backup og meta

5 Langkah Perawatan Gigi Berlubang agar Kondisinya Tidak Semakin Parah

5 Langkah Perawatan Gigi Berlubang agar Kondisinya Tidak Semakin Parah

Gigi berlubang atau karies adalah kondisi rusaknya email alias lapisan terluar gigi yang bersifat keras. Gangguan pada rongga mulut ini bisa jadi masalah pada anak-anak, remaja, maupun dewasa sebab menimbulkan rasa sakit gigi yang tak tertahankan. Lantas, adakah langkah perawatan gigi berlubang agar kondisinya tidak semakin parah? Simak ulasan berikut ini.

Penyebab dan faktor risiko gigi berlubang

Gigi berlubang terjadi ketika lapisan bakteri yang menempel pada gigi, disebut dengan plak, terus menumpuk. Ketika Anda makan atau minum sesuatu yang mengandung gula, bakteri dalam plak akan menghasilkan asam yang menyerang email gigi. 

Menumpuknya plak akan membuat zat asam ini terus bersentuhan dengan gigi. Apabila Anda tidak menjaga kebersihan gigi dari waktu ke waktu, lapisan email gigi tersebut akan pecah sehingga menghasilkan lubang pada gigi.

Kasus gigi berlubang lebih umum terjadi pada anak-anak, namun perubahan gigi yang terjadi akibat penuaan pada orang dewasa juga bisa membuat gigi berlubang. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan kerusakan gigi seperti di bawah ini.

  • Kurangnya asupan nutrisi mineral pada pola makan, seperti kekurangan kalsium, magnesium, dan fosfor.
  • Kurangnya asupan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan asam fitat yang mengganggu penyerapan zat besi dan zinc.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman mengandung gula yang bisa meningkatkan pertumbuhan plak gigi.

Perawatan gigi berlubang agar tidak semakin parah

sakit gigi

Beberapa cara merawat gigi berlubang berikut ini juga bisa Anda lakukan untuk mencegah dan menjaga kebersihan gigi untuk menghindari gangguan pada rongga mulut.

1. Memperbanyak konsumsi vitamin D

Salah satu manfaat vitamin D yang penting adalah membangun gigi dan tulang yang kuat, sehingga hal ini bisa membantu Anda dalam mengatasi gigi berlubang. Vitamin D juga dapat membantu mencegah radang gusi karena bersifat antiinflamasi.

Vitamin D akan mengatur penyerapan kalsium dalam tubuh sebagai nutrisi utama penyusun tulang dan gigi. Saat tubuh kekurangan vitamin D, tubuh Anda tidak akan mampu menyerap kalsium dari makanan secara memadai. Apabila hal ini terus terjadi, maka mungkin Anda akan mengidap penyakit gusi dan gigi melemah.

Selain itu, vitamin D juga bertanggung jawab menciptakan jaringan sementum yang berfungsi mengikat gigi ke tulang pada mulut Anda. Gen yang mengontrol penyakit gusi (periodontal) juga diatur oleh reseptor yang dikendalikan vitamin D.

Untuk mendapatkan asupan vitamin D yang cukup, Anda bisa memperolehnya melalui cahaya matahari pagi, ikan berlemak (salmon, tuna, sarden), minyak ikan, kuning telur, hati sapi, jamur, dan suplemen vitamin D.

2. Meningkatkan asupan vitamin K1 dan K2

Vitamin K terbagi menjadi tiga macam, salah satunya adalah vitamin K1 dan vitamin K2 yang berperan penting dalam perawatan gigi berlubang. Vitamin K1 yang membentuk sekitar 75-90% asupan vitamin K ini bermanfaat untuk membentuk tulang dan gigi. Kekurangan vitamin K bisa membuat Anda rentan mengalami gusi berdarah.

Sebuah studi pada Journal of Endodontics menyebut bahwa vitamin K2 bisa membantu kerja osteokalsin, yakni protein khusus yang memiliki kemampuan mendistribusikan kalsium dan fosfor untuk gigi dan tulang. Hasilnya, osteokalsin mampu mempertahankan dan menyembuhkan karies gigi dengan mengembalikan mineral gigi yang hilang.

Sumber asupan vitamin K1 dalam makanan bisa Anda peroleh melalui bayam, brokoli, daun lobak, kale, sawi hijau, dan peterseli. Sementara, vitamin K2 bisa Anda peroleh secara alami melalui produk hewani dan fermentasi, seperti daging sapi, telur, mentega, dan keju.

3. Menghindari makanan penyebab gigi berlubang

Selain kebersihan gigi yang buruk, seperti jarang sikat gigi dengan pasta gigi, asupan makanan yang biasa Anda konsumsi bisa meningkatkan risiko gigi berlubang. Beberapa jenis makanan yang perlu Anda hindari sebagai berikut ini.

  • Gula dan karbohidrat. Kedua asupan nutrisi ini apabila berlebihan dapat membuat perubahan gula darah yang mengakibatkan penutupan aliran mineral pada gigi.
  • Asam fitat. Senyawa yang merupakan pemblokir mineral dan penghambat enzim yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Asam fitat dapat Anda temukan dalam biji-bijian dan kacang-kacangan.
  • Minyak sayur olahan. Ketika dipanaskan, radikal bebas yang diciptakan oleh panas akan menjadi sangat beracun. Minyak sayur olahan yang berbahaya jika dipanaskan ialah minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak kedelai.
  • Makanan cepat saji. Gliserin yang terkandung dalam makanan cepat saji dapat menghambat kalsium dalam memineralisasi gigi Anda.

4. Minum air alkali (air minum pH basa)

Banyak anak kecil yang mengalami gigi busuk pada usia dini. Pada usia tumbuh kembang, mereka kebanyakan minum dengan air yang mengandung asam. Meski sedikit, minum air dengan pH asam dapat membuat seseorang menderita kehilangan gigi pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Sebagai solusinya, Anda bisa memilih minum air alkali atau air minum basa dengan pH 8 atau lebih. Dengan mengonsumsi air minum pH basa, Anda dapat menetralkan asam di mulut yang memicu gigi berlubang. 

Air minum ini juga mendukung pertumbuhan gigi dan tulang yang lebih kuat. Sebuah studi menyebutkan asupan alkali bisa menimbulkan efek resorpsi tulang, yakni proses di mana sel-sel tulang lama akan dipecah dan diganti dengan baru. Hal ini tentu akan memperbaiki kepadatan dan kekuatan tulang, termasuk untuk perawatan masalah gigi berlubang.

5. Mencoba terapi oil pulling

Pengobatan Ayurveda yang berasal dari India telah melakukan terapi oil pulling berabad-abad lamanya. Oil pulling adalah prosedur detoksifikasi dengan cara berkumur dengan satu sendok minyak selama 20 menit. Terapi ini biasanya menggunakan minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, atau minyak biji wijen.

Sebuah studi dalam jurnal Complementary Therapies In Medicine menunjukkan terapi oil pulling memiliki efektivitas yang hampir sama dengan obat kumur chlorhexidine untuk mengurangi plak penyebab gigi berlubang. Selain itu, prosedur detoks sederhana ini juga mampu membantu menyembuhkan masalah gigi, sakit kepala, hingga diabetes.

Anda juga bisa membantu mencegah kerusakan gigi dengan rajin sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride. Bersihkan pula area sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) dan berkumur dengan obat kumur.

Lalu, kunjungi dokter gigi setiap enam bulan untuk pembersihan dan pemeriksaan guna menghindari masalah pada mulut dan gigi Anda. Booking dengan dokter gigi yang terdekat dari lokasi  Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Teeth Cavities. American Dental Association. Retrieved 3 July 2016, from https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/c/cavities

Axe, J. How to Reverse Cavities Naturally & Heal Tooth Decay. Dr. Axe. Retrieved 3 July 2016, from https://draxe.com/health/naturally-reverse-cavities-heal-tooth-decay/

Regrow Tooth Enamel and Heal Cavities Naturally. Medicinal Foods. Retrieved 3 July 2016, from https://medicinal-foods.com/full-protocol-regrow-tooth-enamel-heal-cavities-naturally

Quittner, E., & O’Neill, M. The Super-Easy Trick to Getting Enough Vitamin D Every Day. Health.com. Retrieved 3 July 2016, from https://www.health.com/condition/osteoporosis/12-ways-to-get-your-daily-vitamin-d

Lin, S. (2018). Use Vitamin K2 to Remineralize Your Teeth. Dr. Steven Lin. Retrieved 29 April 2021, from https://www.drstevenlin.com/vitamin-k2-remineralize-teeth

MacGill, M., & Butler, N. (2017). Alkaline water: Health benefits and risks. MedicalNewsToday. Retrieved 29 April 2021, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/313681

Gbinigie, O., Onakpoya, I., Spencer, E., McCall MacBain, M., & Heneghan, C. (2016). Effect of oil pulling in promoting oro dental hygiene: A systematic review of randomized clinical trials. Complementary Therapies In Medicine, 26, 47-54. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2016.02.011

Abd-Elmeguid, A., Abdeldayem, M., Kline, L. W., Moqbel, R., Vliagoftis, H., & Yu, D. C. (2013). Osteocalcin expression in pulp inflammation. Journal of endodontics, 39(7), 865–872. https://doi.org/10.1016/j.joen.2012.12.035

Versi Terbaru

20/09/2022

Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Anandito Reza


Artikel Terkait

Apa Perbedaan Karies, Gigi Berlubang, dan Karang Gigi?

Mengenal Prosedur Implan Gigi, Apa Kelebihannya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 20/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan