yang kaya vitamin.

    Lama-kelamaan, kebiasaan ini bisa membuat Anda rentan kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi.

    Cara sehat makan camilan kemasan

    bahaya makanan ringan

    Jajanan gurih ini memang sangat enak untuk dinikmati dan membuat banyak orang ketagihan.

    Akan tetapi, di balik rasanya yang lezat, snack mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

    Guna mengurangi risiko kesehatan akibat konsumsi snack, berikut beberapa cara sehat makan camilan kemasan.

    1. Baca kandungan gizi pada kemasannya

    Ketika membeli snack, perhatikan label informasi gizi pada kemasannya. Camilan kemasan besar biasanya memiliki lebih dari satu takaran saji.

    Jumlah kalori dan kandungan gizi pada suatu produk snack harus dikalikan sebanyak takaran sajinya.

    Ambil contoh untuk suatu produk keripik kentang yang mengandung 110 kalori, 6 gram lemak, dan 100 miligram natrium per takaran saji.

    Jika takaran sajinya tiga, Anda akan mendapat 330 kalori, 18 gram lemak, dan 300 miligram natrium dari sebungkus keripik tersebut.

    2. Jangan makan berlebihan

    Terkadang Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda telah makan snack dengan kalori, lemak, dan natrium yang tinggi.

    Guna menghindari efek negatif konsumsi camilan kemasan, batasilah konsumsinya setiap hari.

    Anda bisa membatasi asupan snack harian agar tidak lebih dari 200 kalori. Asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari 35% dari kebutuhan kalori harian Anda.

    Batasi pula asupan natrium agar tidak lebih dari 230 miligram untuk mencegah risiko penyakit. 

    3. Jangan habiskan sekaligus

    Makan snack cenderung membuat Anda ingin makan secara berlebihan.  

    Camilan kemasan memiliki rasa yang gurih dan lezat, tapi kandungan protein dan serat di dalamnya sangat rendah.

    Akibatnya, Anda tidak cepat merasa kenyang saat mengonsumsi snack dan malah ketagihan.

    Supaya Anda tidak makan berlebihan, cara sehat makan camilan kemasan adalah membaginya menjadi 2 – 3 porsi atau sesuai takaran saji.

    Anda juga bisa membaginya dengan teman atau saudara sehingga Anda tidak menghabiskannya sendirian.

    4. Seimbangkan dengan snack lain

    Batasi konsumsi makanan ringan yang mengandung energi, lemak, dan natrium yang tinggi.

    Selain itu, seimbangkan dengan camilan sehat lainnya yang kaya gizi. Camilan semestinya mampu mengganjal perut Anda hingga waktu makan selanjutnya.

    Ada berbagai pilihan camilan sehat yang bisa Anda coba, seperti buah-buahan, yoghurt tawar, atau kacang-kacangan.

    Berbagai camilan ini mengandung banyak protein dan serat yang bisa membuat Anda kenyang lebih lama.

    Camilan kemasan memang praktis, tapi ada bahaya yang mengintai kesehatan bila Anda makan secara berlebihan.

    Dengan berbagai tips di atas, Anda bisa menikmati lezatnya snack sambil tetap menjaga asupan gizi yang seimbang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 11/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan