Berbahan dasar petroleum
Pelumas berbahan petroleum biasanya berupa minyak mineral atau baby oil. Sayangnya pelumas ini bisa menyebabkan iritasi atau peradangan bagi sebagian wanita.
Memiliki ph yang sama dengan vagina
Idealnya, pelumas sebaiknya memiliki pH yang sama dengan vagina yaitu sekitar 3,8 sampai 4,5. Ketika pelumas memiliki pH di atas 4,5, risiko infeksi bakteri vagina akan meningkat apalagi jika sering pakai produk ini.
Untuk menemukan produk yang tepat, mintalah rekomendasi dokter untuk memilihkan produk mana yang punya pH ideal.
Osmolalitas yang pas
Osmolalitas adalah kemampuan suatu zat untuk menarik kelembapan dari jaringan dan sel. Paparan pelumas dengan osmolalitas yang lebih tinggi dari cairan normal bisa menyebabkan jaringan vagina mengerut. Hal ini terjadi karena kelembapan di dalam sel-sel tersebut dikeluarkan.
Akibatnya, kondisi ini menyebabkan iritasi dan kerusakan penghalang membran mukosa yang melindungi vagina dari infeksi. Lagi-lagi, untuk menemukan produk yang tepat konsultasikanlah ke dokter.
Memperhatikan bahan-bahan pembuatnya
Secara umum pelumas dibuat sedemikian rupa supaya aman untuk area kulit vagina dan penis. Namun saat membelinya, Anda juga perlu membaca kemasan produk terlebih dahulu. Pasalnya ada beberapa bahan yang mungkin bisa menyebabkan iritasi atau peradangan seperti:
- Gliserin
- Propilen glikol
- Nonoxynol-9
- Petroleum
- Chlorhexidine gluconate
Sebaiknya Anda hindari pelumas dengan bahan-bahan di atas bila Anda akan sering pakai pelumas. Dikhawatirkan nantinya Anda malah mengalami iritasi setelah sering menggunakannya.
Selain itu, Carli Blau, seorang terapis seks dan hubungan di New York juga menyarankan untuk memilih pelumas yang bebas paraben, gliserin, dan petroleum. Menghindari ketiga bahan ini dilakukan dengan tujuan meminimalkan risiko infeksi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar