backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Penyakit Gusi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 25/10/2021

    Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Penyakit Gusi

    Gusi adalah jaringan yang berperan penting untuk menahan gigi supaya tetap ada di posisi yang sesuai. Jika gusi mengalami masalah, hal ini tentunya akan berdampak juga ke kondisi gigi Anda. Penyakit gusi adalah masalah gusi yang tidak boleh Anda remehkan. Maka itu, simak selengkapnya di bawah ini untuk tahu gejala, penyebab, serta cara mengobatinya.

    Definisi penyakit gusi

    Penyakit gusi adalah kondisi di mana gusi menjadi bengkak, sakit, atau terinfeksi. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dibanding dengan anak-anak.

    Gusi yang bermasalah biasanya ditandai dengan perdarahan saat menyikat gigi serta adanya bau mulut. Kondisi ini merupakan fase awal penyakit gusi, yang disebut dengan gingivitis.

    Apabila gingivitis tidak diobati dengan baik, kondisi ini akan memicu terjadinya komplikasi yang disebut dengan periodontitis, yaitu infeksi parah pada gusi.

    Jika periodontitis tidak segera ditangani, tulang pada rahang pasien berisiko mengalami kerusakan serta timbul celah kecil di antara gusi dan gigi. Akibatnya, gusi yang seharusnya menahan gigi akan longgar dan menyebabkan gigi terlepas.

    Tanda-tanda dan gejala penyakit gusi

    Mengacu pada laman NHS, gusi yang sehat idealnya berwarna merah muda, bertekstur keras, dan menjaga gigi agar tetap berada di tempatnya. Jika Anda sedang menyikat gigi, gusi seharusnya tidak mengalami perdarahan.

    Namun, bila gusi Anda terkena penyakit, biasanya gejala-gejala awalnya terdiri dari:

    Pada tahap ini, penyakit gusi disebut dengan gingivitis. Apabila gingivitis tidak segera diatasi, jaringan dan tulang yang menyokong gigi bisa terpengaruh.

    Fase berikutnya dari penyakit gusi adalah periodontitis yang ditandai dengan gejala-gejala seperti:

    • bau mulut (halitosis),
    • rasa tidak enak di dalam mulut,
    • gigi terasa akan lepas sehingga proses makan terganggu, dan
    • muncul nanah di bawah gusi atau gigi (abses gusi).

    Dalam kasus yang jarang ditemukan, penyakit gusi bisa mendadak berkembang menjadi kondisi medis langka, yaitu acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG).

    ANUG ditandai dengan gejala-gejala yang jauh lebih parah bila dibandingkan dengan penyakit gusi biasa seperti di bawah ini.

    • Gusi berdarah dan nyeri
    • Muncul luka atau borok pada gusi
    • Muncul celah antara gusi dan gigi
    • Bau mulut
    • Rasa logam di dalam mulut
    • Air liur berlebih di dalam mulut
    • Demam tinggi
    • Kesulitan menelan dan berbicara

    Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Penyebab penyakit gusi

    Penyebab paling umum munculnya penyakit gusi adalah kebersihan gigi dan mulut yang kurang dijaga dengan baik. Kebiasaan buruk seperti jarang sikat gigi berpotensi memicu penimbunan plak di permukaan gigi.

    Plak adalah zat bertekstur lengket dan lunak yang berasal dari sisa makanan serta minuman yang Anda konsumsi. Sisa makanan tersebut akan menyatu dengan bakteri dan air liur, kemudian menumpuk di gigi.

    Bakteri akan menggunakan karbohidrat dari sisa makanan sebagai energi untuk menghasilkan asam. Seiring berjalannya waktu, asam dari plak akan merusak permukaan gigi. Inilah yang memicu gigi berlubang.

    Selain menimbulkan lubang di gigi, bakteri lain yang ada di plak juga bisa mengiritasi gusi sehingga muncul penyakit berupa peradangan.

    Plak biasanya mudah dihilangkan dengan sikat gigi dan dental floss. Namun, plak yang dibiarkan terlalu lama bisa mengeras dan membentuk karang gigi yang lebih sulit untuk dihilangkan.

    Faktor risiko penyakit gusi

    Selain kebiasaan buruk seperti jarang menyikat gigi, ada berbagai faktor lain yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami masalah gusi seperti di bawah ini.

    • Merokok
    • Usia dewasa dan tua
    • Mengidap diabetes
    • Sedang hamil
    • Memiliki sistem imun tubuh yang buruk karena penyakit tertentu
    • Sedang menjalani pengobatan kanker, seperti kemoterapi
    • Mengalami malnutrisi
    • Stres

    Beberapa jenis obat juga dapat memicu gejala mulut kering sehingga plak lebih mudah muncul di gigi. Obat-obatan tersebut meliputi antidepresan dan antihistamin.

    Pengobatan penyakit gusi

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Dokter gigi akan mengecek tanda-tanda peradangan pada gusi Anda. Setelah itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan serta faktor-faktor risiko yang mungkin Anda miliki.

    Jika dokter menemukan adanya gejala gingivitis, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis periodonti, yaitu dokter gigi yang berfokus pada perawatan jaringan di sekitar gigi, termasuk gusi.

    Setelah memastikan Anda terkena penyakit gusi, dokter akan menentukan jenis pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

    Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk penyakit ini:

    • Obat kumur antiseptik, yang memiliki kandungan chlorhexidine atau hexetidine.
    • Pembersihan karang (scaling) dan pemolesan gigi, yaitu prosedur untuk menghilangkan tumpukan plak dan karang gigi.
    • Root planing, proses pembersihan area bawah gusi secara menyeluruh.
    • Operasi gusi, prosedur untuk menangani penyakit gusi yang sudah parah.

    Apabila penyakit gusi sudah berkembang menjadi ANUG, dokter akan memberikan pengobatan yang lebih intensif, seperti meresepkan antibiotik, obat pereda nyeri, dan obat kumur dengan kandungan berbeda.

    Pengobatan penyakit gusi di rumah

    Hal terpenting yang perlu dilakukan supaya pengobatan menunjukkan hasil yang maksimal adalah tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik.

    Ini artinya, Anda harus menerapkan kebiasaan menyikat gigi secara rutin, minimal 2 kali sehari. Sikatlah gigi Anda di pagi hari dan sebelum tidur.

    Gunakan pasta gigi dengan kadar fluoride yang sesuai. Fluoride adalah mineral alami yang membantu melindungi gigi dari kerusakan, termasuk gigi berlubang.

    Selain menyikat gigi, pastikan Anda juga membersihkan sela-sela gigi dengan dental floss atau benang gigi. Lakukan flossing sebelum Anda sikat gigi.

    Satu lagi yang tidak kalah penting adalah periksa ke dokter gigi secara berkala, yaitu setiap 1 atau 2 tahun sekali. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 25/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan