2. Fase perkembangan
Berbeda dengan proses spermatogenesis, pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis mengalami perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.
Akibatnya, ada satu oosit (sel telur yang belum matang) yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma.
Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Oosit yang lebih kecil inilah yang disebut dengan badan polar pertama.
3. Fase pematangan
Setelah itu, oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan sel telur kedua yang menghasilkan ootid.
Sementara, badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar kedua.
Dapat dikatakan bahwa ovulasi atau kematangan sel terjadi ketika oosit telah mencapai tahap perkembangan ootid.
Selama masa hidupnya, diperkirakan setiap wanita bisa memiliki sekitar 400 sel matang.
Lalu, setelah pembuahan, maka ootid sudah melewati tahap akhir pematangan dan bisa menjadi sel telur.
Ootid kemudian akan berkembang menjadi sel telur apabila bertemu dengan spermatozoa alias sel sperma.
Jika oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, siklus oogenesis terulang kembali.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar