Alat kontrasepsi hormonal banyak dipakai oleh wanita dengan PCOS untuk membantu mengurangi dan mengatasi gejala PCOS. Salah satu kontrasepsi hormonal yang paling populer dipakai guna mengendalikan gejala PCOS adalah pil KB. Ketahui berbagai pilihan pil KB untuk PCOS dalam artikel ini.
Pilihan pil KB untuk PCOS
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah sebuah kondisi yang menyebabkan wanita dapat mengalami periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, serta obesitas.
Jika tak segera diobati, PCOS dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti kesulitan hamil dan risiko penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Selain tidak diketahui dengan jelas apa penyebabnya, PCOS juga tidak bisa disembuhkan. Meski begitu, gejala-gejalanya bisa dikendalikan, salah satunya menggunakan kontrasepsi hormonal oral atau pil KB.
Penggunaan pil KB untuk PCOS ini mengatasi ketidakseimbangan hormon dengan meningkatkan kadar estrogen dan mengurangi jumlah hormon testosteron yang dihasilkan tubuh.
Ada dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi estrogen dan progestin (sintesis dari progesteron), atau hanya progestin saja. Kedua jenis pil KB ini sama-sama efektif dalam mengatasi gejala PCOS.
Pil KB kombinasi untuk PCOS
Beberapa pilihan pil KB kombinasi untuk PCOS meliputi:
- Alesse
- April
- Aranelle
- Aviane
- Enpresse
- Estrostep
- Lessina
- Levlen
- Levlite
- Levora
- Loestrin
- Mircette
- Natazia
- Nordette
- Lo / Orval
- Ortho-Novum
- Ortho Tri-Cyclen
- Yasmin, dan
- Yaz.
Beberapa pil KB kombinasi, seperti Loestrin, memiliki kadar estrogen lebih rendah.
Tingkat estrogen rendah ini dapat mengurangi tingkat keparahan beberapa efek samping PCOS, tetapi juga kurang efektif melawan beberapa gejala PCOS lainnya.
Itu sebabnya, wanita yang memiliki PCOS harus berkonsultasi dulu ke dokter spesialis kandungan agar bisa mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda.
Pil KB progestin
Meski tergolong aman, sayangnya tidak semua orang bisa mengonsumsi pil KB kombinasi. Pasalnya beberapa wanita mengembangkan efek samping negatif saat mengonsumsi pil KB kombinasi.
Jika ini terjadi, Anda mungkin bisa beralih ke pil KB progestin.
Bagi beberapa wanita, pil KB progestin mungkin menjadi pilihan yang lebih baik untuk membantu mengatasi kondisi ini.
Hal ini karena pil KB progestin cenderung tidak menimbulkan banyak efek samping dibandingkan dengan pil KB kombinasi.
Namun, bila nyatanya pil KB progestin ini menyebabkan efek samping bagi Anda, efek samping ini tidak jauh berbeda dengan efek samping dari penggunaan pil KB kombinasi.
Dalam banyak kasus, dokter mungkin akan menganjurkan pasien PCOS untuk mencoba pil KB progestin lebih dulu.
Jika pil KB progestin tidak bekerja efektif, barulah pasien disarankan menggunakan pil KB kombinasi.
Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk selalu berkonsultasi dulu ke dokter terkait berbagai perawatan yang akan Anda lakukan.
Cara kerja pil KB untuk mengatasi gejala PCOS
Menurut sebuah penelitian yang dimuat di dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, pil KB dapat Anda gunakan untuk mengatasi gejala PCOS.
Pil ini bekerja dengan cara melindungi rahim Anda dengan memastikan tubuh Anda berovulasi secara rutin.
Artinya, Anda akan mengalami siklus menstruasi yang teratur.
Pasalnya, jika Anda tidak bisa mengalami ovulasi secara alami, Anda berpotensi mengalami penumpukan jaringan di dalam rahim.
Kondisi ini disebut hiperplasia endometrium, yaitu gangguan yang ditandai dengan penebalan lapisan dinding rahim.
Apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus, risiko Anda mengalami kanker rahim akan meningkat.
Saat Anda menggunakan pil KB kombinasi demi mengatasi salah satu gejala PCOS ini, hormon progestin akan bekerja melawan estrogen untuk mencegah terjadinya hiperplasia.
Selain itu, penggunaan pil KB untuk PCOS adalah membantu mengurangi kadar hormon pria di dalam darah, khususnya hormon testosterone.
Biasanya, kerja pil ini untuk mengurangi beberapa gejala PCOS lainnya, termasuk timbulnya jerawat, kepala botak (androgenic alopecia), dan tumbuhnya rambut pada tubuh dan wajah.
Fungsi lain dari penggunaan pil KB untuk mengatasi PCOS adalah mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, khususnya pada wanita yang memiliki siklus yang tidak teratur.
Tidak semua wanita dengan PCOS boleh menggunakan pil KB
Meski pil KB bisa digunakan untuk dalam mengatasi gejala PCOS, bukan berarti semua wanita yang mengalami kondisi ini boleh menggunakannya.
Pasalnya, ada potensi terjadinya kontraindikasi antara penggunaan pil KB dengan beberapa kondisi di bawah ini.
- Diabetes.
- Perokok wanita dengan usia lebih dari 35 tahun.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Riwayat penyakit jantung.
- Riwayat stroke.
Jika Anda mengalami salah satu dari kondisi tersebut, Anda tidak disarankan menggunakan pil KB dalam meringankan gejala PCOS.
Lebih baik, konsultasikan kepada dokter alternatif pengobatan lain untuk PCOS.
Pilihan alat kontrasepsi selain pil KB untuk PCOS
Tidak semua wanita bisa menggunakan pil KB dalam mengatasi PCOS.
Namun, jika Anda masih butuh atau merasa harus menggunakan alat kontrasepsi untuk mengurangi gejala PCOS, ada beberapa alternatif yang bisa Anda coba.
Berikut adalah beberapa pilihan alat kontrasepsi lain yang juga bisa digunakan untuk mengatasi sindrom ini selain pil KB.
KB suntik
Jika Anda merasa tidak bisa menggunakan pil KB untuk mengatasi PCOS, Anda bisa menggunakan KB suntik sebagai salah satu alternatif.
Untuk menggunakannya, Anda harus melakukan suntik KB secara rutin setiap tiga bulan sekali.
KB suntik ini akan melepaskan hormon progestin dalam tubuh Anda saat digunakan. Alat kontrasepsi ini memiliki tingkat efektivitas hingga 94% dalam mencegah terjadinya kehamilan.
Koyo KB (patch)
Selain pil KB dan KB suntik, Anda juga bisa menggunakan koyo KB dalam mengatasi gejala PCOS. Salah satu jenis alat kontrasepsi ini dapat melepaskan hormon estrogen dan progestin ke dalam aliran darah.
Jika digunakan secara rutin, alat kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan hingga 91 persen.
Namun, pada wanita yang memiliki berat badan lebih dari 45 kilogram, mungkin alat kontrasepsi ini tidak bisa bekerja dengan lebih efektif.
Cincin vagina (birth control ring)
Alat kontrasepsi yang satu ini biasanya digunakan di dalam vagina. Bagi Anda yang mengalami PCOS, bisa menggunakan alat kontrasepsi ini sebagai alternatif pengganti dari pil KB.
Sesuai dengan namanya, cincin vagina digunakan di dalam vagina dan melepaskan hormon progestin dan estrogen ke dalam tubuh.
Alat kontrasepsi yang satu ini 91% efektif untuk digunakan dalam mencegah kehamilan.
KB implan
Alat kontrasepsi implan juga bisa menjadi alternatif untuk pengganti pil KB jika Anda mengalami PCOS. KB implan berupa sebuah batang kecil yang dimasukkan oleh dokter ke dalam jaringan kulit.
Batang ini melepaskan hormon progestin sintetis dan hanya bisa berfungsi mencegah kehamilan hingga tiga tahun lamanya.
Jika digunakan sesuai aturan, KB ini bisa efektif mencegah kehamilan hingga 99 persen. Selain beberapa pilihan alat kontrasepsi diatas, ada juga alternatif lain seperti berikut.
Terapi progesteron
Anda bisa melakukan terapi ini selama 10-14 hari setiap satu sampai dua bulan.
Perawatan ini tidak mencegah kehamilan atau memperbaiki kadar androgen, namun bisa membantu mengurangi gejala PCOS Anda.
Metformin
Obat untuk diabetes tipe 2 ini bisa menurunkan kadar insulin, androgen dan meningkatkan resistensi insulin Anda.
Biasanya, wanita yang mengalami PCOS mengalami resistensi insulin. Nah, obat metformin bisa digunakan untuk mengobati hal tersebut.
Ada baiknya konsultasikan terlebih dulu ke dokter Anda sebelum mengonsumsi obat ini.
[embed-health-tool-ovulation]