backup og meta

Torsi Ovarium

Torsi Ovarium

Bukan hanya otot yang bisa terpelintir, ovarium (indung telur) juga bisa mengalami kondisi serupa. Masalah kesehatan ini dikenal dengan istilah torsi ovarium. Yuk, pelajari lebih lanjut lewat ulasan berikut.

Apa itu torsi ovarium?

Torsi ovarium adalah kondisi ovarium yang terpelintir dari jaringan yang menopangnya. Kondisi ini memiliki sebutan lain, yaitu torsio ovarium atau torsio kista ovarium.

Ovarium atau indung telur merupakan organ reproduksi wanita yang terletak di kedua sisi rahim.

Fungsinya melepaskan sel telur selama masa reproduksi dan menghasilkan hormon reproduksi yang mengendalikan siklus menstruasi dan kehamilan.

Nah, ovarium ditahan oleh jaringan ikat (ligamen) pada panggul. Bila ovarium terpelintir, suplai darah ke ovarium dapat terputus. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri hebat.

Tanpa perawatan, ovarium mungkin tidak dapat lagi melakukan tugasnya secara normal dan dapat memengaruhi kesuburan serta menyebabkan masalah lainnya.

Jika tuba falopi di dekat ovarium juga terpelintir, kondisi ini dikenal dengan sebutan torsi adneksa.

Situs yang dikelola oleh Yale University menyebutkan bahwa torsi ovarium tidak umum terjadi dan merupakan keadaan darurat medis.

Operasi akan diperlukan untuk melepaskan atau mengangkat ovarium. 

Bisakah torsi ovarium terjadi tanpa tuba falopi?

Melansir dari studi pada jurnal Cureus, torsio ovarium lebih umum melibatkan ovarium dan tuba falopi. Hanya sedikit kasus yang melibatkan ovarium atau tuba falopi saja.

Tanda dan gejala torsi ovarium

perut sakit setelah makan daging

Gejala utama torsio ovarium adalah nyeri perut yang parah secara tiba-tiba. Rasa nyerinya digambarkan dengan keluhan, seperti berikut.

  • Tajam menusuk dan beberapa merasakan kram.
  • Rasa nyeri terjadi di seluruh perut bagian bawah atau hanya di sisi ovarium yang terkena, biasanya sisi kanan.
  • Awalnya, rasa nyeri di perut bagian bawah saja, tetapi kemudian dapat menjalar ke paha, sisi panggul, dan punggung bawah secara perlahan.
  • Nyeri muncul secara terus-menerus.

Gerakan fisik tubuh dapat memicu gejala torsi ovarium pada sebagian wanita, misalnya setelah berhubungan intim, berolahraga, atau di tengah bekerja. 

Setiap orang merasakan nyeri yang berbeda. Hal ini membuat dokter sulit untuk mengetahui apakah nyeri yang dialami merupakan keadaan darurat medis seperti torsi kista ovarium atau hal lainnya. 

Namun, umumnya wanita dengan kondisi ini tidak dapat mengabaikan rasa nyeri yang muncul. Selain itu, Anda bisa mengalami beberapa gejala torsi kista ovarium lainnya, di antaranya adalah:

Kapan harus ke dokter?

Rasa nyeri yang muncul kadang membuat frustrasi karena nyeri perut merupakan gejala yang khas dari banyak kondisi dan tidak semuanya memerlukan kunjungan ke ruang gawat darurat.

Namun, jika Anda merasa nyeri mengganggu aktivitas dan terus-menerus muncul, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. 

Jika penyebabnya adalah ovarium terpelintir, Anda diharuskan segera pergi ke UGD untuk mendapatkan perawatan yang tepat. 

Penyebab torsi ovarium

Ovarium terpelintir terjadi ketika ada sesuatu yang mengganggu keseimbangan ovarium tetap pada tempatnya. 

Pertumbuhan seperti kista ovarium, terutama yang berukuran besar, dapat menambah berat ovarium sehingga menyebabkan posisinya bergeser atau terpelintir pada ligamen yang menahannya. 

Meskipun jarang terjadi, tumor nonkanker atau kanker ovarium juga dapat menggeser posisi ovarium tersebut dan menyebabkan torsi.

Faktor risiko torsi ovarium

Siapa pun dapat mengalami ovarium terpelintir. Namun, wanita dengan kondisi berikut kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah ini di kemudian hari. 

  • Usia. Sekitar tiga perempat orang yang didiagnosis kondisi ini berada di usia reproduksi. Kebanyakan orang dengan torsi ovarium berusia antara 29 dan 34 tahun. 
  • Pertumbuhan pada ovarium. Hingga 85% orang yang didiagnosis dengan torsio ovarium memiliki kista ovarium atau massa jinak lainnya pada ovarium mereka. Risikonya lebih besar jika kista atau massa berukuran sekitar 5 sentimeter atau lebih.
  • Ligamen ovarium yang lebih panjang dari biasanya. Beberapa wanita mungkin terlahir dengan ligamen yang lebih panjang dari rata-rata yang membuatnya berisiko lebih besar mengalami ovarium terpelintir.
  • Kehamilan. Perubahan pada tubuh selama kehamilan dapat meningkatkan risiko ovarium terpelintir. Ini ada kaitannya dengan kista korpus luteum lebih umum terjadi selama kehamilan. Hormon reproduksi merelaksasi ligamen, membuatnya lebih lentur dan dapat berputar. 
  • Perawatan kesuburan. Perawatan yang merangsang ovarium untuk melepaskan lebih banyak sel telur (ovulasi) meningkatkan kemungkinan wanita mengembangkan kista folikel. Folikel adalah kantung di dalam ovarium yang melepaskan sel telur. Kista biasanya terbentuk di folikel selama ovulasi. Folikel yang lebih aktif berarti risiko kista yang lebih besar.

Diagnosis torsi ovarium

usg transvaginal

USG transvaginal biasanya dapat mendeteksi ovarium terpelintir. Ini ditandai dengan tidak  terlihatnya aliran darah ke ovarium. 

Di samping itu, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani prosedur laparoskopi untuk memeriksa ovarium Anda secara langsung. 

Jika dokter melihat ovarium terpelintir lewat laparoskopi, dokter dapat langsung mengobatinya.

Pengobatan torsi ovarium

Tanpa perawatan, ovarium yang terpelintir tidak mendapatkan aliran darah kaya oksigen. Akibatnya, jaringan pada ovarium akan mati. 

Ovarium yang terkena memang pada satu sisi saja dan Anda tetap bisa hamil dengan satu indung telur yang tersisa.

Akan tetapi, pengangkatan ovarium karena torsio kista ovarium dapat menurunkan peluang kehamilan.

Meskipun jarang terjadi, jaringan yang mati dapat menyebabkan infeksi perut (peritonitis). Infeksi dapat menyebar ke organ dan aliran darah yang bisa membahayakan jiwa. 

Itulah sebabnya jika dokter menemukan kondisi ini selama pemeriksaan, perawatan akan dilakukan sekaligus.

Dokter bedah akan menangani kondisi ini dengan melepaskan lilitan ovarium. Pada beberapa kasus, operasi kista ovarium juga dilakukan untuk mengangkat kista.

Paling sering, dokter bedah melakukan laparoskopi untuk menangani torsi ovarium. Pada prosedur ini, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil (potongan). 

Kemudian, dokter akan memasukkan instrumen yang disebut laparoskop ke salah satu sayatan untuk melihat apakah ovarium Anda terpelintir atau tidak.

Akan tetapi, dokter juga bisa melakukan operasi terbuka (laparatomi) jika kondisinya cukup kompleks.

Pencegahan torsi ovarium

Ovarium terperlintir tidak dapat Anda cegah. Pasalnya, pemicunya berhubungan dengan usia, pertumbuhan ovarium, dan kondisi ligamen di ovarium. 

Namun jika Anda mengalami kondisi ini secara berulang, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur yang disebut ooforopeksi.

Ini bertujuan untuk menstabilkan ovarium Anda sehingga tidak lagi terpelintir.

Demikian penjelasan mengenai torsi ovarium yang umumnya dialami wanita di usia produktif.

Mengenali gejala penyakit reproduksi wanita ini membuat Anda lebih waspada dan cepat mendapatkan perawatan jika kondisinya terjadi di kemudian hari. 

Kesimpulan

  • Torsi ovarium adalah kondisi medis darurat di mana ovarium terpelintir dari jaringan penopangnya, yang dapat memutus suplai darah dan menyebabkan nyeri hebat di perut bagian bawah.
  • Penyebabnya bervariasi, seperti kista ovarium, kehamilan, atau ligamen ovarium yang panjang.
  • Pengobatan umumnya melibatkan prosedur bedah untuk melepaskan lilitan atau mengangkat kista.
  • Penting untuk mengenali gejalanya agar mendapatkan perawatan segera, karena torsi ovarium dapat memengaruhi kesuburan dan berisiko menyebabkan komplikasi serius.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ghosh, A., & McKay, R. (2019). A Missed Diagnosis of Ovarian Torsion in a Patient with Bilateral Ovarian Dermoid Cysts: A Case Report. Cureus11(10), e5963. https://doi.org/10.7759/cureus.5963

Huang, C., Hong, M. K., & Ding, D. C. (2017). A review of ovary torsion. Tzu chi medical journal, 29(3), 143–147. https://doi.org/10.4103/tcmj.tcmj_55_17

What is ovarian torsion?. Cleveland Clinic. (2024, July 31). Retrieved 24 December 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/ovarian-torsion

Yale Medicine. (2021, July 13). Ovarian torsion. Yale Medicine. Retrieved 24 December 2024, from https://www.yalemedicine.org/conditions/ovarian-torsion

Pediatric ovarian torsion or “twisted ovaries.” Pediatric Ovarian Torsion | Children’s Hospital Colorado. (n.d.). Retrieved 24 December 2024, from https://www.childrenscolorado.org/conditions-and-advice/conditions-and-symptoms/conditions/pediatric-ovarian-torsion/

Ovarian torsion | radiology reference article | radiopaedia.org. (n.d.). Retrieved 24 December 2024, from https://radiopaedia.org/articles/ovarian-torsion

Versi Terbaru

10/01/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Mengulik Ciri-Ciri Rahim Bermasalah dan Ragam Penyebabnya

Hati-hati, Ini Bahaya yang Bisa Timbul Akibat Kista Ovarium


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan