Beberapa orang mungkin keliru membedakan antara sifilis dan HIV. Keduanya memang sama-sama penyakit menular seksual, tetapi penyebab, gejala, hingga penanganannya berbeda. Penting memahami perbedaan keduanya agar Anda bisa menentukan langkah penanganan yang tepat.
Apa perbedaan sifilis dan HIV?
Sifilis dan infeksi human immunodeficiency virus (HIV) merupakan dua penyakit menular seksual yang cukup umum terjadi.
Kedua penyakit ini sama-sama bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman. Hal ini membuat beberapa orang keliru membedakan keduanya.
Lantas, apa saja perbedaan antara sifilis dan HIV? Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Penyebab
Penyakit sifilis atau raja singa disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang masuk ke dalam tubuh melalui celah atau luka di kulit maupun selaput lendir setelah kontak dengan orang yang terinfeksi.
Penyebab penyakit HIV adalah infeksi human immunodeficiency virus. Virus ini menyerang sel darah putih yang disebut dengan sel T CD4.
Sel T CD4 memainkan peran penting untuk membantu tubuh melawan penyakit. Semakin sedikit sel T CS4 yang Anda miliki, semakin lemah sistem kekebalan tubuh Anda.
2. Cara penularan

Perbedaan sifilis dan HIV juga dapat dilihat dari cara penularannya. Penyakit sifilis menular melalui kontak langsung dengan luka sifilis, biasanya saat berhubungan seksual lewat vagina, anal, atau oral.
Mengutip Cleveland Clinic, wanita hamil yang menderita penyakit sifilis juga bisa menularkannya pada bayi dalam kandungan. Kondisi ini disebut dengan sifilis kongenital.
Sementara itu, cara penularan HIV hanya bisa terjadi melalui perantara cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, atau ASI.
Virus penyebab HIV biasanya masuk ke tubuh orang yang sehat melalui hubungan seks tanpa kondom, jarum suntik bekas atau tidak steril, transfusi darah, seks oral, atau menyusui bayi.
3. Gejala
Perbedaan lainnya adalah dari gejala HIV dan sifilis. Gejala penyakit sifilis biasanya bervariasi tergantung pada stadium penyakit atau tingkat keparahannya.
Namun, penderita sifilis biasanya mengalami gejala berupa munculnya luka (charce) yang tidak terasa nyeri pada genital, mulut, atau anus. Gejala lainnya, yaitu munculnya ruam, demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Di sisi lain, gejala HIV pada tahap awal bisa mirip seperti flu, yakni demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, atau lelah. Jika tidak diobati, HIV bisa menyerang sistem kekebalan tubuh secara bertahap dan berubah semakin parah menjadi AIDS.
AIDS merupakan tahap lanjut dari penyakit HIV yang ditandai dengan gejala seperti sariawan di lidah atau mulut, infeksi jamur vagina yang parah dan berulang, penyakit radang panggul, dan penurunan berat badan.
4. Pengobatan

Perbedaan sifilis dan HIV selanjutnya adalah dari segi pengobatannya. Penyakit sifilis bisa sembuh dengan pemberian obat antibiotik seperti penisilin.
Untuk memastikan infeksi sifilis tidak kambuh lagi, dokter akan meminta pasien untuk melakukan tes darah secara berkala dan menghindari berhubungan seksual hingga bakteri benar-benar hilang.
Penyakit HIV tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikelola melalui pemberian obat HIV, yakni obat antiretroviral (ARV).
Terapi ARV melibatkan pemberian obat kombinasi yang bertujuan untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam darah dan memperlambat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.
5. Komplikasi
Penyakit sifilis yang tidak diobati dapat berkembang ke tahap lanjut dan menyebabkan komplikasi serius, seperti masalah jantung, gangguan pada saraf, dan masalah pada organ reproduksi yang berdampak pada kesuburan.
Mengutip Mayo Clinic, infeksi sifilis juga dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Hal ini karena luka akibat sifilis dapat menjadi pintu masuk bagi virus HIV ke dalam tubuh.
Sementara itu, HIV merupakan infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh secara bertahap. Jika tidak diobati, HIV akan terus berkembang hingga mencapai tahap akhir, yaitu AIDS.
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh semakin melemah dan membuat seseorang berisiko tinggi terkena berbagai infeksi seperti pneumonia, candidiasis, tuberkulosis, hingga meningitis.
Itulah beberapa perbedaan penyakit sifilis dan HIV yang perlu Anda ketahui. Setelah mengetahuinya, Anda bisa lebih waspada dan mendapatkan pengobatan lebih cepat sesuai kondisi tubuh.
Jangan ragu untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika Anda aktif secara seksual dan berisiko terkena kedua penyakit ini.
Deteksi dini penyakit menular seksual dapat mengurangi risiko penularan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Rangkuman
Inilah beberapa perbedaan sifilis dan HIV dari gejala hingga pengobatannya.
- Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, sedangkan penyakit HIV disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus
- Cara penularan sifilis adalah melalui kontak langsung dengan luka sifilis saat berhubungan seksual. Sementara itu, HIV menular melalui perantara cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina atau ASI.
- Gejala sifilis umumnya berupa munculnya luka yang tidak terasa nyeri pada genital, mulut, atau anus dan ruam. Gejala HIV meliputi demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, atau lelah.
- Raja singa dapat disembuhkan dengan obat antibiotik. Penyakit HIV tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikelola dengan pengobatan antiretroviral.
[embed-health-tool-ovulation]