Demam bukanlah suatu penyakit, melainkan respons alami tubuh saat melawan infeksi. Kondisi ini bisa menjadi gejala dari sejumlah gangguan kesehatan sehingga diperlukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyebabnya. Inilah mengapa dokter biasanya menyarankan Anda tes demam.
Ragam tes untuk mengetahui penyebab demam
Uji laboratorium sangat bermanfaat untuk mendiagnosis penyakit karena melibatkan berbagai aspek tubuh yang tidak tampak dari luar. Berikut merupakan tes yang umumnya dilakukan saat seseorang mengalami demam.
1. Tes darah lengkap
Tes darah lengkap bertujuan untuk mengetahui jumlah setiap komponen penyusun darah. Nilai di luar rentang normal pada komponen-komponen ini dapat menandakan adanya masalah pada tubuh Anda.
Berikut merupakan beragam komponen yang dipantau pada cek lab demam yang satu ini.
- Jumlah sel darah merah (WBC).
- Jumlah sel darah putih (RBC). Jika sel darah putih Anda tinggi, kemungkinan penyebab demam yang Anda alami adalah karena infeksi bakteri.
- Kadar hemoglobin (Hb), yaitu sejenis protein pada sel darah merah yang mengikat oksigen.
- Hematokrit (Ht), yaitu persentas sel darah merah terhadap volume darah.
- Trombosit, yaitu sel darah yang berperan dalam pembekuan darah.
2. Tes panel metabolisme lengkap
Tes panel metabolisme lengkap bertujuan untuk mengetahui kondisi berbagai komponen yang terlibat dalam metabolisme tubuh, termasuk kesehatan ginjal, hati, dan demam yang dimiliki.
Pemeriksaan ini amat penting terutama jika Anda ingin melakukan cek lab untuk anak yang demam. Berikut beberapa komponen yang dipantau dalam tes ini.
- Kadar gula darah.
- Kalsium.
- Protein, yang terdiri dari pemeriksaan albumin dan protein total.
- Elektrolit, yang terdiri dari natrium, kalium, karbon dioksida, dan klorida.
- Ginjal, yang terdiri dari kadar nitrogen urea darah dan uji kreatinin.
- Hati, yang terdiri dari enzim alkali fosfatase (ALP), alanine aminotransferase (ALT/SGPT), aspartate aminotransferase (AST/SGOT), dan bilirubin.
SGPT dan SGOT merupakan dua komponen yang cukup sering diperiksa saat seseorang mengalami demam. Keduanya merupakan enzim yang banyak terdapat di hati.
Jumlah SGPT dan SGOT rendah pada orang yang sehat. Sebaliknya, nilai SGPT dan SGOT yang tinggi menunjukkan adanya gangguan pada hati.
3. Tes urine (urinalisis)
Tes demam juga bisa dilakukan pada urine dengan mengamati penampilan, konsentrasi, dan kandungan urine. Hasil abnormal dapat menandakan sejumlah penyakit seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan diabetes.
Selain itu, pemeriksaan urine juga bermanfaat untuk memantau kondisi kesehatan pasien.
Urinalisis dilakukan dalam dua tahun berikut ini.
- Menggunakan strip khusus (dipstick test) untuk mengetahui tingkat keasaman (pH), konsentrasi, penanda infeksi, ada-tidaknya darah, serta kadar gula, protein, bilirubin, dan keton.
- Uji mikroskopis untuk mengamati keberadaan sel darah merah, sel darah putih, bakteri, jamur, kristal batu ginjal, atau protein khusus yang menandakan gangguan ginjal.
4. Tes demam di rumah
Jika di rumah Anda tersedia termometer, tentu akan lebih akurat untuk mengecek berapakah suhu tubuh Anda saat ini.
Lantas, bagaimana jika tidak ada? Jangan khawatir, rangkaian tes rumahan ini bisa menjadi alternatif untuk memeriksa orang dewasa maupun anak yang demam.
- Menyentuh dahi dan rasakan suhu tubuh. Gunakan punggung tangan karena bagian ini lebih sensitif terhadap suhu.
- Minta orang sekitar untuk mengecek suhu tubuh Anda dengan tangannya. Ini untuk memastikan apakah ia merasakan hal yang sama dengan Anda.
- Periksa di cermin, apakah pipi Anda memerah. Jika warna pipi asli Anda memang merah, perhatikan apakah warnanya lebih tajam dari biasanya.
- Karena metabolisme cenderung meningkat saat demam, Anda bisa mengenali demam dengan melihat ada-tidaknya gejala dehidrasi (urine berwarna gelap, sakit kepala, mulut kering, dan haus).
Tes khusus bila dicurigai terdapat penyakit tertentu
Bila Anda mengalami demam disertai gejala khusus yang menandakan penyakit tertentu, dokter pun dapat menyarankan pemeriksaan yang lebih spesifik seperti berikut.
1. Demam tifoid/tipes
Pemeriksaan untuk mendiagnosis demam tifoid dilakukan menggunakan sampel dari tubuh pasien. Sampel tes demam ini dapat berasal dari darah, jaringan, cairan tubuh, atau feses.
Sampel yang telah diambil kemudian diamati dengan mikroskop untuk mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella typhi.
2. Demam berdarah
Kenaikan suhu tubuh merupakan gejala umum demam berdarah pada anak maupun orang dewasa. Guna menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan sejumlah pemeriksaan laboratorium.
Rangkaian pemeriksaan terdiri dari tes darah lengkap, tes panel metabolisme lengkap, tes antibodi untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG, serta tes molekuler untuk mendeteksi keberadaan virus demam berdarah.
3. Tuberkulosis (TBC)
Pemeriksaan tuberkulosis amat disarankan jika demam disertai batuk lebih dari tiga minggu atau keluarnya darah, nyeri dada, sesak napas, berkeringat pada malam hari, serta rasa lelah.
Selain tes darah, pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis tuberkulosis umumnya menggunakan tes sputum (dahak). Dokter akan mengambil sampel dahak pasien, lalu mengamatinya untuk mendeteksi keberadaan bakteri TBC.
Demam biasanya akan berangsur hilang dengan sendirinya. Namun, demam yang tinggi atau berlangsung terus-menerus bisa menandakan penyakit yang lebih serius.
Oleh karena itu, cek lab sering kali diperlukan agar dokter dapat memastikan penyebab demam dan menentukan penanganan yang tepat.
[embed-health-tool-bmi]