Banyak pasangan mungkin tertarik mencoba variasi dalam berhubungan intim, salah satunya adalah melakukan seks oral. Meskipun dianggap wajar dan menjadi bagian dari keintiman bagi sebagian pasangan, praktik ini disebut dapat menimbulkan bahaya bila tidak dilakukan dengan aman.
Lantas, apa saja risiko yang mungkin terjadi? Bagaimana cara aman melakukan seks oral tanpa perlu diselimuti rasa khawatir? Simak jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu seks oral?
Seks oral atau oral sex adalah cara memberikan rangsangan seksual pada alat vital atau anus pasangan menggunakan mulut, bibir, hingga lidah.
Baik pria maupun wanita, keduanya bisa menerima dan memberikan stimulasi secara oral pada pasangannya.
Melansir dari American Sexual Health Association, seks oral memiliki beberapa istilah medis, yaitu sebagai berikut.
- Felatio: stimulasi dari mulut ke Mr. P.
- Cunnilingus: stimulasi dari mulut ke Miss V.
- Anilingus: stimulasi dari mulut ke anus.
Stimulasi secara oral bisa menjadi bagian dari sesi hubungan intim dengan penetrasi Miss V atau dilakukan dalam aktivitas seksual yang terpisah.
Memberikan stimulasi seksual secara oral dapat membuat hubungan intim menjadi lebih nikmat dan menyenangkan bila dilakukan dengan persetujuan atau konsen di antara kedua pasangan.
Alasan pasangan melakukan hubungan intim melalui mulut biasanya karena dinilai sebagai kegiatan yang lebih aman dibandingkan dengan penetrasi Mr. P ke Miss V bila tanpa kondom.
Hal ini karena oral sex dianggap punya risiko penularan penyakit kelamin yang cenderung lebih rendah.
Pada dasarnya, risiko terinfeksi HIV dari oral sex memang lebih kecil, tapi hal ini tidak berlaku dengan penyakit kelamin lainnya.
Menurut National Health Service UK, seks oral bisa menyebabkan penularan penyakit infeksi.
Pasalnya, memberikan stimulasi secara oral membuat Anda terpapar cairan kelamin secara langsung yang mungkin mengandung virus atau bakteri penyebab penyakit.
Apa risiko dari seks oral?
Beberapa penyakit kelamin yang berisiko menyebar melalui oral sex diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Klamidia
Klamidia dapat menjadi salah satu risiko yang terkait dengan seks oral. Ini adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Meskipun lebih sering menyerang organ reproduksi, klamidia juga dapat ditularkan melalui oral sex, baik kepada pria maupun wanita.
Infeksi ini dapat menginfeksi tenggorokan (faringitis klamidia) jika terjadi kontak oral dengan organ genital yang terinfeksi.
Sayangnya, gejala klamidia pada tenggorokan bisa tidak terasa dengan jelas, sehingga banyak orang yang tidak menyadari dirinya terinfeksi.
2. Herpes
Herpes, baik tipe 1 maupun tipe 2, juga bisa menjadi risiko yang terkait dengan seks oral. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan area yang terinfeksi, termasuk oral sex.
Herpes tipe 1 sering kali menyebabkan luka di sekitar mulut atau bibir, yang dikenal sebagai cold sores, dan dapat ditularkan ke alat kelamin melalui oral sex.
Sementara itu, herpes tipe 2 lebih sering terkait dengan infeksi genital, tetapi juga dapat ditularkan ke mulut melalui seks oral.
3. Human papillomavirus (HPV)
HPV adalah salah satu infeksi yang paling sering ditularkan melalui seks oral. Infeksi ini dapat menyebabkan kutil kelamin dan meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, serta alat kelamin.
HPV dapat menyebar melalui kontak kulit langsung. Dalam konteks seks oral, kontak ini terjadi antara mulut dan area genital pasangan.
Virus ini dapat ditularkan meskipun tidak ada gejala yang muncul, sehingga banyak orang yang terinfeksi tanpa menyadari.
4. Kutil kelamin
Kutil kelamin adalah pertumbuhan kecil atau benjolan yang muncul pada area genital, anus, atau sekitar mulut, yang disebabkan oleh infeksi virus HPV.
Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak seksual, termasuk seks oral. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kutil kelamin bisa sangat mengganggu dan menular ke pasangan seksual.
Pada beberapa kasus, infeksi HPV yang menyebabkan kutil kelamin dapat juga meningkatkan risiko kanker serviks atau kanker lainnya.
5. Gonore
Risiko dari oral sex yang selanjutnya adalah gonore. Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Meskipun sering dikaitkan dengan hubungan seksual vaginal atau anal, gonore juga dapat menyebar melalui oral sex, baik pada pasangan yang terinfeksi atau yang tidak menunjukkan gejala.
Pada kasus oral seks, gonore dapat menginfeksi tenggorokan, yang disebut faringitis gonore. Gejalanya bisa meliputi sakit tenggorokan, radang tenggorokan, atau bahkan tidak ada gejala sama sekali.
6. Sifilis
Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Penularan dapat terjadi jika seseorang melakukan oral sex dengan pasangan yang terinfeksi, terutama jika terdapat luka atau lesi sifilis pada area genital, mulut, atau anus.
Lesi sifilis dapat tampak sebagai luka terbuka (chancre) yang sangat menular. Jika tidak diobati, sifilis dapat menimbulkan komplikasi serius.
7. Hepatitis
Risiko dari oral sex selanjutnya adalah hepatitis. Hepatitis B dan C, misalnya, dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, termasuk darah, air mani, dan cairan vagina.
Meskipun risiko penularan hepatitis B dan C lebih tinggi melalui hubungan intim vaginal atau anal, oral sex juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit ini.
Penularan lebih mungkin terjadi jika ada luka atau lecet di mulut atau alat kelamin.
Bagaimana cara melakukan oral sex yang aman?
Meski berisiko, Anda tetap bisa mengurangi kemungkinan penularan penyakit dengan berhubungan yang aman, termasuk dalam melakukan seks oral.
Oleh karena itu, lakukanlah beberapa cara ini supaya Anda dan pasangan tetap bisa menikmati oral sex dengan aman sekaligus menghindari penularan penyakit.
- Membersihkan organ intim. Bersihkan organ vital dengan sabun saat mandi, terutama sebelum melakukan oral seks. Ini membantu menghindari penyebaran kuman dan infeksi.
- Gunakan pelindung. Saat melakukan seks oral sebaiknya gunakan pelindung seperti kondom saat melakukan fellatio atau dental dam saat melakukan cunnilingus.
- Hindari memaksa. Hindari memaksakan penis terlalu dalam hingga tersedak saat fellatio. Hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan tenggorokan dan mendorong infeksi bakteri.
- Periksa luka. Periksa kondisi organ intim pasangan sebelum melakukan seks oral. Hindari jika ada luka di mulut, lepuhan, atau cairan abnormal.
- Sikat gigi. Setelah seks oral, bersihkan mulut dengan menyikat gigi dan berkumur menggunakan antiseptik.
Jika Anda aktif berhubungan intim, termasuk sering melakukan oral sex, lakukanlah skrining penyakit kelamin secara rutin untuk memastikan diri Anda terbebas dari infeksi.
Dengan menerapkan seks oral yang aman, terutama jika ini adalah pertama kali berhubungan intim, Anda bisa mengurangi risiko penularan penyakit seksual, menjaga kesehatan seksual Anda dan pasangan, sekaligus membuat sesi bercinta terasa lebih nyaman dan menyenangkan.
Kesimpulan
- Seks oral adalah salah satu variasi dalam hubungan intim yang dilakukan untuk memberikan rangsangan seksual menggunakan mulut, bibir, dan lidah.
- Meskipun dianggap wajar dan dapat meningkatkan keintiman pasangan, oral sex memiliki sejumlah risiko, terutama penularan penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia, herpes, HPV, gonore, dan sifilis serta hepatitis.
- Untuk mengurangi risiko, seks oral harus dilakukan dengan aman, seperti menggunakan pelindung (kondom atau dental dam), menjaga kebersihan organ intim, memeriksa adanya luka, dan rutin melakukan skrining penyakit kelamin.
[embed-health-tool-ovulation]