backup og meta

Tes Tempel (Skin Patch Test)

Tes Tempel (Skin Patch Test)

Reaksi alergi bisa muncul akibat paparan zat-zat tertentu di sekitar Anda. Salah satu tes medis untuk menentukan penyebab alergi pada kulit adalah patch test (tes tempel). Ketahui persiapan dan prosedur tes alergi ini dalam pembahasan berikut.

Apa itu patch test?

Patch test atau juga disebut skin patch test adalah salah satu prosedur tes alergi kulit yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dermatitis kontak alergi.

Dermatitis kontak alergi ditandai dengan peradangan dan gatal pada kulit yang disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap kontak atau paparan zat tertentu.

Pemicu reaksi alergi atau alergen pada setiap orang berbeda-beda, mulai dari bahan kimia dalam kosmetik, pembersih tubuh atau rumah, logam, hingga obat-obatan.

Berbeda dengan skin prick test atau tes tusuk kulit, prosedur tes tempel kulit ini dinilai lebih nyaman untuk sebagian orang yang takut jarum suntik.

Pada prosedur tes tusuk kulit, dokter akan menyuntikkan alergen ke dalam area kulit lengan bawah atau punggung Anda menggunakan jarum suntik khusus.

Tes tusuk kulit biasanya dilakukan untuk menguji jenis alergi lain, yakni alergi makanan, serbuk sari, spora jamur, bulu hewan, dan tungau debu.

Persiapan sebelum patch test

dokter spesialis

Secara umum, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum melakukan tes alergi.

Dokter mungkin meminta Anda untuk memperhatikan beberapa hal ini sebelum melakukan tes tempel kulit atau skin patch test.

  • Hindari paparan sinar matahari selama 1–2 minggu sebelum tes tempel, terutama pada bagian punggung.
  • Jangan menggunakan obat-obatan topikal, seperti krim atau salep, pada punggung dan area lain tempat patch akan ditempelkan setidaknya seminggu sebelum pengujian. 
  • Anda tetap bisa menggunakan pelembap pada kulit sehari sebelum skin patch test.

Prosedur patch test

Dokter spesialis alergi imunologi akan menempelkan lembaran-lembaran kain mirip koyo (patch) pada kulit Anda. Patch ini biasanya akan ditempelkan pada punggung. 

Lembaran kain ini sebelumnya sudah diteteskan sedikit ekstrak alergen yang dicurigai sebagai pemicu alergi Anda.

Sebelum punggung Anda ditempelkan koyo, perawat akan membersihkannya terlebih dahulu menggunakan sabun dan air.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan Anda lalui selama mengikuti prosedur tes kulit alergi ini.

  1. Dokter akan membersihkan punggung dan menandai beberapa titik dengan angka. 
  2. Setiap angka pada punggung Anda menandakan area untuk alergen yang berbeda.
  3. Kemudian, masing-masing area tersebut akan ditempelkan koyo dengan kandungan alergen yang berbeda.
  4. Setelah koyo ditempelkan, dokter akan mempersilakan Anda untuk pulang ke rumah.

Anda mungkin merasakan gatal dan kemerahan pada kulit. Ini merupakan reaksi yang normal.

Meski terasa gatal, jangan melepas koyo tanpa seizin dokter Anda. Koyo harus dibiarkan tetap menempel pada kulit selama 48 jam atau dua hari.

Pada kunjungan kedua, dokter akan melepaskan koyo pada punggung Anda. Dokter juga akan menyinari bagian punggung Anda dengan sinar ultraviolet (UV).

Hal ini ini dilakukan bila Anda dicurigai mengalami alergi kulit yang disebabkan karena induksi cahaya. Prosedur ini disebut pengujian photopatch

Biasanya, Anda butuh waktu kurang lebih seminggu untuk menyelesaikan rangkaian tes tempel ini. Berikut ini adalah contoh jadwal tes yang akan dilakukan per hari kedatangan.

Kunjungan dokter (Hari) Detail
Kunjungan pertama (Senin) Membersihkan punggung dan menempelkan patch untuk dibiarkan selama 48 jam.
Kunjungan kedua (Rabu) Patch atau koyo akan dilepas. Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda sesuai dengan reaksi yang muncul pada kulit punggung.
Kunjungan ketiga (Jumat) Pembacaan kedua dilakukan. Hasil dan laporan reaksi akan didiskusikan dengan dokter spesialis.

Perawatan setelah patch test

Selama koyo atau patch masih menempel pada kulit, Anda tidak diperbolehkan melepasnya. 

Dokter juga akan menyarankan Anda untuk tidak mandi terlebih dahulu atau membasahi area punggung sampai waktu pelepasan patch pada kunjungan berikutnya.

Sebelum maupun selama pengujian berlangsung, Anda juga perlu memperhatikan beberapa pantangan seperti berikut ini.

  • Hindari aktivitas yang membuat Anda kepanasan dan berkeringat, seperti mandi air hangat, sauna, atau olahraga.
  • Hindari gerakan badan memutar secara berlebihan yang dapat melepas patch dari kulit punggung.
  • Jangan mengoleskan minyak atau krim apa pun di punggung pada pagi hari sebelum melakukan patch test.
  • Hindari paparan sinar matahari langsung ke punggung beberapa hari sebelumnya dan selama pengujian karena radiasi UV bisa mengurangi respons kekebalan pada kulit.
  • Tidak boleh mengonsumsi obat kortison, prednisolon, atau imunosupresif yang dapat mempengaruhi hasil tes tempel kulit.

Hasil patch test dan cara membacanya

hasil tes medis

Setelah 48–96 jam, dokter akan melepas koyo yang menempel pada punggung Anda. Dokter kemudian akan mengamati reaksi pada setiap area yang telah ditandai.

Di bawah ini merupakan hasil skin patch test berdasarkan reaksi yang muncul pada kulit Anda.

  • Negatif (-): tidak ada reaksi alergi terhadap alergen tersebut.
  • Reaksi iritan (IR): ruam keringat, folikulitis, dan reaksi kulit seperti terbakar.
  • Samar/tidak pasti (+/-): terdapat plak berwarna merah muda.
  • Lemah positif (+):  terdapat plak berwarna merah muda atau merah.
  • Kuat positif (++): terdapat papulovesikel, yaitu lesi kecil menonjol berisi cairan.
  • Reaksi ekstrem (+++): terdapat lepuhan atau bisul pada kulit.

Setelah semua pembacaan tes tempel atau skin patch test selesai, dokter akan meresepkan salep kortikosteroid topikal untuk mengobati gatal atau ruam.

Tes alergi kulit ini hanya bisa Anda ikuti di rumah sakit atau di klinik profesional di bawah pengawasan dokter spesialis.

Dengan mengetahui zat-zat apa saja yang memicu alergi, Anda tentu lebih bisa menentukan langkah terbaik untuk menghindari paparannya.

Kesimpulan

  • Patch test atau tes tempel adalah tes medis yang efektif untuk mengetahui jenis alergen atau zat-zat yang memicu dermatitis kontak alergi.
  • Prosedur ini melibatkan penempelan koyo atau patch yang mengandung ekstrak alergen pada bagian punggung pasien.
  • Tes alergi kulit hanya dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik bersama dengan dokter spesialis alergi imunologi.
  • Rangkaian tes ini berlangsung kurang lebih seminggu dengan tiga kali kunjungan dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Allergy skin tests. (2022). Mayo Clinic. Retrieved January 24, 2024, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/allergy-tests/about/pac-20392895

Patch tests. (2021). New Zealand Dermatologists. Retrieved January 24, 2024, from https://dermnetnz.org/topics/patch-tests

Patch testing can find what’s causing your rash. (2021). American Academy of Dermatology. Retrieved January 24, 2024, from https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types/contact-dermatitis/patch-testing-rash

Patch testing for skin allergies. (2016). Nationwide Children’s Hospital. Retrieved January 24, 2024, from https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/health-wellness-and-safety-resources/helping-hands/patch-testing-for-skin-allergies

Murphy, P.B., Atwater, A.R., & Mueller, M. (2023). Allergic Contact Dermatitis. StatPearls. Retrieved January 24, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532866/

Anggraini, D. M., Sutedja, E., & Achadiyani, A. (2017). Etiology of allergic contact dermatitis based on patch test. Althea Medical Journal, 4(4), 541-545. https://doi.org/10.15850/amj.v4n4.1265

Versi Terbaru

12/02/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

5 Fakta Alergi yang Perlu Diketahui dan Cara Mencegahnya

Batuk Alergi Berbeda dengan Batuk Biasa, Ketahui Cirinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 12/02/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan