Jika sering mengalami reaksi yang diduga alergi, Anda mungkin perlu melakukan tes alergi untuk memastikan alergen pemicu. Salah satu tes alergi yang sering direkomendasikan adalah skin prick test.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Jika sering mengalami reaksi yang diduga alergi, Anda mungkin perlu melakukan tes alergi untuk memastikan alergen pemicu. Salah satu tes alergi yang sering direkomendasikan adalah skin prick test.
Meski dilakukan pada kulit, ternyata tes ini mampu mendeteksi alergi lain, bukan hanya alergi kulit. Ketahui apa saja kegunaan skin prick test dan bagaimana prosedurnya lewat penjelasan berikut!
Uji tusuk kulit atau skin prick test adalah tes kulit alergi untuk mendeteksi apakah Anda memiliki alergi terhadap beberapa alergen sekaligus atau tidak.
Mengutip dari situs DermNet, tes alergi ini sering digunakan untuk menunjukkan atopi, yaitu respons imun tubuh yang terlalu kuat pada jenis alergen tertentu.
Respons ini ditandai dengan adanya gangguan medis seperti asma, eksim, anafilaksis, urtikaria, dan rinitis.
Jika memiliki riwayat alergi atau mencurigai adanya alergi karena mengalami kondisi medis tersebut, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan skin prick test ini.
Beberapa zat alergen yang dapat diuji dengan tes alergi ini umumnya meliputi serbuk sari, jamur, bulu hewan, tungau, atau makanan tertentu.
Jadi, skin prick test dapat mendeteksi jenis-jenis alergi berikut.
Skin prick test tergolong tes alergi yang aman untuk dewasa dan anak-anak. Namun, prosedur ini tidak bisa dilakukan sembarangan.
Hanya dokter spesialis di bidang alergi-imunologi (imunologis) yang bisa melakukannya.
Anak-anak yang diperbolehkan ikut uji tusuk kulit adalah yang minimal sudah berumur 3 tahun dan dalam kondisi sehat.
Tes uji tusuk kulit pada anak dilakukan dengan menggunakan jarum khusus sehingga anak tak akan merasa sakit atau mengeluarkan darah.
Sebelum melakukan skin prick test, dokter Anda akan memeriksa kondisi fisik dan riwayat kesehatan Anda.
Selain itu, gejala, dugaan pemicu, dan gaya hidup Anda akan ditanyakan selama pemeriksaan.
Nantinya, informasi ini akan digunakan untuk menentukan ekstrak alergen apa yang digunakan dalam pengujian.
Setelah itu, ada beberapa persiapan yang harus Anda patuhi saat uji tusuk kulit.
Dokter akan memberitahukan Anda untuk tidak mengonsumsi beberapa obat-obatan sebelum melaksanakan tes ini.
Menurut situs Mayo Clinic, berikut obat-obatan yang biasanya tidak boleh diminum minimal 10 hari sebelum uji alergi.
Obat-obatan tersebut mungkin dapat mengurangi efektivitas atau mengganggu cara kerja skin prick test yang akan Anda jalani.
Ekstrak alergen yang digunakan dalam tes ini terbuat dari bahan alami, yaitu bahan yang sering menyebabkan reaksi alergi pada orang.
Pada skin prick test, alergen yang digunakan memiliki konsentrasi sangat kecil. Dalam sekali uji tusuk, dokter bisa menggunakan sekitar 1 – 25 jenis alergen.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan ekstrak alergen di atas kulit. Tubuh yang digunakan dalam tes ini umumnya di lengan bagian dalam.
Berikut ini adalah tahap demi tahap bagaimana skin prick test dilakukan.
Selain menggunakan alergen dokter juga akan menguji zat lain pada skin prick test:
Setelah menjalani skin prick test, mungkin Anda mungkin merasakan beberapa gejala reaksi alergi atau efek samping.
Gejala alergi yang timbul bisa berupa reaksi ringan seperti pembengkakan di area yang diuji, bentol, atau gatal.
Sementara itu, reaksi yang cukup parah seperti anafilaksis bisa saja terjadi meskipun tergolong kasus yang jarang.
Nantinya, dokter akan memberikan obat oles atau salep untuk reaksi alergi di kulit. Sementara untuk reaksi alergi parah, dokter akan memberikan obat alergi setelah tes uji tusuk.
Tes uji tusuk kulit hanya dilakukan di rumah sakit atau klinik profesional di bawah pengawasan dokter ahli.
Dengan begitu, semua reaksi alergi dan efek samping yang muncul dapat segera diobati.
Jika terbukti alergi terhadap zat tertentu, Anda akan diminta untuk menghindari zat tersebut guna membantu mencegah kekambuhan dan mengurangi risiko komplikasi.
Hasil tes uji tusuk kulit akan dinilai berdasarkan tingkat reaksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, serta ukuran benjolan di kulit.
Ciri-ciri kulit yang alergi umumnya memiliki benjolan atau ruam yang tepiannya berwarna putih dengan bagian tengahnya berwarna merah sebagai tanda dari reaksi kulit.
Biasanya dibutuhkan sekitar 15 – 20 menit untuk ruam mencapai ukuran maksimum dan setelah itu reaksi alergi tersebut bertahan selama beberapa jam ke depan.
Skin prick test yang hasilnya positif berarti menunjukkan bahwa Anda mungkin alergi terhadap zat tertentu.
Bentuk benjolan atau kemerahan di kulit yang besar, biasanya menunjukkan tingkat sensitivitas yang lebih besar.
Jika hasil tes kulit negatif berarti Anda mungkin tidak alergi terhadap alergen atau zat penyebab alergi tertentu.
Dari hasil ini, nantinya dokter akan menyarankan pengobatan, pola makan, dan gaya hidup lebih sehat yang akan dianjurkan untuk mengatasi alergi Anda.
Namun perlu diingat, hasil tes uji tusuk tidak selalu akurat. Terkadang tes ini akan menunjukkan hasil palsu positif atau (false positive).
Tes alergi mungkin juga tidak akan memicu reaksi apa pun, sehingga bisa disebut sebagai (false negative). Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor berikut.
Jika hasil tes diragukan, kemungkinan dokter akan menyarankan skin prick test ulang dan tes tambahan lainnya untuk memastikan kondisi alergi yang Anda alami.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar