Banyak wanita yang langsung cemas dan panik begitu tahu ia keputihan. Katanya, vagina yang mengeluarkan lendir itu tanda penyakit kelamin bahkan kanker serviks. Namun, bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya? Jika Anda sama sekali tidak pernah keputihan, apakah ini normal dan tandanya Anda sehat-sehat saja?
Apakah normal bila saya tidak keputihan?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Wanita yang tidak pernah mengalami keputihan justru tidak sehat atau tidak normal.
Pasalnya, keputihan atau leukorrhea merupakan hal yang pasti akan terjadi pada setiap wanita. Leukorrhea merupakan cairan berupa lendir yang dihasilkan oleh kelenjar serviks.
Di dalam cairan ini, terdapat lendir serviks, sel-sel vagina dan sel leher rahim yang sudah mati, hingga bakteri yang harus dibuang.
Melansir Mayo Clinic, lendir putih bening ini justru dapat membantu menjaga vagina tetap sehat dan bersih, sehingga terlindungi dari iritasi dan infeksi.
Berbeda dengan ciri keputihan yang tidak normal, seperti berbau dan berwarna keruh, keputihan yang normal umumnya berwarna putih jernih dengan tekstur agak lengket dan elastis serta tidak berbau aneh, amis, ataupun busuk.
Banyaknya cairan yang keluar pun bisa bervariasi, dari sedikit atau cukup banyak. Cairan keputihan normal umumnya akan terlihat kekuningan ketika mengering, tetapi tidak menyebabkan vagina gatal.
Mungkin, tidak semua wanita akan sadar bahwa dirinya mengalami keputihan, karena kondisi ini pun dapat berbeda-beda pada setiap wanita.
Jadi, saat Anda tidak pernah mengalami keputihan, ini artinya ada yang berbeda dari kondisi tubuh Anda.
Apa penyebab tidak keputihan?
Penyebab tidak adanya lendir bening pada vagina bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Namun, secara umum berbagai penyebab kondisi ini berkaitan dengan ketidakkeseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon estrogen.
Berikut adalah beberapa penyebab tidak ada cairan bening pada vagina.
1. Faktor hormonal
Hormon estrogen memainkan peran penting dalam mengatur produksi cairan vagina, termasuk keputihan.
Ketika produksi hormon estrogen tidak seimbang, misalnya karena siklus menstruasi atau kehamilan, ini tentu dapat memengaruhi jumlah keputihan pada wanita.
2. Stres
Stres atau rasa lelah bisa menyebabkan keputihan. Namun, stres secara fisik maupun emosional juga bisa menyebabkan tidak adanya cairan putih bening pada vagina wanita.
Hal ini karena hormon kortisol yang meningkat saat stres dapat mengganggu keseimbangan hormon, termasuk estrogen dan progesteron, yang berperan penting dalam produksi keputihan.
3. Kontrasepsi hormonal
Penggunaan obat-obatan seperti pil KB, suntikan hormon, hingga IUD juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon pada wanita.
Bagi sebagian wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal ini mungkin mengalami penurunan produksi cairan putih jernih pada vagina.
4. Dehidrasi
Tidak pernah keputihan dapat juga menjadi tanda tubuh mengalami dehidrasi. Pasalnya, semua cairan dalam tubuh, termasuk cairan putih pada vagina, dipengaruhi oleh tingkat hidrasi tubuh.
Ketika tubuh mengalami dehidrasi, tidak cukup air yang tersedia untuk menjaga kelembapan alami di berbagai bagian tubuh, termasuk vagina. Hal ini dapat menyebabkan vagina kering.
5. Produk pembersih vagina
Melansir dari Microbial Ecology in Health and Disease, penggunaan produk pembersih vagina, seperti sabun, dapat mengganggu keseimbangan alami pH dan bakteri baik yang ada di vagina.
Saat keseimbangan pH ini terganggu, kelembapan area tersebut pun akan menurun, sehingga wanita bisa tidak mengalami leukorrhea.
6. Douching
Sama halnya dengan penggunaan produk pembersih vagina, melakukan douching juga bisa mengganggu keseimbangan alami pH vagina, yang dapat mengurangi produksi keputihan.
Tidak hanya itu, douching juga dapat menyebabkan vagina menjadi kering hingga iritasi. Oleh karena itu, disarankan untuk hindari melakukan douching.
7. Perawatan medis
Perawatan medis seperti kemoterapi dan radiasi dapat memengaruhi jaringan tubuh, termasuk jaringan pada vagina.
Ini sering kali menyebabkan penurunan produksi hormon estrogen yang bisa berakibat pada ada atau tidak ada lendir putih bening ini sama sekali.
Kapan harus ke dokter saat tidak keputihan?
Meski pada dasarnya beberapa penyebab tidak ada keputihan ini bukan masalah serius, ada sejumlah kondisi di mana Anda sebaiknya menemui dokter.
Ini terutama bila tidak adanya leukorrhea disertai dengan gejala berikut ini.
- Vagina kering. Sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter bila vagina terasa kering. Ini karena kondisi tidak keputihan ini bisa menyebabkan gatal, sakit, iritasi, dan rasa tidak nyaman terutama saat berhubungan intim.
- Perubahan tiba-tiba. Bila Anda biasanya mengalami keputihan yang normal dan tiba-tiba tidak ada sama sekali tanpa alasan yang jelas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
- Gejala infeksi. Jika kekeringan vagina disertai dengan gejala seperti gatal, rasa terbakar, dan vagina bau yang tidak biasa.
- Setelah penggunaan obat atau perawatan. Bila tidak ada keputihan terjadi setelah penggunaan kontrasepsi hormonal atau perawatan seperti kemoterapi penting untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mengatasi gejala tersebut.
- Nyeri saat berhubungan seksual. Saat tidak ada keputihan dan Anda merasakan sakit saat berhubungan intim, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.
- Perubahan siklus menstruasi. Bila Anda mengalami perubahan siklus menstruasi yang disertai dengan berkurangnya atau tidak ada keputihan sama sekali, konsultasikan kepada dokter karena ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon.
Itulah beberapa penyebab tidak ada cairan bening pada vagina. Dalam beberapa kasus, hal ini mungkin hanya terjadi sementara dan akan membaik setelah beberapa waktu.
Namun, mengingat kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mendapatkan perawatan yang tepat.
Kesimpulan
- Wanita yang tidak pernah mengalami keputihan tergolong tidak sehat dan bukanlah kondisi yang normal. Pasalnya, cairan putih bening yang keluar dari vagina dapat membantu menjaga vagina tetap sehat dan bersih, sehingga terlindungi dari iritasi dan infeksi.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor hormonal, stres, kontrasepsi hormonal, dehidrasi, pemakaian produk pembersih vagina, douching, hingga perawatan medis yang dijalani.
- Segera konsultasikan kepada dokter bila tidak ada cairan yang keluar dari vagina, terutama jika disertai beberapa gejala seperti rasa sakit, iritasi, vagina bau, hingga perubahan siklus menstruasi.
[embed-health-tool-ovulation]