Sensasi pedas pada makanan bisa membuat makanan terasa lebih sedap. Walau lidah dan perut sudah terasa panas, Anda mungkin tidak kapok untuk makan pedas, lagi dan lagi. Meski begitu, Anda mungkin akan menanggung akibat makan pedas setelahnya.
Efek samping makan pedas
Meski makan pedas menambah selera, ada berbagai bahaya makan pedas yang mungkin bisa Anda rasakan.
1. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit akibat terlalu sering makan pedas yang banyak dialami. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Makanan pedas seperti cabai mengandung capsaicin merangsang pelepasan senyawa di tubuh bernama vanilloid receptor 1 atau TRPV1.
Nah, TRPV1 memberi tahu otak bahwa saluran pencernaan sedang “terbakar”. Lalu, otak memerintah pelepasan endorfin untuk menekan rasa panas akibat makanan pedas.
Selanjutnya, otak pun memberitahu saluran pencernaan agar membuang capsaicin berlebih. Kondisi inilah yang membuat Anda buang air besar terus-menerus alias diare.
2. Maag
Akibat makan pedas, Anda bisa mengalami maag. Efek samping ini berkaitan dengan pelepasan TRPV1 dengan iritasi lambung.
Kandungan capsaicin yang memicu pelepasan TRPV1 bisa melukai dinding lambung, sehingga Anda merasakan sakit perut.
Lama-kelamaan, sakit ini akan terasa perih di lambung sehingga maag pun muncul. Gejala maag bisa semakin parah bila Anda memiliki riwayat tukak lambung.
3. GERD
GERD atau refluks asam lambung merupakan salah satu bahaya makan pedas terlalu banyak dan sering.
Capsaicin bisa melemaskan katup kerongkongan bagian bawah. Selain itu, senyawa ini juga membuat cairan asam di lambung bertahan dalam waktu yang lama.
Hal tersebut mengakibatkan asam lambung pun naik ke kerongkongan dan menyebabkan GERD.
Tak hanya itu, studi terbitan Journal of Neurogastroenterology and Motility melihat bahwa makanan pedas juga memperparah gejala GERD, seperti nyeri ulu hati (heartburn) dan kerongkongan terbakar.
Apa yang terjadi ketika makan pedas saat perut kosong?
Saat perut kosong, senyawa capsaicin akan langsung mengiritasi lambung karena tidak ada makanan lain yang bisa mengurangi efeknya. Hal ini menyebabkan sensasi terbakar atau sakit perut. Oleh sebab itu, hindari makan pedas dalam perut kosong.
4. Kulit kemerahan
Selain gangguan pada pencernaan, akibat makan makanan pedas yang umumnya Anda rasakan selanjutnya adalah kulit tampak kemerahan.
Hal ini disebabkan kandungan capsaicin merangsang pelepasan TRPV1, lalu membuat pembuluh darah melebar atau istilahnya vasodilatasi yang membuat kulit Anda mungkin tampak kemerahan.
Dalam beberapa kasus, efek samping makan pedas bisa memperparah gejala rosacea atau atau kulit kemerahan hebat yang merata pada bagian wajah.
5. Cegukan
Akibat makan pedas, Anda mungkin akan cegukan berkali-kali. Pasalnya, kandungan capsaicin pada makanan pedas akan mengaktifkan saraf pada diafragma atau otot pernapasan.
Hal ini membuat diafragma menjadi tegang dan menimbulkan cegukan. Selain itu, capsaicin merupakan zat yang mengiritasi lapisan saluran pencernaan.
Karena itu, tubuh pun menganggap capsaicin sebagai zat yang berbahaya. Cegukan merupakan cara tubuh untuk mencegah Anda mengonsumsi makanan pedas.
6. Insomnia
Siapa sangka bila sulit tidur nyenyak merupakan akibat sering makan pedas? Kandungan capsaicin pada makanan pedas ternyata bisa meningkatkan suhu tubuh.
Ternyata, hal ini bisa membuat tubuh terjaga di malam hari. Kandungan capsaicin juga membuat otak lebih aktif sehingga menjadi lebih terjaga.
Selain itu, makan makanan pedas bisa membuat perut terasa tidak nyaman. Hal ini jugalah yang bisa membuat Anda kesulitan tidur.
7. Lidah mati rasa
Memang, kandungan capsaicin pada makan pedas bisa merangsang TRPV1, sehingga membuat makanan terasa lebih sedap.
Meski begitu, paparan sensasi pedas yang terlalu sering dan lama justru membuat lidah dan mulut tak lagi peka dalam beberapa waktu.
Hal ini disebabkan sel saraf di sekitar lidah tidak aktif sesaat. Akhirnya, lidah dan mulut mengalami mati rasa.
Tanda harus berhenti makan pedas
Orang dengan kondisi medis tertentu seperti GERD atau batu empedu perlu menjaga pola makan dengan baik.
Contohnya, penderita GERD biasanya perlu mengurangi makan makanan pedas dan asam untuk mengurangi gejala yang muncul.
Lantas, apakah penderita batu empedu boleh makan pedas? Penderita batu empedu juga tidak dianjurkan makan pedas karena dapat memperparah kondisi yang dialami.
Namun, tidak hanya bagi penderita batu empedu atau gangguan lambung saja, orang yang sehat pun harus tahu kapan berhenti makan pedas untuk mengurangi risiko bahaya makan pedas.
Berikut ini beberapa tanda Anda harus berhenti makan makanan pedas.
- Suara serak. Makan makanan pedas dapat membuat tenggorokan iritasi dan membengkak, sehingga menyebabkan suara serak.
- Berkeringat. Senyawa capsaicin dapat meningkatkan suhu tubuh. Akibatnya, Anda lebih banyak berkeringat.
- Keluar ingus. Kandungan senyawa capsaicin dalam cabai dapat mengiritasi selaput lendir.
- Muntah. Makan makanan pedas bisa membuat gejala GERD semakin parah dan menyebabkan muntah.
- Perut perih. Perut tidak nyaman dan terasa perih disebabkan oleh produksi lendir di lambung yang meningkat.
- Bau mulut. Makanan pedas bisa menghasilkan lapisan di lidah yang tercium oleh hidung.
Jika Anda tetap ingin makan pedas, ada beberapa tips makan pedas yang bisa Anda coba.
Contohnya, hindari makan pedas saat perut kosong, makan secukupnya saja, seperti minum susu setelah makan pedas untuk mengurangi sensasi kepedasan
Bila muncul tanda-tanda harus berhenti, lakukan segera dengan mengatasi rasa pedas secepat mungkin.
Dengan begitu, Anda bisa mengurangi risiko efek samping makan pedas yang bisa membahayakan tubuh.
Kesimpulan
- Konsumsi makanan pedas bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diare, GERD, maag, kulit kemerahan, cegukan, insomnia, hingga lidah mati rasa.
- Untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat makan pedas, Anda harus tahu kapan berhenti makan pedas.
- Sebaiknya, berhentilah makan makanan pedas apabila Anda mulai banyak berkeringat, suara serak, keluar ingus, hingga muntah.
[embed-health-tool-bmi]