backup og meta

Uji Tusuk Kulit (Skin Prick Test Allergy)

Uji Tusuk Kulit (Skin Prick Test Allergy)

Jika sering mengalami reaksi  yang diduga alergi, Anda mungkin perlu melakukan tes alergi untuk memastikan alergen pemicu. Salah satu tes alergi yang sering direkomendasikan adalah skin prick test.

Meski dilakukan pada kulit, ternyata tes ini mampu mendeteksi alergi lain, bukan hanya alergi kulit. Ketahui apa saja kegunaan skin prick test dan bagaimana prosedurnya lewat penjelasan berikut!

Apa fungsi skin prick test?

Uji tusuk kulit atau skin prick test adalah tes kulit alergi untuk mendeteksi apakah Anda memiliki alergi terhadap beberapa alergen sekaligus atau tidak. 

Mengutip dari situs DermNet, tes alergi ini sering digunakan untuk menunjukkan atopi, yaitu respons imun tubuh yang terlalu kuat pada jenis alergen tertentu.

Respons ini ditandai dengan adanya gangguan medis seperti asma, eksim, anafilaksis, urtikaria, dan rinitis.

Jika memiliki riwayat alergi atau mencurigai adanya alergi karena mengalami kondisi medis tersebut, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan skin prick test ini.

Beberapa zat alergen yang dapat diuji dengan tes alergi ini umumnya meliputi serbuk sari, jamur, bulu hewan, tungau, atau makanan tertentu.

Jadi, skin prick test dapat mendeteksi jenis-jenis alergi berikut.

Skin prick test tergolong tes alergi yang aman untuk dewasa dan anak-anak. Namun, prosedur ini tidak bisa dilakukan sembarangan. 

Hanya dokter spesialis di bidang alergi-imunologi (imunologis) yang bisa melakukannya.

Anak-anak yang diperbolehkan ikut uji tusuk kulit adalah yang minimal sudah berumur 3 tahun dan dalam kondisi sehat.

Tes uji tusuk kulit pada anak dilakukan dengan menggunakan jarum khusus sehingga anak tak akan merasa sakit atau mengeluarkan darah.

Persiapan uji tes tusuk

reaksi hipersensitivitas

Sebelum melakukan skin prick test, dokter Anda akan memeriksa kondisi fisik dan riwayat kesehatan Anda. 

Selain itu, gejala, dugaan pemicu, dan gaya hidup Anda akan ditanyakan selama pemeriksaan. 

Nantinya, informasi ini akan digunakan untuk menentukan ekstrak alergen apa yang digunakan dalam pengujian.

Setelah itu, ada beberapa persiapan yang harus Anda patuhi saat uji tusuk kulit. 

Dokter akan memberitahukan Anda untuk tidak mengonsumsi beberapa obat-obatan sebelum melaksanakan tes ini. 

Menurut situs Mayo Clinic, berikut obat-obatan yang biasanya tidak boleh diminum minimal 10 hari sebelum uji alergi.

  • Obat antihistamin resep seperti levocetirizine dan desloratadine.
  • Obat antihistamin yang dijual bebas, seperti loratadine, diphenhydramine chlorpheniramine, cetirizine, dan fexofenadine
  • Obat antidepresan trisiklik, seperti nortriptyline dan desipramine
  • Obat sakit maag tertentu, seperti simetidin dan ranitidin. 
  • Obat asma omalizumab dapat mengganggu hasil tes selama 6 bulan atau lebih lama.

Obat-obatan tersebut mungkin dapat mengurangi efektivitas atau mengganggu cara kerja skin prick test yang akan Anda jalani.

Prosedur skin prick test

Ekstrak alergen yang digunakan dalam tes ini terbuat dari bahan alami, yaitu bahan yang sering menyebabkan reaksi alergi pada orang. 

Pada skin prick test, alergen yang digunakan memiliki konsentrasi sangat kecil. Dalam sekali uji tusuk, dokter bisa menggunakan sekitar 1 – 25 jenis alergen.

Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan ekstrak alergen di atas kulit. Tubuh yang digunakan dalam tes ini umumnya di lengan bagian dalam. 

Berikut ini adalah tahap demi tahap bagaimana skin prick test dilakukan.

  1. Perawat akan membersihkan bagian lengan dengan pembersih mengandung alkohol dan air.
  2. Kulit lengan akan diberi kode dengan spidol kulit yang sesuai dengan jumlah alergen yang diuji. Setiap tanda, jaraknya harus jauh minimal 2 cm.
  3. Dokter akan meneteskan larutan alergen di sebelah tanda yang sudah ada di kulit lengan.
  4. Dokter akan menusukkan jarum lancet steril ke kulit yang telah dituang alergen. Jarum lancet yang digunakan untuk setiap uji tes tusuk kulit harus jarum baru.
  5. Apabila terdapat larutan alergen yang berlebih akan diseka dengan tisu.
  6. 15 – 30 menit kemudian, dokter akan mengamati reaksi-reaksi yang timbul di kulit.

Selain menggunakan alergen dokter juga akan menguji zat lain pada skin prick test:

  • Histamin juga akan diuji di kulit Anda untuk menentukan respons di tubuh. Jika Anda tidak bereaksi pada histamin, artinya Anda tidak punya kondisi alergi.
  • Gliserin atau cairan saline. Pada kebanyakan orang, zat ini tidak menimbulkan reaksi apa pun. Jika bereaksi terhadap gliserin atau salin, Anda mungkin memiliki kulit sensitif, bukan alergi.

Perawatan setelah uji tes tusuk

tes-alergi-kulit

Setelah menjalani skin prick test, mungkin Anda mungkin merasakan beberapa gejala reaksi alergi atau efek samping. 

Gejala alergi yang timbul bisa berupa reaksi ringan seperti pembengkakan di area yang diuji, bentol, atau gatal. 

Sementara itu, reaksi yang cukup parah seperti anafilaksis bisa saja terjadi meskipun tergolong kasus yang jarang. 

Nantinya, dokter akan memberikan obat oles atau salep untuk reaksi alergi di kulit. Sementara untuk reaksi alergi parah, dokter akan memberikan obat alergi setelah tes uji tusuk. 

Tes uji tusuk kulit hanya dilakukan di rumah sakit atau klinik profesional di bawah pengawasan dokter ahli.

Dengan begitu, semua reaksi alergi dan efek samping yang muncul dapat segera diobati.

Jika terbukti alergi terhadap zat tertentu, Anda akan diminta untuk menghindari zat tersebut guna membantu mencegah kekambuhan dan mengurangi risiko komplikasi.

Hasil skin prick test

Hasil tes uji tusuk kulit akan dinilai berdasarkan tingkat reaksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, serta ukuran benjolan di kulit.

Ciri-ciri kulit yang alergi umumnya memiliki benjolan atau ruam yang tepiannya berwarna putih dengan bagian tengahnya berwarna merah sebagai tanda dari reaksi kulit. 

Biasanya dibutuhkan sekitar 15 – 20 menit untuk ruam mencapai ukuran maksimum dan setelah itu reaksi alergi tersebut bertahan selama beberapa jam ke depan. 

Skin prick test yang hasilnya positif berarti menunjukkan bahwa Anda mungkin alergi terhadap zat tertentu. 

Bentuk benjolan atau kemerahan di kulit yang besar, biasanya menunjukkan tingkat sensitivitas yang lebih besar. 

Jika hasil tes kulit negatif berarti Anda mungkin tidak alergi terhadap alergen atau zat penyebab alergi tertentu. 

Dari hasil ini, nantinya dokter akan menyarankan pengobatan, pola makan, dan gaya hidup lebih sehat yang akan dianjurkan untuk mengatasi alergi Anda.

Namun perlu diingat, hasil tes uji tusuk tidak selalu akurat. Terkadang tes ini akan menunjukkan hasil palsu positif atau (false positive).

Tes alergi mungkin juga tidak akan memicu reaksi apa pun, sehingga bisa disebut sebagai (false negative). Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor berikut.

  • Konsumsi obat-obatan yang menghalangi efek histamin. 
  • Reaktivitas kulit Anda menurun, ini biasanya terjadi pada bayi dan pasien lanjut usia.
  • Ekstrak alergen terlalu encer (terutama jika diberikan alergen dari makanan).

Jika hasil tes diragukan, kemungkinan dokter akan menyarankan skin prick test ulang dan tes tambahan lainnya untuk memastikan kondisi alergi yang Anda alami. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Allergy skin tests – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 16 September 2022, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/allergy-tests/about/pac-20392895

Prick testing | DermNet. (2022). Retrieved 16 September 2022, from https://dermnetnz.org/topics/skin-prick-testing

Heinzerling, L., Mari, A., Bergmann, K., Bresciani, M., Burbach, G., & Darsow, U. et al. (2013). The skin prick test – European standards. Clinical And Translational Allergy, 3(1), 3. doi: 10.1186/2045-7022-3-3

Garna, Danny & Lucianus, Johan & Ivone, July. (2017). Descriptive Study on Skin Prick Test in Allergy Clinic Immanuel Hospital Bandung Indonesia. Journal Of Medicine & Health. DOI:10.28932/jmh.v1i6.553

Allergy Testing: What It Is, Indications & Types. (2022). Retrieved 16 September 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/21495-allergy-testing

Versi Terbaru

27/10/2022

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Hillary Sekar Pawestri


Artikel Terkait

Stres Bisa Bikin Alergi Bertambah Parah, Ini Sebabnya

5 Penyebab Rhinitis Vasomotor, Peradangan Selaput Hidung Tanpa Alergi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 27/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan