backup og meta

Ragam Gejala Disuria (Anyang-anyangan) Berdasarkan Penyebabnya

Ragam Gejala Disuria (Anyang-anyangan) Berdasarkan Penyebabnya

Pernahkah Anda merasakan nyeri saat buang air kecil? Jika ya, ini mungkin merupakan gejala dari anyang-anyangan. Sebaik apa pun kondisi urine normal yang keluar saat Anda buang air kecil, rasa nyeri yang menyertainya tetap tidak wajar dan dapat menandakan masalah serius pada sistem perkemihan.

Dikenal secara medis sebagai disuria, anyang-anyangan adalah gangguan pada sistem perkemihan yang membuat kencing terasa sakit. Anyang-anyangan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Dengan mengenali gejalanya, Anda pun bisa mengetahui penyebab anyang-anyangan dan cara terbaik untuk mengatasinya.

Gejala anyang-anyangan berdasarkan penyebabnya

penyebab anyang-anyangan

Ciri utama anyang-anyangan adalah rasa sakit ketika buang air kecil. Namun, gejala ini sangat umum dan bisa menandakan berbagai kondisi. Guna mengetahui apa penyebab anyang-anyangan, Anda perlu melihat gejala lain yang muncul bersama rasa nyeri.

Berikut berbagai gejala yang dapat muncul berdasarkan penyebabnya.

1. Nyeri saat buang air kecil

Nyeri ketika buang air kecil biasanya menandakan infeksi saluran kemih. Lokasi nyeri dapat menunjukkan dari mana infeksi berasal. Jika nyeri terasa merambat ke punggung bawah, infeksi mungkin terjadi di saluran kemih atas yang terdiri dari ginjal dan ureter.

Sementara itu, nyeri pada perut bawah atau alat kelamin bisa saja menandakan infeksi pada kandung kemih dan uretra. Setiap orang tentu mengalami gejala yang beragam, jadi cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

2. Rasa panas saat buang air kecil

Anyang-anyangan kerap kali disertai gejala panas saat buang air kecil. Selain menjadi ciri umum infeksi saluran kemih, kondisi ini juga sering dialami penderita infeksi menular seksual. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk membedakan keduanya.

Pada kasus infeksi menular seksual, jenis infeksi yang paling umum didiagnosis adalah gonorea, klamidia, trikomoniasis, dan herpes. Semuanya disebabkan oleh patogen (bibit penyakit) yang beragam sehingga pengobatannya juga berbeda pada tiap orang.

3. Sering buang air kecil

Frekuensi buang air kecil yang normal adalah 6-8 kali sehari. Buang air kecil lebih dari delapan kali sehari tergolong tidak wajar. Hal ini mungkin menandakan kandung kemih overaktif, kandung kemih neurogenik, atau poliuria.

Ketiga kondisi tersebut sebenarnya tidak menimbulkan nyeri saat buang air kecil. Jika Anda sering buang air kecil disertai nyeri, kemungkinan ada kondisi lain yang menjadi penyebabnya. Segera diskusikan dengan dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.

4. Urine berubah warna

Urine yang normal berwarna jernih hingga kuning muda. Perubahan warna urine dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari dehidrasi, infeksi kandung kemih, penyakit menular seksual, hingga penyumbatan saluran kencing akibat batu ginjal.

Anyang-anyangan disertai perubahan warna urine menjadi merah muda, merah, atau keruh berawan merupakan gejala dari infeksi yang serius. Selain itu, Anda juga perlu waspada apabila nyeri saat buang air kecil disertai adanya darah pada urine (hematuria).

5. Rasa gatal pada alat kelamin

Seperti halnya nyeri saat kencing, rasa gatal pada alat kelamin juga dapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa yang paling umum yakni reaksi alergi, bahan kimia dalam produk pembersih, penyakit kulit, dan menopause.

Apabila gatal disertai rasa nyeri saat buang air kecil, ini mungkin adalah gejala infeksi menular seksual. Pada wanita, kedua kondisi tersebut juga dapat menandakan vaginitis (radang pada vagina) atau bacterial vaginosis (infeksi bakteri pada vagina).

6. Volume urine sedikit

Produksi urine normal dalam sehari berkisar antara 400 sampai 2.000 mL. Jumlahnya tergantung dari banyaknya cairan yang Anda konsumsi. Meski begitu, ada beberapa hal yang dapat mengurangi produksi urine walaupun Anda sudah cukup minum.

Bila tidak ada gejala lain pada sistem perkemihan, kondisi ini mungkin disebabkan oleh aliran urine yang terhambat akibat terjepitnya saluran kencing. Namun, jika Anda turut mengalami anyang-anyangan, ini bisa jadi gejala dari infeksi pada sistem perkemihan.

Kapan Anda perlu memeriksakan diri ke dokter?

Anyang-anyangan biasanya berangsur membaik setelah minum air putih. Sebagian besar kasus anyang-anyangan bahkan bisa sembuh tanpa obat. Segera periksakan diri Anda ke dokter bila anyang-anyangan terasa makin parah atau terjadi berulang-ulang.

Anda sebaiknya juga segera mengunjungi dokter bila anyang-anyangan disertai gejala sebagai berikut.

  • Timbul rasa nyeri pada badan bagian samping atau belakang.
  • Demam, baik dengan atau tanpa menggigil.
  • Rasa nyeri berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Keluar cairan dari penis atau vagina yang tampak tidak wajar.
  • Urine berwarna merah muda, merah, cokelat, atau mengandung darah.

Infeksi sering kali menyebabkan demam. Jika Anda mengalami demam tinggi melebihi 39 derajat Celsius, segeralah cari bantuan medis. Demam tinggi adalah tanda bahwa tubuh Anda terserang infeksi berat yang harus segera ditangani.

Dokter akan melihat riwayat kesehatan Anda sebelum menjalankan beberapa tes. Guna mengetahui penyebab rasa nyeri, dokter biasanya menanyakan kapan dan sesering apa gejala muncul, serta apakah gejala selalu muncul saat buang air kecil.

Dokter juga perlu mengetahui apakah gejala anyang-anyangan disertai masalah pada urine atau ketika berkemih. Anda kemungkinan akan diminta mengambil sampel urine. Sampel ini lalu diperiksa untuk melihat adanya darah atau tanda-tanda infeksi.

Anyang-anyangan merupakan salah satu penyakit kandung kemih yang sering terjadi. Gejala utamanya yakni rasa nyeri saat buang air kecil. Gejala ini begitu umum sehingga untuk mendiagnosisnya, Anda perlu melihat kondisi lain yang menyertainya.

Setelah mengetahui penyebabnya, barulah Anda dapat mengatasi anyang-anyangan dengan cara yang tepat. Selalu ikuti pengobatan sesuai anjuran dokter dan jangan lupa minum cukup air putih agar kesehatan saluran dan kandung kemih senantiasa terjaga.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Painful urination (dysuria) Causes. (2020). Retrieved 17 July 2020, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/painful-urination/basics/causes/sym-20050772

Painful Urination (Dysuria): Causes & Treatment. (2020). Retrieved 17 July 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15176-dysuria-painful-urination

Dysuria (Painful Urination) Management and Treatment | Cleveland Clinic. (2020). Retrieved 17 July 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15176-dysuria-painful-urination/management-and-treatment

Urine color – Symptoms and causes. (2020). Retrieved 17 July 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urine-color/symptoms-causes/syc-20367333#:~:text=Normal%20urine%20color%20ranges%20from,can%20change%20your%20urine%20color.

Versi Terbaru

16/11/2020

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

7 Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil yang Mengganggu

5 Perbedaan Anyang-anyangan pada Pria dan Wanita


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan