- Warna kemerahan pada kulit.
- Jantung berdebar.
- Keringat berlebih pada tubuh bagian atas.
- Tubuh terasa dingin atau menggigil setelahnya.
- Perasaan cemas.
Gejala hot flashes pada menopause sering hilang-timbul dalam beberapa tahun. Beberapa wanita melaporkan bahwa dirinya mengalami gejala ini setiap hari selama lebih dari 7 tahun.
Bahkan, John Hopkins Medicine menyebut, rata-rata wanita hidup dengan gejala ini selama 10-15 tahun hingga sering membuatnya frustasi.
Apa penyebab hot flashes?

Penyebab hot flashes masih belum diketahui pasti. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan pengaturan suhu tubuh oleh bagian otak bernama hipotalamus yang dipengaruhi oleh hormon.
Hot flashes saat menopause diduga terjadi akibat perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron sebelum, selama, dan setelah menopause.
Kondisi ini menyebabkan hipotalamus menjadi lebih sensitif terhadap perubahan suhu tubuh. Ketika hipotalamus menganggap suhu tubuh terlalu hangat, ia berupaya mendinginkannya.
Cara yang dilakukan hipotalamus termasuk dengan menghasilkan keringat serta meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit.
Hal inilah yang kemudian membuat kulit wajah Anda tampak merah dan merona.
Selain menopause, gejala ini juga kadang terjadi karena penyebab lainnya, seperti di bawah ini.
- Efek samping pengobatan, seperti obat osteoporosis raloxifene, obat kemoterapi kanker payudara tamoxifene, dan beberapa obat antidepresan.
- Gangguan tiroid.
- Penyakit infeksi.
- Penyakit kanker tertentu dan pengobatannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar