backup og meta

Apakah Sel Telur Bisa Habis? Wanita Harus Tahu Jawabannya

Apakah Sel Telur Bisa Habis? Wanita Harus Tahu Jawabannya

Salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya kehamilan adalah sel telur yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Sel telur berperan penting dalam ovulasi sehingga kehamilan pun terjadi. Namun, banyak yang bertanya-tanya apakah sel telur bisa habis? Berikut jawaban lengkapnya.

Apakah sel telur pada wanita bisa habis?

Ya, sel telur wanita dapat habis seiring berjalannya waktu. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sekitar 1 – 2 juta sel telur. 

Tidak seperti sperma pria, oogenesis pada wanita tidak menghasilkan sel telur baru sepanjang hidupnya. 

Proses pembuatan sel telur hanya terjadi sejak dalam kandungan dan jumlah sel telur terus menurun setiap bulannya hingga menopause.

Pada saat wanita memasuki masa pubertas, sel telur hanya tersisa sekitar 25% dari jumlah sel telur saat lahir atau sekitar 300,000 sel.

Selama 30 – 40 tahun berikutnya dari kehidupan reproduksi wanita, persediaan telur akan habis.

Meskipun begitu, tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti jumlah telur yang tersisa di dalam ovarium pada waktu tertentu.

Habisnya sel telur wanita ditandai dengan penurunan kesuburan yang signifikan.

Hal yang memengaruhi jumlah dan kualitas sel telur

Salah satu penelitian dalam jurnal JBRA Assisted Reproduction mengatakan bahwa jumlah dan kualitas sel telur dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. 

Berikut beberapa faktor yang berperan.

  • Usia. Wanita terlahir dengan sekitar 1 – 2 juta sel telur, tetapi jumlah ini menurun drastis seiring bertambahnya usia.
  • Faktor genetik. Faktor keturunan dapat memengaruhi cadangan sel telur di ovarium dan usia menopause.
  • Gangguan hormonal. Ketidakseimbangan hormon, seperti pada PCOS (polycystic ovary syndrome) atau gangguan tiroid, dapat memengaruhi ovulasi dan kualitas sel telur.
  • Penyakit autoimun. Lupus atau diabetes tipe 1 bisa merusak sel telur.
  • Infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore, dapat menyebabkan peradangan pada organ reproduksi dan berisiko menurunkan kesuburan.
  • Endometriosis bisa merusak ovarium dan mengurangi kualitas sel telur.
  • Gaya hidup. Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurang olahraga bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan berdampak buruk pada ovulasi.

Hubungan jumlah dan kualitas sel telur dengan kesuburan

sel telur

Banyak wanita percaya bahwa jumlah sel telur merupakan indikator utama dalam meningkatkan kesuburan. Faktanya, kualitas sel telur lebih penting daripada jumlahnya dalam menentukan kehamilan.

Sel telur berkualitas memiliki struktur yang sehat dan kromosom yang lengkap sehingga lebih mudah dibuahi oleh sperma. 

Sebaliknya, sel telur yang kurang berkualitas bisa memiliki kelainan kromosom atau membran yang lemah sehingga sulit dibuahi.

Setelah pembuahan, sel telur berkualitas lebih mungkin berkembang menjadi embrio yang sehat. 

Embrio yang berasal dari sel telur berkualitas rendah lebih rentan terhadap kelainan genetik yang dapat menyebabkan kegagalan implantasi atau keguguran.

Memang terdapat metode untuk meningkatkan peluang hamil dengan IVF atau bayi tabung. Namun, prosedur ini tidak dapat memperbaiki kualitas sel telur yang sudah ada. 

Meskipun jumlah sel telur penting, kualitasnya adalah faktor utama dalam menentukan peluang hamil yang sukses. 

Oleh karena itu, menjaga kualitas sel telur dengan pola hidup sehat, menghindari stres, dan rutin memeriksakan kesehatan reproduksi sangat dianjurkan, terutama bagi yang merencanakan kehamilan di usia 30-an ke atas.

Apa yang menyebabkan sel telur habis?

Faktor utama yang mempercepat habisnya sel telur meliputi usia, faktor genetik, gangguan hormonal (seperti PCOS), penyakit autoimun, infeksi menular seksual, endometriosis, serta gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, stres, dan pola makan buruk).

Cara menjaga kesehatan sel telur

Menjaga kesehatan sel telur sangat penting untuk meningkatkan peluang kehamilan dan mengurangi risiko kelainan kromosom. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.

  • Konsumsi makanan bergizi, seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan protein berkualitas.
  • Menjaga berat badan ideal karena berat badan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa mengganggu ovulasi dan kualitas sel telur.
  • Olahraga teratur dengan intensitas ringan hingga sedang, seperti yoga, jalan kaki, atau berenang, dapat meningkatkan sirkulasi darah ke ovarium dan rahim.
  • Kurangi stres karena stres kronis meningkatkan hormon kortisol, yang bisa mengganggu keseimbangan hormon reproduksi dan menurunkan kualitas sel telur.
  • Tidur cukup 7 – 9 jam setiap malam membantu tubuh memperbaiki sel-sel sistem reproduksi dan menyeimbangkan hormon.
  • Kurangi paparan BPA (Bisphenol A) yang ada pada plastik kemasan makanan atau minuman. Gunakan wadah kaca atau stainless steel.
  • Pertimbangkan asupan suplemen, seperti asam folat, vitamin D, omega-3, dan CoQ10.

Selain menerapkan cara-cara di atas, sebaiknya Anda periksa kadar hormon seperti AMH (Anti-Müllerian Hormone) untuk mengetahui cadangan sel telur. 

Konsultasikan dengan dokter jika ada gangguan menstruasi atau masalah kesuburan lainnya.

Rangkuman

  • Sel telur wanita bisa habis. Wanita lahir dengan sekitar 1 – 2 juta sel telur, tetapi hanya sekitar 300.000 yang tersisa saat pubertas dan jumlah ini semakin menurun selama masa reproduksi.
  • Faktor seperti usia, genetik, gangguan hormonal, penyakit, dan gaya hidup memengaruhi kualitas serta kuantitas sel telur.
  • Menjaga kesehatan sel telur bisa dilakukan dengan pola makan bergizi, berat badan ideal, olahraga, mengelola stres, tidur cukup, dan menghindari zat berbahaya. Suplemen dan pemeriksaan hormon juga dapat membantu memantau kesuburan.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Admin. (2018). Normal Ovarian Function. Retrieved 3 March 2025, from https://www.rogelcancercenter.org/fertility-preservation/for-female-patients/normal-ovarian-function

Diminished Ovarian Reserve: Causes, Symptoms & Treatment. (2025). Retrieved 3 March 2025 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23975-diminished-ovarian-reserve

Baruselli, P. S., Batista, E. O. S., Vieira, L. M., Ferreira, R. M., Guerreiro, B. G., Bayeux, B. M., … & Gimenes, L. U. (2018). Factors that interfere with oocyte quality for in vitro production of cattle embryos: effects of different developmental & reproductive stages. Animal Reproduction (AR), 13(3), 264-272.

Moghadam, A. R. E., Moghadam, M. T., Hemadi, M., & Saki, G. (2022). Oocyte quality and aging. JBRA assisted reproduction, 26(1), 105–122. https://doi.org/10.5935/1518-0557.20210026

Primary ovarian insufficiency. (2023). Retrieved 3 March 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-ovarian-failure/symptoms-causes/syc-20354683

Versi Terbaru

06/03/2025

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Coitus Interruptus, Benarkah Efektif Cegah Kehamilan?

Puasa dan Kesuburan, Apakah Ada Kaitannya?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan