Pada alat reproduksi wanita terdapat serviks atau leher rahim yang berfungsi memproduksi lendir atau mukus. Namun, saat terjadi peradangan pada leher rahim, Anda kemungkinan perlu melakukan prosedur kauterisasi serviks.
Apa itu kauterisasi serviks?
Kauterisasi serviks adalah prosedur yang memanfaatkan diatermi atau panas untuk membantu merawat sel-sel pada area leher rahim (serviks).
Prosedur ini dapat meregenerasi sel yang halus dan mudah rusak menjadi lebih baru, sehat, dan kuat. Hal ini dapat mencegah keluarnya cairan sekaligus perdarahan yang tidak teratur.
Mengutip dari National Health Services, kauterisasi adalah prosedur yang menggunakan cryotherapy atau panas untuk menghancurkan sel atau jaringan abnormal.
Untuk itu, kauterisasi serviks bisa dilakukan untuk membantu mengobati berbagai masalah yang berhubungan dengan leher rahim.
Sebagian besar prosedur ini dilakukan untuk mengatasi perdarahan karena hubungan seksual.
Kapan perlu menjalani prosedur ini?
Setelah dokter melakukan diagnosis, ada beberapa kondisi yang membuat dokter akan melakukan kauterisasi serviks seperti berikut ini.
Ektropion serviks tergolong kondisi umum, tidak berbahaya dan tidak berhubungan dengan kanker termasuk kanker serviks.
Ini adalah kondisi yang terjadi saat sel-sel atau kelenjar dari dalam saluran serviks tumbuh pada area luar serviks.
Sel kelenjar ini berwarna merah sehingga area tersebut akan terlihat merah.
Apa yang harus diketahui sebelum kauterisasi serviks?
Sebagian besar wanita yang telah melakukan prosedur merasa gejala yang dialami lebih ringan dibandingkan gejala yang dirasa sebelumnya.
Namun, perlu Anda perhatikan pula bahwa tak menutup kemungkinan bahwa gejala yang parah dapat muncul kembali karena hormon seks wanita pada area serviks.
Selama prosedur, Anda mungkin akan merasakan kram serta nyeri yang mirip dengan menstruasi.
Tak perlu khawatir berlebihan karena rasa sakit akan menghilang setelah perawatan selesai.
Bagaimana proses kauterisasi serviks?
Sebelum prosedur, Anda akan berbaring dalam posisi yang sama seperti pemeriksaan kesehatan reproduksi atau saat melakukan pap smear.
Dokter akan menggunakan spekulum (pembuka vagina) untuk melihat area serviks dengan jelas dan kemungkinan juga akan memberikan anestesi lokal.
Setelah itu, dokter akan menggunakan alat probe panas pada area serviks yang memerlukan perawatan. Prosedur ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
Jika Anda merasa tidak nyaman, pada kondisi tertentu yang jarang terjadi, dokter mungkin akan memberikan anestesi umum.
Apa yang harus saya lakukan setelah prosedur?
Beberapa wanita mungkin mengalami sedikit ketidaknyamanan pada area perut selama beberapa jam setelah prosedur kauterisasi serviks.
Kemungkinan rasanya akan seperti nyeri haid. Apabila tidak bisa menahan rasa sakitnya Anda akan perlu minum obat penghilang rasa sakit ringan.
Hindari terlebih dahulu melakukan hubungan seksual untuk menghindari terjadinya infeksi vagina serta kerusakan dari bekas area prosedur.
Pada kondisi tertentu, dokter juga mungkin akan melakukan biposi untuk melihat sampel kecil jaringan serviks sehingga perlu waktu untuk mengetahui hasilnya.
Adakah efek samping kauterisasi serviks?
Tidak ada risiko atau efek samping besar setelah prosedur kauterisasi serviks. Akan tetapi, mungkin Anda akan mengalami perdarahan serta keputihan yang cukup banyak.
Kondisi perdarahan serta keputihan mungkin akan berlangsung selama dua minggu hilang timbul.
Anda juga perlu menghindari untuk melakukan hubungan seksual, olahraga berat, dan menggunakan tampon hingga perdarahan benar-benar tidak terjadi lagi.
Segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut saat Anda mengalami infeksi atau kondisi lainnya seperti di bawah ini:
- keputihan dengan bau yang tidak sedap,
- perdarahan berkelanjutan,
- badan merasa tidak sehat, serta
- mengalami demam.
Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait prosedur, manfaat, dan komplikasi kauterisasi serviks, silakan konsultasikan pada dokter untuk solusi terbaik.
[embed-health-tool-ovulation]