Tapi, pernahkah Anda penasaran mengapa makan makanan pedas sering menyebabkan gerah, muka memerah, hidung berair, dan tubuh berkeringat deras?
Otak “bingung” saat kita makan makanan pedas
Makanan pedas merangsang reseptor di kulit yang biasanya menanggapi panas. Kumpulan reseptor ini, yaitu serabut saraf nyeri, secara teknis dikenal sebagai nosiseptor polimodal. Mereka menanggapi suhu ekstrem dan stimulasi mekanik intens, seperti cubitan dan goresan benda tajam; tapi, mereka juga menanggapi pengaruh kimia tertentu. Sistem saraf pusat dapat bingung atau tertipu ketika serat nyeri ini dirangsang oleh bahan kimia, seperti capsaicin yang umum ditemukan dalam cabai, yang memicu respon saraf ambigu.
Jadi, bagaimana otak memutuskan apakah mulut sedang terjepit, tergores, terbakar, atau terpapar bahan kimia? Para ilmuwan tidak yakin bagaimana proses ini bekerja, tapi mereka menduga otak membuat penilaian berdasarkan jenis dan variasi rangsangan yang diterima. Stimulus ke nosiseptor sendiri mungkin menunjukkan temperatur ekstrim dan berbahaya. Tapi, capsaicin juga merangsang saraf yang merespon hanya untuk peningkatan suhu ringan — yang memberikan sedikit rasa hangat atau gerah saat “kepedesan”. Jadi, capsaicin mengirimkan dua pesan ke otak: ‘Saya adalah stimulus yang intens,’ juga sekaligus ‘saya adalah kehangatan.’ Bersamaan, rangsangan ini menentukan sensasi terbakar, bukan cubitan atau luka goresan.
Sistem saraf pusat bereaksi terhadap sinyal apapun yang dikirim sistem sensorik soal apa sedang terjadi. Oleh karena itu, pola aktivitas dari rasa sakit dan serabut saraf hangat memicu kedua sensasi dan reaksi fisik dari panas, termasuk pelebaran pembuluh darah, berkeringat, menangis, dan kulit memerah.
Alasannya, tubuh Anda memandang capsaicin sebagai zat asingyang perlu untuk segera dibilas. Hal ini menyebabkan kelenjar lendir tubuh untuk bekerja ekstra keras memperbaiki “kerusakan”. Hasilnya, hidung meler dan mulut berair, yang diikuti oleh peningkatan air liur dalam mulut.
Selain itu, setelah reseptor nyeri sensitif panas diaktifkan, otak Anda percaya bahwa tubuh Anda terlalu panas dan akan berusaha keras untuk membalikkan kondisi ini. Akhirnya, tubuh akan memicu salah satu pertahanan terbaik terhadap panas: keringat.