Cangkok atau transplantasi ginjal adalah salah satu penanganan penyakit ginjal yang sudah tidak lagi berfungsi, alias gagal ginjal. Prosedur ini membutuhkan donor ginjal, baik dari pendonor yang masih hidup maupun meninggal, untuk diletakkan ke tubuh penerimanya. Lantas, apa saja syarat donor ginjal?
Syarat donor ginjal
Jika mempunyai dua ginjal yang sehat dan berfungsi dengan baik, Anda mungkin dapat mendonorkan salah satu organ berbentuk kacang ini. Salah satu ginjal yang didonorkan nantinya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup atau menyelamatkan orang lain.
Baik pendonor maupun penerima dapat hidup hanya dengan satu ginjal yang sehat. Namun, Anda tidak bisa sembarang menjadi pendonor ginjal karena perlu dalam kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik.
Berikut ini beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar dapat melakukan donor ginjal.
- Berusia di atas 18 tahun.
- Sehat fisik dan mental.
- Memiliki golongan darah yang sama dengan penerima donor.
- Tekanan darah normal.
- Tidak menyandang diabetes, termasuk diabetes gestasional.
- Tidak menderita kanker dan/atau memiliki riwayat penyakit kanker.
- Tidak memiliki penyakit autoimun, seperti PCOS dan lupus eritematosus sistemik.
- Tidak mengalami penyakit pembuluh darah, seperti deep vein thrombosis (DVT).
- Tidak terlalu gemuk, alias BMI harus kurang dari 35.
- Tidak menderita penyakit ginjal, seperti batu ginjal.
- Tidak mempunyai penyakit menular seksual, seperti HIV dan hepatitis B.
- Tidak pernah mengalami penggumpalan darah.
- Tidak memiliki riwayat penyakit paru dengan gangguan oksigenasi atau ventilasi.
- Protein dalam urine > 300 mg per 24 yang dibuktikan lewat tes pemeriksaan ginjal.
Beberapa syarat di atas akan dibuktikan lewat serangkaian pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan donor ginjal. Pasalnya, kriteria fisik ini penting ketika menyeleksi sumbangan organ.
Selain itu, pendonor juga perlu melakukan beberapa hal di bawah ini agar prosesnya lebih lancar.
- Bersedia menyumbang secara sukarela.
- Tidak berada di bawah tekanan, ancaman, iming-iming atau paksaan.
- Tidak berniat menjual atau membeli ginjal karena dapat dikenakan pidana.
- Memiliki pemahaman akan risiko, manfaat, dan hasil akhirnya.
- Tidak menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol, baik aktif maupun riwayat.
- Mendapat dukungan dari keluarga.
Manfaat donor ginjal
Bukan rahasia jika menjadi pendonor adalah keuntungan bagi penerimanya, alias orang yang mendapatkan ginjal Anda. penerima ginjal donor yang masih hidup biasanya akan hidup lebih lama dan sehat.
Hal tersebut terlihat jika dibandingkan dengan penerima donor dari mereka yang sudah meninggal.
Meski begitu, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan orang yang melakukan donor ginjal, yaitu menyelamatkan nyawa pasien sakit ginjal dan memahami kondisi kesehatan sendiri.
Risiko donor ginjal
Walaupun mendatangkan manfaat, baik pendonor maupun penerima, bukan tidak mungkin prosedur ini memiliki risiko tersendiri.
Setelah berhasil memenuhi syarat menjadi donor ginjal dan melakukan cangkok ginjal, Anda mungkin akan memiliki bekas luka dari operasi. Setiap orang memiliki ukuran dan lokasi bekas luka yang tergantung pada jenis operasi yang dilakukan.
Pada beberapa kasus, pendonor melaporkan beberapa gejala yang cukup mengganggu, seperti nyeri, kerusakan saraf, hernia, dan obstruksi usus. Risiko ini sebenarnya cukup jarang terjadi. Namun, belum ada data yang benar-benar menunjukkan seberapa sering kondisi ini terjadi.
Selain itu, orang yang hidup dengan satu ginjal juga berisiko terhadap berbagai penyakit di bawah ini, antara lain:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi),
- Proteinuria (albuminuria), serta
- Penurunan fungsi ginjal, jika tidak dijaga dengan baik.
Apakah terjadi perubahan emosional setelah donor ginjal?
Selain lebih rentan terhadap penyakit, kebanyakan pendonor ginjal yang telah melakukan operasi ternyata juga mengalami berbagai macam emosi. Beberapa di antara mereka merasa senang dan lega, tetapi tidak sedikit pula yang mengalami rasa cemas hingga depresi.
Kondisi ini dapat terjadi mengingat proses dari memenuhi syarat donor ginjal hingga transplantasi dilakukan memakan waktu yang lama. Alhasil, banyak dari mereka yang tidak memiliki waktu untuk memproses emosi yang mereka rasakan.
Oleh sebab itu, emosi-emosi yang muncul setelah donor dilakukan adalah hal yang sangat normal terjadi.
Sebagai contoh, para pendonor yang masih hidup umumnya menilai hal ini adalah kegiatan yang positif. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 80-97% penyumbang ginjal mengatakan bahwa mereka masih akan memutuskan untuk mendonorkan organ.
Sementara itu, ada pula pendonor yang merasakan cemas dan kecewa setelah operasi dilakukan. Perasaan depresi di antara pendonor yang masih memang kerap terjadi. Bahkan, ketika pendonor dan penerima ginjal dalam keadaan sehat.
Jika Anda atau anggota keluarga lainnya yang pernah menjadi pendonor ginjal mengalami beberapa hal di atas, sebaiknya lakukan hal berikut ini.
- Memberi tahu tim perawatan bagaimana kondisi fisik dan emosi Anda.
- Berbicara dengan pekerja sosial dari rumah sakit transplantasi untuk mendapat dukungan.
- Berbicara dengan pendonor hidup lainnya yang mungkin mengalami perasaan yang sama.
- Mencari konselor atau bantuan lainnya untuk mengelola emosi yang dirasakan.
Hidup setelah mendonorkan ginjal
Pada dasarnya, hidup setelah mendonorkan ginjal mirip dengan orang-orang yang hidup dengan satu ginjal. Pasalnya, sebelum mendonorkan ginjal, dokter telah mengevaluasi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Walaupun demikian, perlu diingat bahwa ketika ginjal diangkat, ukuran ginjal normal yang tertinggal akan bertambah untuk menggantikan organ yang didonorkan.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah Anda melakukan donor ginjal.
- Hindari olahraga berat, seperti sepak bola, tinju, hoki, dan gulat.
- Mengenakan alat pelindung saat berolahraga untuk mengurangi risiko cedera.
- Melakukan pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin, seperti tes urine dan tekanan darah.
Apakah masih bisa hamil setelah mendonorkan ginjal?
Bagi para wanita yang telah menjadi pendonor ginjal, tetapi masih ingin memiliki anak tidak perlu khawatir. Kehamilan setelah donor ginjal sangat mungkin terjadi. Namun, hal ini tidak dianjurkan setidaknya selama 6 bulan setelah cangkok ginjal.
Selain itu, Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan dan tim bedah transplantasi ginjal sebelum hamil. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah mereka memiliki saran tertentu terkait kondisi Anda.
Normalnya, Anda masih dapat hamil dengan sehat meskipun ginjal telah disumbangkan. Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan ada risiko kecil terhadap penyakit yang berhubungan dengan kehamilan, seperti:
- diabetes gestasional,
- hipertensi akibat kehamilan,
- protein dalam urine, dan
- preeklampsia.
Oleh sebab itu, Anda harus memberitahu dokter kandungan tentang donor ginjal agar risiko komplikasi yang disebutkan dapat dipantau.
Syarat menjadi donor ginjal memang terkesan rumit, tetapi banyak orang yang membutuhkan ginjal yang sehat agar mereka dapat bertahan hidup. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]