Saat vagina atau Miss V terasa sakit atau nyeri, melakukan segala macam aktivitas pun jadi tak nyaman, mulai dari duduk, berkendara, sampai berhubungan badan. Sayangnya, nyeri vagina bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Namun, apa sebenarnya yang jadi penyebab nyeri vagina dan bagaimana cara mengatasinya? Simak jawaban berikut ini.
Berbagai penyebab vagina sakit
Nyeri pada vagina bisa terjadi karena kondisi medis yang menyerang vagina itu sendiri (bagian dalam dari organ kewanitaan) atau dari labia dan bagian kulit yang membentuk vulva (bagian luar vagina).
Penyakit pada wanita yang menyebabkan nyeri vagina ini bisa beragam dengan gejala yang mungkin berbeda.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai penyakit yang bisa menjadi penyebab vagina terasa sakit.
1. Luka dan iritasi pada vagina
Iritasi akibat luka pada kulit dalam dan luar vagina umum terjadi pada wanita. Luka bisa terjadi cukup ringan yang tampak seperti lecet pada vagina atau parah yang membuat kulit dalam vagina robek.
Umumnya, luka di vagina bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari berkeringat, menggunakan pembalut dan celana yang ketat, berhubungan intim, hingga robek saat melahirkan.
Pada kondisi ini, vulva dan vagina bisa terasa perih, gatal, tak nyaman serta vulva terlihat merah, bengkak, dan ada bagian kulit yang pecah.
2. Vulvodynia
Jika vagina yang sakit sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama, misal hingga bulanan atau bahkan tahunan, maka vulvodynia bisa menjadi penyebab kondisi Anda.
Anda yang punya kondisi ini mungkin merasakan gejala seperti nyeri, perih, panas, atau ngilu di vagina. Sebagian orang juga melaporkan vagina terasa gatal.
Adapun penyebab dari vulvodynia tak diketahui pasti. Namun, beberapa orang mengaku gejala kondisi ini muncul jika ada pemicunya, seperti berhubungan intim atau memasukkan tampon.
3. Infeksi
Waspada infeksi pada vagina jika organ intim Anda ini terasa nyeri disertai dengan bengkak, gatal, sensasi terbakar, muncul bau tak sedap, hingga keluar keputihan yang tak wajar.
Infeksi pada vagina bisa terjadi akibat bakteri, jamur, atau virus, termasuk yang terkait dengan penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia.
Meski begitu, melansir Jean Hailes, penyakit menular seksual pun terkadang tak menimbulkan rasa nyeri atau gejala lainnya.
4. Vagina kering
Vagina yang terlalu kering juga bisa menyebabkan Miss V nyeri bagian dalam, terutama saat buang air kecil, berhubungan intim, atau duduk terlalu lama.
Ini merupakan kondisi yang umum terjadi setelah menopause karena menurunnya hormon estrogen.
Meski begitu, kondisi lainnya juga bisa menjadi penyebab vagina kering, seperti menyusui, mengonsumsi pil KB, atau efek dari pengobatan medis tertentu.
5. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang umum muncul di dinding rahim justru tumbuh di area lain dari panggul.
Selain menimbulkan rasa nyeri pada vagina, penyakit ini pun umumnya membuat panggul Anda terasa sakit.
Ini umumnya terjadi saat Anda berhubungan intim atau ketika datang bulan. Adapun kondisi ini bisa membuat Anda sulit hamil sehingga penanganan medis sangat diperlukan.
6. Kista Bartholin
Jika rasa sakit muncul bersamaan dengan benjolan yang ada di mulut vagina, bisa jadi penyebabnya adalah kista Bartholin.
Melansir Cleveland Clinic, kista ini muncul dan berkembang ketika kelenjar Bartholin, yaitu kelenjar yang bertanggung jawab untuk pelumasan vagina, tersumbat.
Meski sebagian besar kasusnya tak menimbulkan rasa nyeri, benjolan lunak ini bisa berisi nanah dan terasa sakit, terutama saat duduk, berjalan, atau berhubungan intim, akibat infeksi.
7. Lichen sclerosus
Lichen sclerosus adalah salah satu penyakit kulit kronis yang paling sering menyerang kulit di sekitar vulva dan anus.
Selain vagina yang gatal dan nyeri, penyakit ini juga menimbulkan bercak warna putih yang tebal dan berkerut di sekitar area kulit yang terkena.
Bahkan, vulva Anda pun bisa kehilangan bentuk aslinya. Vulva bisa menyusut dan labia minora (bibir kemaluan bagian dalam) dapat menghilang.
8. Vaginismus
Rasa nyeri pada vagina yang timbul saat berhubungan intim juga bisa terjadi akibat vaginismus.
Vaginismus adalah kondisi ketika otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat penetrasi sehingga menimbulkan rasa sakit.
Pada beberapa orang dengan kondisi ini, pemasangan tampon serta pemeriksaan vagina dan serviks oleh dokter juga sering menimbulkan rasa sakit.
9. Masalah pada bagian dasar panggul
Bukan cuma penyakit pada vagina, wanita yang mengalami nyeri panggul juga terkadang mengalami sakit pada vagina dan vulva.
Ini umumnya terjadi karena masalah pada bagian dasar panggul, misal akibat otot dasar panggul yang terlalu aktif.
Selain penyebab-penyebab di atas, penyakit lainnya juga mungkin menimbulkan vagina sakit, seperti kanker vagina dan vulva. Tanyakan pada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Cara mengatasi vagina yang sakit
Cara mengobati vagina yang sakit bisa berbeda pada setiap wanita, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Maka dari itu, sebaiknya Anda langsung menemui dokter untuk mendiskusikan pengobatan yang terbaik buat Anda.
Untuk mengurangi rasa sakit, dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri dan salep khusus untuk vagina. Bila dirasa perlu, Anda juga mungkin diberikan obat pengatur hormon.
Obat antibiotik pun mungkin akan dokter berikan jika nyeri pada vagina terjadi akibat infeksi bakteri.
Pada kondisi tertentu, prosedur bedah pun mungkin saja diperlukan. Misalnya operasi laparoskopi untuk mengatasi endometriosis Anda.
Selain pengobatan secara medis, beberapa perawatan rumahan juga bisa Anda lakukan untuk mengurangi atau mencegah rasa nyeri pada vagina, seperti berikut ini.
- Hindari douching.
- Bersihkan area luar vagina secara rutin dengan menggunakan air hangat.
- Hindari menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang mengandung parfum saat membersihkan vagina.
- Kompres dingin untuk mengurangi nyeri dan gatal.
- Hindari pakai celana ketat.
- Menggunakan pelumas seks yang berbahan dasar air supaya penetrasi tidak terasa menyakitkan.
- Senam Kegel untuk mengatasi masalah pada otot dasar panggul.
Meski begitu, selalu berhati-hati jika ingin menggunakan obat-obatan alami atau herbal untuk mengatasi kondisi Anda.
Lebih baik, tanyakan kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.
Kesimpulan
- luka dan iritasi pada vagina,
- vulvodynia,
- infeksi,
- vagina kering,
- endometriosis,
- kista Bartholin,
- Lichen sclerosus,
- vaginismus, dan
- masalah pada bagian dasar panggul.
[embed-health-tool-ovulation]