Bahaya merokok tidak hanya berlaku untuk para perokok, tetapi juga mereka yang menghirup asapnya atau biasa disebut dengan perokok pasif. Ya, perokok pasif juga memiliki peluang yang sama untuk terkena bahaya merokok. Apa saja dampaknya? Berikut penjelasannya.
Apa itu perokok pasif?
Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap rokok dari orang lain (perokok aktif) tanpa secara aktif merokok. Paparan ini dapat terjadi baik dalam ruangan maupun tempat terbuka.
Tidak hanya melalui asap yang dihembuskan oleh perokok aktif, perokok pasif pun dapat terpapar asap ini dari ujung rokok yang masih menyala saat dibuang.
Bahayanya, sebagian besar asap rokok yang dibuang dan masih menyala ini biasanya tidak terlihat, tetapi menyebar dengan mudah dan dapat bertahan di udara selama berjam-jam.
Bahkan, asap rokok pun dapat menumpuk di permukaan furnitur, pakaian, mainan anak, hingga benda-benda lainnya.
Zat kimia yang menempel ini pun sulit untuk dihilangkan dengan pembersih apa pun, sehingga dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Bahaya perokok pasif pada anak-anak
Asap rokok mengandung sekitar 7.000 bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Bila terpapar secara terus-menerus, asap rokok dapat berdampak pada kesehatan orang yang menghirupnya, termasuk perokok pasif.
Saat anak-anak menjadi perokok pasif, ada banyak masalah kesehatan yang mengintai. Berikut adalah bahaya asap rokok bila bayi dan anak-anak menjadi perokok pasif.
1. Masalah pernapasan kronis
Anak yang tinggal bersama perokok aktif selama 18 bulan pertama kehidupannya berisiko lebih tinggi mengalami berbagai penyakit paru-paru, termasuk bronkitis dan pneumonia.
Tidak hanya itu, anak-anak perokok pasif lebih rentan mengalami batuk, flu, dan mengi. Paru-paru mereka pun lebih lemah karena tidak berkembang secara maksimal.
2. Memperburuk asma
Seorang anak yang terpapar asap rokok di rumah lebih mungkin mengalami gejala asma yang lebih buruk dan lebih banyak terkena serangan asma.
Selain itu, anak pun berisiko menggunakan obat asma untuk jangka waktu yang lebih lama mengingat asap rokok cenderung dapat menetap dan menempel pada permukaan.
3. Sindrom kematian bayi mendadak
Bayi yang tinggal dengan orangtua perokok berisiko lebih tinggi terkena sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Dampak perokok pasif pada bayi satu ini pun bisa terjadi saat bayi sedang berada di dalam buaian ibu ketika tidur.
4. Infeksi telinga tengah
Asap rokok juga sangat berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi telinga tengah pada anak. Kondisi ini terjadi ketika tabung eustachius tersumbat dan bengkak.
Menurut situs Tobacco in Australia, anak-anak yang terpapar asap dari perokok aktif memiliki risiko 30–40% lebih tinggi terkena penyakit infeksi ini. Risikonya bisa lebih tinggi, yaitu mencapai 46% bila ibu mereka adalah perokok.
5. Penurunan indra penciuman
Anak-anak yang terpapar asap rokok di rumah mungkin akan mengalami gangguan fungsi penciuman.
Menurut penelitian dalam jurnal Revue de laryngologie – otologie – rhinologie, anak yang tinggal dengan orangtua yang merokok bisa salah mengidentifikasi aroma dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok.
6. Kanker pada anak
Sebuah studi menunjukkan hubungan antara orangtua yang merokok selama periode prakonsepsi, prenatal, dan pascanatal dengan tumor otak, limfoma, dan leukemia limfositik akut pada anak.
Tidak hanya itu, tinjauan yang dilakukan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menyimpulkan bahwa anak yang terlahir dari orangtua yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena hepatoblastoma atau kanker hati langka pada anak.
7. Kondisi kesehatan lainnya
Dampak anak perokok pasif lainnya, yaitu berisiko mengalami berbagai masalah pada gigi, seperti keterlambatan perkembangan gigi, gigi berlubang, hingga buruknya perlekatan gigi pada gusi dan struktur pendukungnya.
Selain itu, suatu penelitian menunjukkan adanya hubungan antara paparan asap rokok dan masalah gastrointestinal pada anak, seperti diare dan gastroenteritis.
Bahaya perokok pasif pada orang dewasa
Selain pada anak, ada beberapa penyakit yang dapat mengintai perokok pasif pada orang dewasa, di antaranya berikut ini.
1. Penyakit jantung
Meski tidak merokok, orang dewasa yang menjadi perokok pasif juga berisiko mengalami penyakit jantung akibat rokok, termasuk serangan jantung dan penyakit arteri koroner.
Ini terjadi karena asap rokok dapat merusak lapisan pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol serta tekanan darah.
2. Kanker paru-paru
Asap rokok juga dapat menyebabkan kanker paru-paru, dan risiko terkena penyakit ini pun meningkat seiring dengan tingkat dan durasi dari paparan asap rokok tersebut.
Bagi perokok pasif, risiko untuk terkena kanker paru-paru diperkirakan sebesar 20–30%.
3. Kanker payudara
Badan Perlindungan Lingkungan California menyatakan bahwa adanya hubungan antara paparan asap rokok pada perokok pasif dan perkembangan kanker payudara, khususnya pada wanita premenopause berusia di bawah 50 tahun.
Pada kelompok ini, risiko untuk terkena kanker payudara pun dapat meningkat sebanyak dua kali lipat.
4. Gangguan pada sistem pernapasan
Asap rokok dapat memengaruhi sistem pernapasan perokok pasif melalui mekanisme yang mirip dengan perokok aktif. Orang yang tidak merokok dan terpapar asap rokok dapat mengalami iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
Di antara orang yang tidak merokok, paparan asap dari perokok aktif telah dikaitkan dengan berbagai gejala pernapasan kronis dan akut, seperti batuk, produksi dahak, dan sesak napas.
5. Mengganggu kesuburan wanita
Perokok pasif terancam mengalami masalah kesuburan akibat rokok. Pada wanita, terpapar asap rokok terlalu banyak bisa membuatnya sulit hamil.
Hal ini diduga kuat karena keberadaan tembakau dan zat lain di dalam rokok dapat mengacaukan kadar hormon di dalam tubuh. Tidak hanya itu, merokok dapat mempercepat menopause pada wanita.
6. Membahayakan kehamilan
Menjadi perokok pasif saat hamil sangat bahaya karena asap rokok bisa membawa banyak dampak buruk bagi ibu dan bayi.
Beberapa bahaya yang dapat terjadi seperti keguguran, kehamilan ektopik, lahir prematur, berat bayi lahir rendah, hingga kelahiran mati.
Tips menghindari asap rokok
Untuk menghindari berbagai dampak perokok pasif yang berbahaya di atas, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri dari paparan asap rokok. Berikut di antaranya.
- Jadikan rumah Anda benar-benar bebas asap rokok. Selalu merokok di luar ruangan dan tutup jendela serta pintu agar asap tidak masuk ke dalam ruangan.
- Pastikan tamu yang datang ke rumah merokok di luar ruangan, termasuk penggunaan rokok elektrik dan shisha.
- Jadikan mobil Anda benar-benar bebas asap rokok.
- Jangan izinkan merokok di tempat tertutup, tempat di mana orang yang tidak merokok menghabiskan waktu, misalnya di dalam rumah.
- Sebaiknya tidak membawa anak-anak ke area luar ruangan di mana banyak orang yang merokok, tetapi Anda tidak dapat dengan mudah menjauh.
- Pastikan semua orang yang menjaga anak-anak Anda menyediakan lingkungan bebas asap rokok.
Yang perlu diingat adalah semakin seseorang sering terpapar asap rokok dan menjadi perokok pasif, lebih berbahaya pula risikonya bagi kesehatan.
Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah menjauhkan diri Anda dan keluarga dari asap rokok sebisa mungkin.
Kesimpulan
- Perokok pasif artinya orang yang tidak merokok, tetapi terpapar asap rokok dari orang yang aktif merokok di sekitarnya.
- Perokok pasif yang terpapar asap rokok juga menghadapi risiko serius terhadap kesehatan.
- Anak-anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko tinggi terkena masalah pernapasan, infeksi telinga tengah, bahkan kanker.
- Di sisi lain, orang dewasa yang terpapar asap rokok juga berisiko terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, masalah kesuburan, dan gangguan sistem pernapasan.
[embed-health-tool-bmi]