Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang penyakit lupus. Meskipun sudah familiar dengan namanya, tak banyak yang tahu apa itu penyakit lupus sebenarnya, penyebabnya, dan pengobatannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang penyakit lupus. Meskipun sudah familiar dengan namanya, tak banyak yang tahu apa itu penyakit lupus sebenarnya, penyebabnya, dan pengobatannya.
Cari tahu tentang penyakit lupus melalui penjelasan berikut.
Lupus adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ yang sehat.
Penyakit ini termasuk ke dalam jenis penyakit autoimun yang membuat sel-sel tubuh rusak dan mengalami peradangan.
Pada keadaan normal, antibodi seharusnya bekerja untuk melindungi tubuh dari berbagai zat asing yang dapat menyebabkan penyakit.
Namun, pada orang dengan penyakit lupus (odapus), antibodi yang dimilikinya justru menyerang sel-sel tubuhnya sendiri. Akibatnya, odapus lebih mudah terkena infeksi atau peradangan.
Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Mengutip Lupus Foundation of America, diperkirakan ada 5 juta orang di seluruh dunia yang menderita lupus.
Selain itu, hampir 90% orang yang hidup dengan odapus adalah perempuan, khususnya yang masih berada di usia produktif, yaitu sekitar 15 – 50 tahun.
Belum diketahui secara pasti mengapa wanita lebih berisiko daripada pria. Namun, hal ini mungkin berhubungan dengan perbedaan gen dan hormon pada wanita.
Lupus adalah penyakit yang dikenal sebagai “penyakit 1.000 wajah”. Sebutan ini muncul akibat gejalanya yang menyerupai banyak penyakit lain. Alhasil, sulit untuk mendeteksi penyakit ini secara dini.
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala lupus yang kerap ditemukan, terutama pada wanita.
Bila Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Seperti yang telah disebutkan, lupus terjadi ketika sistem imun menyerang jaringan yang sehat di dalam tubuh.
Maka, sebagian besar penyakit ini akan dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon, dan lingkungan.
Adanya anggota keluarga yang menjadi odapus dapat meningkatkan risiko penyakit yang sama pada anggota keluarga lainnya.
Pasalnya, variasi genetik yang dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh bisa diwariskan kepada keturunan.
Biasanya, orang-orang dengan riwayat keluarga yang memiliki lupus mendapatkan hasil tes DNA autoimun yang positif. Meski demikian, memiliki kecenderungan ini tidak selalu akan memicu kondisi autoimun.
Faktanya, penyakit autoimun ini memang lebih banyak menyerang wanita. Lupus pada wanita dapat dijelaskan oleh hormon seks yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh perempuan dan laki-laki, yang mana keduanya jelas berbeda.
Tubuh wanita menghasilkan dan menggunakan hormon estrogen yang lebih banyak, sementara tubuh laki-laki bergantung pada hormon yang disebut androgen.
Estrogen dikenal sebagai hormon “immuno-enhancing“. Artinya, wanita sebenarnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dari pria.
Namun, saat sistem imun ini berbalik menyerang tubuh, wanita akan lebih mudah mengalami penyakit autoimun.
Mengutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, asap rokok, infeksi virus tertentu, dan pengobatan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun.
Faktor tersebut dapat memicu respons peradangan yang nantinya dapat mendorong pembentukan autoantibodi, yakni antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri.
Berdasarkan jaringan yang diserangnya, penyakit autoimun ini bisa dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
Sampai saat ini, belum ditemukan pemeriksaan khusus yang dapat mendeteksi lupus. Oleh karena itu, proses diagnosis penyakit autoimun biasanya dilakukan melalui serangkaian tes, seperti tes urine, tes darah, serta tes antibodi.
Dokter juga biasanya akan melihat riwayat kesehatan keluarga, melakukan pemeriksaan kesehatan secara umum, serta menganjurkan pasien menjalani biopsi kulit serta ginjal.
Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menyatakan bahwa Anda adalah odapus, dokter akan merencanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Odapus akan mendapatkan pengobatan sesuai dengan tanda dan gejala yang menyertainya.
Karena belum ditemukan penyebab pasti penyakit ini, pengobatan odapus dilakukan dengan tujuan mencegah kekambuhan gejala, mengurangi intensitas gejala, mencegah kerusakan organ, mengurangi respons imun, serta mencegah komplikasi.
Berikut adalah beberapa jenis obat untuk penyakit autoimun.
NSAID merupakan obat penghilang rasa sakit yang biasa diberikan pada odapus untuk mengatasi rasa nyeri, demam, dan pembengkakan pada sendi. Contoh obat NSAID yakni naproxen, motrin, dan ibuprofen.
Sebagian besar obat NSAID tidak membutuhkan resep dokter, tapi beberapa obat yang memiliki dosis dan efek samping yang kuat harus menggunakan resep.
Pada perawatan odapus, obat malaria dibutuhkan untuk mengatasi gejala nyeri sendi, ruam kulit, peradangan pada selaput jantung, serta demam.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa odapus yang mengonsumsi obat malaria memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Jenis obat malaria yang kerap diberikan yaitu hydroxychloroquine, quinacrine, dan chloroquine.
Obat jenis ini dibutuhkan oleh pasien lupus untuk mencegah peradangan yang sangat rentan terjadi pada tubuhnya.
Sayangnya, obat kortikosteroid memiliki efek samping jangka panjang seperti menaikkan berat badan, membuat tulang lebih keropos, serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
Obat imunosupresan bekerja dengan cara mengurangi kerja sistem kekebalan tubuh. Obat jenis ini sangat dibutuhkan odapus yang sistem kekebalan tubuhnya terlalu dominan.
Beberapa jenis imunosupresan yang biasanya digunakan yaitu azathioprine, mycophenolate, leflunomide, dan methotrexate.
Meski tidak bisa sembuh sepenuhnya, odapus tetap bisa hidup dengan sehat. Berikut merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan odapus untuk menjaga kondisi tubuh dan mencegah terjadinya komplikasi lupus.
Odapus rentan mengalami gangguan pada sendi dan tulang. Melakukan olahraga secara rutin dapat membantu odapus dalam menjaga kesehatan tulang dan sendinya.
Kebiasaan merokok akan membuat penyakit ini bertambah parah. Odapus yang merokok akan lebih berisiko terhadap penyakit jantung, serangan jantung, dan pneumonia yang membuat kondisinya semakin memburuk.
Stres hanya akan membuat gejala odapus semakin parah. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kemampuan mengelola stres dengan baik. Salah satunya dengan istirahat yang cukup.
Odapus harus tahu kapan gejala akan muncul dan apa pemicunya. Sebagai contoh, ketika tubuh mulai merasa letih, Anda sebaiknya langsung beristirahat dengan cukup dan menghentikan segala kegiatan terlebih dahulu.
Sinar matahari dapat memperburuk ruam kulit yang terjadi. Jika Anda terpaksa keluar pada siang hari, sebaiknya gunakan tabir surya dan pakaian yang tertutup supaya kulit terlindungi.
Makanan juga dapat memengaruhi kondisi odapus. Pasalnya, ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu peradangan.
Maka dari itu, konsumsilah makanan yang tepat untuk odapus seperti buah-buahan, ikan yang kaya akan omega-3, dan makanan yang mengandung kalsium.
Itulah informasi seputar penyakit lupus, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya.
Jika Anda mengalami gejala di atas, segera konsultasikan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar