Mungkin Anda sering mendengar kalau ada beberapa orang yang alergi terhadap makanan. Bukan saja alergi terhadap seafood, tubuh Anda juga bisa alergi terhadap daging. Apa yang terjadi pada orang yang alergi daging? Berikut penjelasannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Mungkin Anda sering mendengar kalau ada beberapa orang yang alergi terhadap makanan. Bukan saja alergi terhadap seafood, tubuh Anda juga bisa alergi terhadap daging. Apa yang terjadi pada orang yang alergi daging? Berikut penjelasannya.
Alergi daging adalah kondisi ketika sistem imun secara keliru menganggap molekul karbohidrat yang disebut galactose-alpha-1,3-galactose dalam daging sebagai zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
Hal inilah yang membuat alergi daging ini disebut juga dengan istilah alpha-gal syndrome (AGS).
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh gigitan kutu lone star. Gigitan kutu tersebut dapat memicu sistem imun tubuh menghasilkan antibodi terhadap alpha-gal dan memicu munculnya reaksi alergi.
Reaksi alergi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan sampai berat.
Pengobatan kondisi ini dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi daging merah atau makanan mengandung daging lainnya.
Alergi terhadap daging termasuk jenis alergi yang jarang terjadi dan cukup langka dibandingkan dengan alergi makanan lainnya.
Mengutip Cleveland Clinic, sindrom alpha-gal ini dapat menyerang siapa saja termasuk, pada orang yang sebelumnya tidak memiliki alergi terhadap daging.
Namun, dalam kebanyakan kasus, reaksi alergi ini biasanya terjadi pada orang dewasa.
Kebanyakan reaksi alergi terjadi beberapa menit setelah Anda mengonsumsi makanan pemicu. Namun, orang dengan kondisi ini sering kali merasakan gejala yang tertunda.
Mengutip American Academy of Allergy, Asthma and Immunology, gejala alergi daging bisa muncul setelah 3 – 8 jam mengonsumsi daging.
Pasalnya, alpha-gal adalah karbohidrat yang membutuhkan waktu untuk diserap oleh tubuh, sehingga reaksi alergi datang lebih lambat dari kebanyakan reaksi alergi lainnya.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri antara alergi ini dan alergi makanan lainnya. Beberapa gejala alergi makanan yang umum meliputi:
Tingkat keparahan gejala ini bisa bermacam-macam dari satu orang ke orang lainnya.
Reaksi alergi daging disebabkan oleh respons imun tubuh yang berlebihan terhadap molekul karbohidrat pada daging mamalia, yakni galactose-alpha-1,3-galactose atau alpha-gal.
Kondisi ini juga biasanya muncul karena gigitan kutu lone star. Kutu ini banyak ditemukan di Amerika Serikat dan jarang ditemukan di Indonesia.
Jenis kutu ini dapat membawa molekul alpha-gal setelah menghisap darah hewan yang mengandung molekul ini.
Kutu pembawa molekul alpha-gal ini dapat menggigit manusia dan mentransfer molekul karbohidrat tersebut. Sistem kekebalan tubuh salah mengira molekul tersebut sebagai zat berbahaya.
Hal inilah yang kemudian memicu munculnya reaksi alergi. Pada umumnya, alergi ini muncul ketika mengonsumsi:
Para ahli belum mengetahui secara pasti siapa saja yang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Namun, kondisi ini lebih banyak dialami oleh orang dewasa yang tinggal di daerah yang rentan terhadap penyebaran kutu lone star, seperti Amerika.
Selain Amerika, sindrom alpha-gal ini bisa muncul di wilayah lainnya, seperti Eropa, Australia, Asia, dan Afrika Selatan.
Selain itu, kondisi ini umumnya muncul pada orang-orang yang sering menghabiskan waktu di luar ruangan atau pernah beberapa kali mendapatkan gigitan kutu lone star.
Kondisi ini juga bisa menimbulkan komplikasi bagi beberapa orang.
Komplikasi paling parah yang bisa muncul adalah anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi serius yang membutuhkan perhatian medis segera.
Tanda dan gejala anafilaksis adalah:
Dokter bisa kesulitan mendeteksi penyakit ini, apalagi jika disebabkan oleh gigitan kutu. Gigitan kutu tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga banyak yang tidak menyadari telah digigit.
Tidak seperti alergi makanan lainnya, reaksi alergi ini bisa tertunda hingga beberapa jam dan tidak selalu langsung muncul.
Oleh sebab itu, dokter biasanya akan merekomendasikan tes alergi seperti tes tusuk kulit kulit atau tes darah untuk mengukur kadar antibodi imunoglobulin E (IgE) untuk mendukung diagnosis.
Tidak ada obat yang secara khusus dapat mengatasi alergi ini. Penanganan yang tepat adalah dengan meredakan gejala alergi dengan cara berikut ini.
Anda yang memiliki kondisi ini mungkin akan kesulitan memilih makanan atau memenuhi kebutuhan gizi yang terkandung dalam daging, seperti protein, zat besi, dan kalium.
Untungnya, ada perubahan gaya hidup untuk mencegah reaksi alergi daging, tapi tetap bisa mencukupi kebutuhan gizi harian.
Reaksi alergi terhadap daging memang cukup jarang terjadi. Namun, jika Anda merasa memiliki alergi ini, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.