backup og meta

Mungkinkah Mencegah Kehamilan Usai Seks Tanpa Pengaman?

Mungkinkah Mencegah Kehamilan Usai Seks Tanpa Pengaman?

Berbagai kondisi bisa membuat pasangan “tidak siap” dengan risiko hamil dari hubungan seks yang mereka lakukan, terlebih bila dilakukan tanpa pengaman. Lalu, adakah cara mencegah kehamilan setelah berhubungan? Simak pembahasannya berikut ini.

Cara mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa pengaman

Peluang kehamilan lebih tinggi bila Anda dan pasangan berhubungan seks tanpa pengaman, misalnya saat tidak minum pil KB rutin, lupa memakai kondom, maupun kondom bocor.

Untungnya, ada beberapa pilihan alat kontrasepsi yang cukup efektif sehingga dapat Anda gunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. 

Berikut ini penjelasan tentang manfaat dan cara kerja dari setiap alat kontrasepsi tersebut. 

1. Pil kontrasepsi darurat

kontrasepsi darurat, morning-after pill

Kontrasepsi darurat bisa jadi pilihan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Pil KB darurat ini harus diminum segera setelah hubungan seks tanpa pengaman.

Pil kontrasepsi darurat membantu mencegah kehamilan hingga 72 jam (tiga hari) setelah aktivitas seksual. Makin cepat digunakan, makin efektif obat ini bekerja.

Dokter tidak merekomendasikan metode kontrasepsi ini untuk digunakan sehari-hari. Selain itu, obat ini tidak efektif lagi setelah 72 jam atau bila Anda telanjur hamil.

Efektivitas pil KB darurat mencapai 89% bila digunakan dengan benar. Meski begitu, Anda perlu memerhatikan efek samping, seperti mual, rasa lelah, sakit kepala, dan nyeri pada payudara.

2. Pil KB kombinasi

pil kb progestin

Pil KB rutin sebenarnya juga dapat Anda gunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa pengaman. Hal ini dikenal sebagai metode Yuzpe.

Menurut International Consortium for Emergency Contraception, metode Yuzpe dapat dilakukan dengan pil KB kombinasi dalam jumlah tertentu sebanyak dua dosis.

Dosis pertama diminum paling lambat dalam 72 jam (tiga hari) hingga maksimal 120 jam (lima hari) setelah aktivitas seksual, sedangkan dosis kedua harus diminum 12 jam setelahnya.

Selain itu, penggunaan kontrasepsi cadangan, seperti kondom juga diperlukan saat melakukan hubungan seks lagi dengan pasangan, hingga Anda mengalami menstruasi.

Jika Anda ragu terkait penggunaan pil KB rutin sebagai kontrasepsi darurat, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dahulu.

3. IUD tembaga

KB IUD mengurangi risiko kanker serviks

Cara mencegah kehamilan setelah berhubungan seks lainnya ialah dengan pasang KB spiral atau IUD (intrauterine device). Jenis yang umum digunakan adalah IUD tembaga.

Kontrasepsi dari plastik dan berbentuk huruf “T” akan dimasukkan ke dalam rahim. Cara kerja dari IUD tembaga ialah dengan mengentalkan lendir serviks.

Hal tersebut membuat sel sperma sulit berenang di dalam rahim. Hasilnya, sel sperma menjadi lebih sulit untuk bertemu dengan sel telur dan menurunkan peluang Anda untuk hamil.

Hanya dokter yang dapat memasang IUD. Metode kontrasepsi ini hanya akan efektif mencegah kehamilan bila dipasang dalam 120 jam (5 hari) setelah seks tanpa pengaman.

Jadi, penting bagi Anda untuk segera berkunjung ke rumah sakit atau praktik dokter kandungan untuk melakukan pemasangan IUD.

Apakah bisa mencegah kehamilan setelah berhubungan 1 minggu?

Tidak mungkin mencegah kehamilan setelah 1 minggu berhubungan. Hal ini karena pil KB dan IUD sebagai kontrasepsi darurat tidak lagi efektif bekerja lebih dari lima hari setelah aktivitas seks tanpa pengaman.
Segera konsultasi dengan dokter kandungan untuk memperoleh saran terbaik.

Hal lain yang perlu dilakukan untuk mencegah kehamilan

Selain minum pil KB dan pasang IUD, terdapat beberapa hal lain yang perlu Anda perhatikan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan.

1. Cek kehamilan

Meski sudah melakukan upaya yang terbaik untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan, Anda juga harus waspada dengan melakukan pemeriksaan kehamilan.

Hal ini bisa Anda lakukan kurang-lebih dua minggu setelah berhubungan seks tanpa pengaman.

Sebelum melakukan cek kehamilan di rumah atau di rumah sakit, setidaknya pastikan bahwa Anda memang tidak mengalami menstruasi dalam kurun waktu tersebut. 

Pastikan Anda tidak melakukannya terlalu cepat. Pasalnya, tubuh mungkin “belum selesai” membangun hormon hCG yang menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

2. Segera rencanakan kontrasepsi

cara mencegah hamil kontrasepsi

Jika dinyatakan tidak hamil setelah cek kehamilan, Anda mungkin akan lebih berhati-hati dan memikirkan apakah membutuhkan pengaman saat berhubungan di kemudian hari.

Anda bisa mulai merencanakan untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang, terlebih bila ingin mencegah kehamilan hingga waktu yang telah Anda dan pasangan tentukan.

Ada beragam pilihan metode kontrasepsi (KB) yang dapat Anda gunakan seperti berikut ini.

Suntik KB

Metode kontrasepsi paling umum ialah suntik KB. Suntikan hormon progestin akan menghentikan pelepasan sel telur baru dan mengentalkan lendir serviks untuk mencegah pembuahan.

Pil KB

Pil KB harus diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan. Jenis kontrasepsi ini terdiri dari pil KB kombinasi dan pil KB mini (mini pill).

KB implan

KB implan atau susuk akan ditanam ke bawah kulit pada lengan bagian atas. Alat ini umumnya dapat bekerja efektif menurunkan peluang hamil selama 3–4 tahun.

IUD

IUD atau KB spiral dimasukkan ke dalam rahim untuk memberikan perlindungan dalam waktu lama. Jenis kontrasepsi ini efektif bekerja dalam 5–10 tahun tergantung jenisnya.

Apabila Anda hendak menggunakan alat kontrasepsi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Ini untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dengan kesehatan Anda.

Anda tidak disarankan memakai kontrasepsi jangka panjang tanpa pengawasan dokter, sebab tidak semua kontrasepsi bisa langsung digunakan dan cocok untuk semua orang.

Jika Anda merasa tidak cocok setelah beberapa waktu, dokter bisa mengganti alat kontrasepsi dengan metode lain yang mungkin lebih cocok untuk Anda.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Birth Control (Contraception). MedlinePlus. (2017). Retrieved 5 August 2022, from https://medlineplus.gov/birthcontrol.html

Contraception – choices. Better Health Channel. (2019). Retrieved 5 August 2022, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/contraception-choices

Birth control methods. Office on Women’s Health. (2021). Retrieved 5 August 2022, from https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/birth-control-methods

Had Unprotected Sex? Your step-by-step guide for what to do next. New Zealand Family Planning. (2016). Retrieved 5 August 2022, from https://www.familyplanning.org.nz/news/2016/had-unprotected-sex

What Kind of Emergency Contraception Is Best For Me?. Planned Parenthood. (2022). Retrieved 5 August 2022, from https://www.plannedparenthood.org/learn/morning-after-pill-emergency-contraception/which-kind-emergency-contraception-should-i-use

IUD Birth Control. Planned Parenthood. (2022). Retrieved 5 August 2022, from https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/iud

Shohel, M., Rahman, M., Zaman, A., Uddin, M., Al-Amin, M., & Reza, H. (2014). A systematic review of effectiveness and safety of different regimens of levonorgestrel oral tablets for emergency contraception. BMC Women’s Health, 14(1). https://doi.org/10.1186/1472-6874-14-54

Rodrigues, I., Grou, F., & Joly, J. (2001). Effectiveness of emergency contraceptive pills between 72 and 120 hours after unprotected sexual intercourse. American journal of obstetrics and gynecology, 184(4), 531–537. https://doi.org/10.1067/mob.2001.111102

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Perlukah Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat saat Menjalani Hubungan "Friends with Benefits"?

Mengenal Spermisida, Alat Kontrasepsi untuk Membunuh Sperma


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan