Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang gejala awalnya ditandai dengan luka kecil pada area genital, anus, atau mulut. Jika tidak segera diatasi, penyakit sifilis dapat berkembang ke tahap sekunder dengan gejala seperti ruam, demam, atau sakit tenggorokan.
Mari, ketahui seputar sifilis sekunder, mulai dari gejala, penyebab, dan pengobatannya!
Apa itu sifilis sekunder?
Sifilis sekunder adalah tahap kedua infeksi sifilis yang terjadi ketika gejala awal penyakit sifilis (sifilis primer) tidak diobati.
Gejala sifilis sekunder biasanya muncul dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah gejala sifilis primer muncul.
Pada tahap infeksi sekunder, muncul ruam yang tidak menimbulkan gatal ataupun nyeri. Ruam ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tapi biasanya terlihat di telapak tangan dan kaki.
Selain ruam, gejala penyerta yang muncul adalah pembesaran kelenjar getah bening yang luas di beberapa bagian tubuh.
Meskipun gejalanya tidak lagi muncul, bukan berarti infeksi ikut menghilang. Jadi, Anda masih tetap bisa menularkan infeksi menular seksual ini pada orang lain.
Sifilis sekunder umumnya masih dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Jika tidak segera diatasi, infeksi mungkin dapat berkembang ke tahap kronis dan mengakibatkan kerusakan organ.
Tanda dan gejala sifilis sekunder

Gejala sifilis sekunder biasanya muncul dalam 2 – 8 minggu setelah gejala tahap primer menghilang.
Gejalanya diawali dengan timbulnya ruam kemerahan di kulit, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ruam kulit biasanya tidak terasa gatal dan teksturnya tampak kasar.
Terkadang, ruam bisa tampak seperti gejala penyakit lainnya sehingga sering kali sulit untuk didiagnosis.
Selain ruam, berikut ini beberapa gejala sifilis pada tahap sekunder yang perlu Anda ketahui.
- Demam.
- Kelelahan.
- Nyeri otot.
- Penurunan berat badan.
- Sakit kepala.
- Rambut rontok.
- Kutil.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
Mengutip Mayo Clinic, gejala penyakit raja singa tahap sekunder biasanya dapat hilang dengan sendririnya. Namun, tanpa pengobatan, gejala ini mungkin akan timbul kembali dalam beberapa bulan atau beberapa tahun.
Kapan harus pergi ke dokter?
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan diri dengan dokter. Jangan menunggu hingga gejala membaik dengan sendirinya.
Pasalnya, penyakit raja singa sekunder dapat berkembang ke tahap yang lebih berbahaya jika tidak diobati.
Penyebab sifilis sekunder
Penyebab penyakit sifilis atau raja singa adalah infeksi bakteri Treponema Palidum yang menular melalui kontak seksual, baik melalaui hubungan vaginal, anal, maupun oral.
Selain hubungan seksual, bakteri penyebab sifilis bisa masuk kedalam tubuh melalui celah atau luka di kulit maupun selaput lendir setelah melakukan kontak dengan penderita sifilis.
Ketika sifilis tidak diobati pada tahap awal (primer), bakteri yang masuk ke tubuh akan mulai menyebar melalui aliran darah ke berbagai organ tubuh dan memicu munculnya gejala raja singa tahap sekunder.
Faktor risiko sifilis sekunder
Setiap orang yang aktif secara seksual dapat mengalami penyakit sifilis, tetapi risiko penyakit ini akan lebih tinggi pada kondisi berikut.
Diagnosis sifilis sekunder
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat medis Anda.
Jika Anda memiliki luka di kulit, dokter mungkin akan melakukan biopsi kulit atau tes darah venereal disease research laboratory (VDRL).
Sampel ini nantinya akan dianalisis menggunakan mikroskop untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan tes rapid plasma reagin (RPR) untuk menentukan apakah gejala yang Anda alami merupakan gejala penyakit raja singa tahap sekunder atau bukan.
Pengobatan sifilis sekunder

Penyakit raja singa tahap sekunder biasanya dapat disembuhkan melalui pengobatan dari dokter. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa jenis pengobatannya.
1. Obat-obatan
Pengobatan penyakit ini biasanya dilakukan dengan memberikan antibiotik, terutama suntikan penisilin. Obat ini dapat membunuh bakteri sifilis dan pencegahannya menyebar ke seluruh tubuh.
Dosisi pemberian obat ini biasanya tergantung pada tahap perkembangan penyakit sifilis. Mengutip NIH, pada tahap primer, sekunder atau awal laten, dokter mungkin akan memberikan dosis tunggal benzathine penisilin.
Bagi orang yang memiliki alergi terhadap penisilin, dokter mungkin akan memberikan alternatif antibiotik lainnya untuk mengobati penyakit ini.
2. Tahap lanjut pengobatan
Setelah pemberian antibiotik, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pengobatan lanjutan di antaranya sebagai berikut.
- Pemeriksaan darah secara teratur untuk memastikan pengobatan penisilin berhasil.
- Tidak melakukan kontak seksual dengan pasangan baru sampai pengobatan selesai.
- Memberi tahu pasangan seks sehingga mereka dapat dites dan mendapatkan pengobatan jika diperlukan.
- Melakukan tes HIV.
Pencegahan sifilis sekunder
Pada dasarnya, pencegahan penyakit raja singa tahap sekunder dapat dilakukan dengan mendapatkan pengobatan untuk sifilis primer sebelum berkembang lebih lanjut.
Selain itu, kondisi ini dapat dicegah dengan melakukan hubungan seks yang aman, seperti menggunakan kondom.
Penting juga untuk mengetahui riwayat kesehatan seksual pasangan dan menghindari bergonta-ganti pasangan guna mengurangi risiko penularan.
Semakin dini sifilis dideteksi, semakin mudah diobati. Oleh sebab itu, segera berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami tanda dan gejala sifilis.
Kesimpulan
- Sifilis sekunder adalah tahap kedua infeksi sifilis yang terjadi ketika infeksi sifilis tahap primer atau tahap awal tidak diobati.
- Infeksi tahap sekunder biasanya ditandai dengan ruam kemerahan di kulit, demam, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Infeksi tahap sekunder dapat diatasi dengan pemberian obat antibiotik, seperti penislin untuk membunuh bakteri penyebab sifilis.
[embed-health-tool-ovulation]