Sebagian dari Anda pasti pernah mendengar istilah miom yang tumbuh di dalam rahim. Miom atau mioma uteri memang umum terjadi pada wanita. Bahkan, beberapa di antaranya mungkin tak menyadari memiliki kondisi ini. Namun, apa sebenarnya mioma uteri itu?
Apa itu mioma uteri?
Mioma uteri atau juga dikenal sebagai fibroid rahim adalah tumor (miom) jinak yang tidak memiliki sifat kanker.
Kondisi ini bisa digambarkan sebagai sel otot rahim yang tumbuh secara abnormal. Kisaran ukuran tumor berbeda-beda, bisa kecil atau bahkan besar hingga memengaruhi rahim.
Dikutip dari Mayo Clinic, mioma uteri yang juga bisa disebut leiomioma hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.
Dalam kasus ekstrem tertentu, beberapa fibroid dapat memperluas rahim sehingga mencapai tulang rusuk sekaligus menambah berat badan.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Banyak wanita yang memiliki mioma uteri, fibroid rahim, atau leiomioma. Bahkan, ada kemungkinan Anda dapat memiliki satu atau beberapa mioma.
Akan tetapi, kebanyakan dari wanita tidak mengetahui ketika memiliki kondisi ini karena seringkali tidak menimbulkan gejala.
Dokter mungkin menemukan miom secara tidak sengaja ketika Anda melakukan pemeriksaan panggul atau USG prenatal.
Fibroid rahim dan masalah kesuburan
- Sekitar 5% hingga 10% wanita dengan masalah kesuburan juga mengalami mioma uteri atau fibroid rahim.
- Ukuran dan lokasinya menentukan apakah mioma ini bisa memengaruhi kesuburan. Misalnya, ketika mioma berada di rongga rahim, ukuran yang sangat besar (diameter >6 cm) atau berada di dalam dinding rahim.
- Maka dari itu, ada kemungkinan wanita dengan fibroid mengalami infertilitas. Konsultasikan dengan dokter atau spesialis kesuburan agar dapat menilai miom di dalam tubuh.
Apa saja tanda dan gejala mioma uteri?
Banyak wanita yang tidak sadar memiliki mioma uteri (fibroid rahim) karena tidak ada gejala apa pun.
Bila Anda didiagnosis mengalami miom pada rahim, biasanya gejala yang muncul bisa dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlah miom.
Umumnya, ciri-ciri atau gejala mioma uteri atau fibroid rahim yang kerap muncul adalah sebagai berikut.
- Perdarahan menstruasi yang berat.
- Periode menstruasi yang lama yang berlangsung lebih dari seminggu.
- Mungkin teraba benjolan di dalam perut.
- Tekanan pada panggul sehingga menimbulkan nyeri.
- Sering buang air kecil.
- Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
- Sakit punggung atau nyeri kaki.
- Mempunyai masalah kesuburan.
Mioma uteri biasanya dikategorikan berdasarkan lokasinya. Berikut beberapa jenisnya.
- Miom intramural, yaitu miom yang tumbuh di dalam otot dinding rahim.
- Fibroid atau miom submucosal, biasanya terjadi akibat miom yang tumbuh di lapisan paling tipis di dalam rongga rahim yang akibatnya dalam muncul benjolan ke dalam rongga rahim.
- Miom subserosal, yang terdeteksi tumbuh ke bagian luar uterus, ini merupakan jenis paling sering.
- Fibroid atau miom pediculated, yaitu miom yang bertangkai dan dapat tumbuh di bagian dalam maupun luar dinding rahim.
Kapan harus ke dokter?
Baiknya, Anda segera temui dan konsultasikan dengan dokter apabila memiliki keluhan berikut.
- Nyeri panggul yang tidak kunjung hilang.
- Menstruasi dalam waktu lama dan menyakitkan.
- Terdapat bercak atau darah secara tiba-tiba, tapi bukan menstruasi.
- Kesulitan untuk mengosongkan kandung kemih.
- Mengalami perdarahan vagina yang parah atau nyeri panggul yang datang tiba-tiba.
Apa penyebab mioma uteri?
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya mioma uteri. Namun, ada beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan kondisi ini, antara lain sebagai berikut.
1. Perubahan dan faktor genetik
Banyak miom yang terjadi akibat perubahan genetik yang terjadi pada sel otot rahim normal.
Lalu, apabila keluarga terdekat mempunyai kondisi ini, maka akan meningkatkan kemungkinan Anda mengalami fibroid rahim.
2. Tingkat hormon
Estrogen dan progesteron adalah dua hormon yang merangsang perkembangan lapisan dinding rahim setiap siklus menstruasi untuk mempersiapkan kehamilan.
Ini bisa berisiko meningkatkan munculnya miom atau sel abnormal dalam dinding rahim.
Mioma uteri umumnya cenderung menyusut atau jarang terjadi setelah wanita mengalami menopause karena penurunan produksi hormon.
3. Faktor zat asing lainnya
Zat yang membantu tubuh mempertahankan jaringan, seperti insulin, dapat memengaruhi pertumbuhan fibroid atau miom.
Para dokter meyakini bahwa mioma uteri berkembang dari sel induk di jaringan otot polos rahim (miometrium).
Hal ini disebabkan oleh satu sel membelah berulang kali sehingga menciptakan massa atau tumor. Pertumbuhan mioma uteri ini berbeda-beda, ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat.
Meski begitu, tumor atau miom bisa menyusut dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus, ada mioma uteri yang bisa hilang setelah kehamilan.
Apa yang meningkatkan risiko terkena kondisi ini?
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko Anda mengalami fibroid rahim atau mioma uteri. Salah satunya adalah sedang berada dalam usia reproduktif atau belum menopause.
Terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan Anda mengalami kondisi ini, yaitu sebagai berikut.
1. Keturunan
Jika ibu atau saudara perempuan Anda memiliki kondisi miom di rahim, kemungkinan Anda juga berisiko terkena penyakit ini
2. Ras
Perempuan kulit hitam cenderung lebih rentan mengalami fibroid rahim dibandingkan wanita dari kelompok ras lainnya.
Selain itu, wanita kulit hitam juga cenderung mengalami mioma yang lebih banyak atau besar di usia muda.
3. Faktor lingkungan
Bagaimana gaya hidup yang biasanya Anda jalani? Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya miom pada rahim, seperti berikut ini.
- Penggunaan alat kontrasepsi.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Kekurangan vitamin.
- Diet tinggi daging merah dan rendah sayuran hijau.
- Gemar konsumsi minum alkohol.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis?
Untuk memeriksa mioma uteri (fibroid rahim), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul. Jika Anda memiliki gejala mioma, dokter dapat menyarankan tes berikut.
- USG, untuk mengonfirmasi diagnosis serta mencari dan mengetahui ukuran tumor.
- Tes darah, tes ini biasanya dilakukan jika Anda memiliki perdarahan vagina yang tidak normal.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mengetahui ukuran dan lokasi miom, mengenali jenis tumor yang berbeda, dan memilih perawatan yang tepat.
- Histeroskopi, teknik histeroskopi dilakukan dengan menempatkan sebuah tabung kecil melalui serviks dan masuk ke uterus untuk mengamati kondisi dalam rahim dan tuba falopi.