backup og meta

Mudah Kaget? Ketahui Pemicu dan Ciri-cirinya Berikut Ini

Mudah Kaget? Ketahui Pemicu dan Ciri-cirinya Berikut Ini

Apakah Anda tipe orang yang mudah kagetan ketika mendengar suara keras atau disapa seseorang tiba-tiba? Rasa kaget adalah reaksi alami yang muncul ketika Anda mendapati suatu kejadian yang tak disangka-sangka terjadi.

Namun, normalkah kondisi mudah kaget dan apa saja penyebab serta ciri-cirinya? Ketahui selengkapnya berikut ini.

Ciri-ciri orang gampang kaget

Sebagian orang memang cenderung lebih ekspresif saat bereaksi terhadap hal-hal yang mengejutkan. Secara umum, gampang kaget merupakan hal yang wajar.

Namun, mudah kaget bisa menjadi salah satu ciri dari sindrom hypervigilance atau sindrom kewaspadaan berlebihan. Sindrom ini umum dialami oleh orang dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD)

Ada gejala fisik, perilaku, dan emosional yang menandakan sindrom kewaspadaan berlebihan. Berikut ini adalah sejumlah ciri-ciri orang mudah kaget.

1. Gejala fisik

Gejala fisik gampang terkejut mungkin mirip dengan kecemasan. Tanda-tandanya mungkin termasuk:

  • berkeringat,
  • detak jantung yang cepat, dan 
  • pernapasan cepat dan pendek.

Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan (fatigue) dan kelemahan pada tubuh.

2. Gejala perilaku

Gejala perilaku termasuk respons gelisah dan reaksi spontan terhadap lingkungan di sekitar, terkadang diiringi respons seperti latah

Jika Anda gampang terkejut, Anda mungkin akan bereaksi berlebihan jika mendengar ledakan keras. Anda mungkin akan lebih mudah marah dan tersinggung dari biasanya.

3. Gejala emosional

Gejala emosional ini bisa berwujud ketakutan berlebihan akan penilaian orang lain terhadap diri Anda.

Terkadang Anda mungkin berbalik menilai orang lain dengan sangat keras. Pemikiran ini bisa berkembang menjadi kebiasaan yang menghakimi orang lain.

Anda juga bisa gampang menjadi emosional. Tidak jarang salah satu ciri-ciri orang gampang kaget adalah mengalami perubahan suasana hati atau ledakan emosi.

Penyebab kagetan

Pria mudah kaget dan terkejut

Berikut ini adalah sejumlah penyebab kenapa sering kagetan yang mungkin memengaruhi seseorang.

1. Gangguan kecemasan

Apabila memiliki gangguan kecemasan, Anda mungkin sangat waspada dalam situasi atau lingkungan baru yang tidak Anda kenal.

Jika memiliki kecemasan sosial, Anda mungkin sangat waspada saat bertemu orang lain, terutama dengan orang baru atau orang yang tidak Anda percayai.

2. PTSD

PTSD (post-traumatic stress disorder) adalah gangguan mental yang disebabkan oleh peristiwa traumatis.

Kondisi ini dapat menyebabkan Anda menjadi merasa was-was terus-menerus dan suka kagetan. 

Selain itu, PTSD akan membuat seseorang menjadi sering waspada dengan lingkungan sekitar demi mengantisipasi ancaman yang nyata.

Apakah mudah kaget termasuk lemah jantung?

Mudah kaget belum tentu menunjukkan seseorang memiliki lemah jantung. Mudah kaget atau mudah terkejut lebih sering dikaitkan dengan respons sistem saraf terhadap rangsangan mendadak, yang merupakan reaksi normal tubuh terhadap kejutan atau situasi mendadak.

3. Pemicu umum

Ada beberapa pemicu umum lainnya yang menyebabkan seseorang menjadi mudah terkejut atau kewaspadaan yang berlebihan. Penyebab tersebut di antaranya:

  • merasa ditinggalkan,
  • mendengar suara keras , seperti teriakan, barang jatuh, dan ledakan tiba-tiba,
  • merasa dihakimi atau tidak disukai,
  • merasakan sakit fisik,
  • merasa sesak napas,
  • merasakan tekanan emosional, dan
  • teringat trauma masa lalu.

Bahaya menjadi mudah kaget

Reaksi kagetan merupakan respons alami tubuh ketika Anda menghadapi sesuatu yang mengejutkan atau menakutkan.

Jadi, normalnya reaksi kaget tidak membahayakan Anda. Reaksi ini juga hanya muncul sesaat dan menghilang dengan cepat.

Kaget merupakan respons yang muncul ketika tubuh mengaktifkan mode psikologis bernama fight or flight untuk lebih waspada terhadap bahaya.

Untuk orang yang sering kagetan, bereaksi secara berlebihan saat terkejut, atau memiliki kondisi jantung yang lemah, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai.

Begini, pada mode fight or flight tubuh akan melepaskan hormon kortisol. Hal ini akan menimbulkan reaksi stres seperti meningkatnya detak jantung, tekanan darah, dan melambatnya proses pencernaan.

Orang yang mudah kagetan atau lemah jantung bisa menunjukkan reaksi kaget yang berlebihan. Hal ini bisa mengarah pada dampak buruk kaget.

Jika biasanya detak jantung yang meningkat akan kembali normal setelah kaget mereda, detak jantung mereka mungkin masih belum teratur selama beberapa saat.

Meskipun jarang terjadi, detak jantung yang tidak teratur ini mungkin saja menyebabkan henti jantung (cardiac arrest) atau serangan jantung karena kaget.

Melatih diri agar tidak gampang kagetan

Apakah seseorang bisa mengurangi reaksi gampang kaget ketika mengalami hal-hal mengejutkan?

Menurut Seth Norrholm, seorang Profesor Psikiatri dari Wayne State University, sebenarnya tubuh manusia tidak memiliki banyak kendali terhadap reaksi spontan. 

Namun, Anda bisa berlatih untuk membiasakan diri bereaksi lebih tenang terhadap sesuatu yang mengagetkan. 

Sebagai contoh, mintalah teman Anda untuk sering membuka dengan membanting pintu atau menyapa Anda dengan suara keras.

Perlahan-lahan tubuh akan mulai menganggap suara keras tersebut tidak begitu mengejutkan. Anda pun tidak kaget berlebihan. 

Segera konsultasikan kepada dokter, psikolog, atau psikiater, apabila kebiasaan mudah terkejut Anda sudah dirasa mengganggu.

Ringkasan

  • Ciri-ciri orang gampang kaget yaitu berkeringat, detak jantung cepat, dan kelelahan. Sementara itu, gejala perilakunya yaitu gelisah, mudah marah dan tersinggung. Gejala emosionalnya berupa ketakutan berlebihan akan penilaian orang lain, dan kebiasaan menghakimi orang lain.
  • Penyebab mudah kaget yaitu berupa gangguan kecemasan, PTSD, suara keras, dan tekanan emosional.
  • Bahaya mudah kaget yaitu orang dengan kondisi jantung lemah bisa mengalami detak jantung tidak teratur setelah kaget, yang dapat berisiko henti jantung atau serangan jantung.
  • Untuk mengatasi mudah kaget berupa minta teman membuat suara keras secara berkala untuk membiasakan tubuh, dan konsultasikan dengan dokter atau psikiater jika kebiasaan ini mengganggu.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Brown, B., Jones, E. C., Clark, K. P., & Jefferson, F. (2014). Sleep disturbances and post-traumatic stress disorder in women. Neuro endocrinology letters, 35(7), 560–566.

Contractor, A. A., Armour, C., Forbes, D., & Elhai, J. D. (2016). Posttraumatic Stress Disorder’s Underlying Dimensions and Their Relation With Impulsivity Facets. The Journal of nervous and mental disease, 204(1), 20–25. https://doi.org/10.1097/NMD.0000000000000417

Hyperekplexia. (n.d.). National Organization for Rare Disorders (NORD). Retrieved 26 July 2024, from https://rarediseases.org/rare-diseases/hyperekplexia/

I’M EASILY STARTLED – AM I NORMAL?. (2021). Health University of Utah. Retrieved 26 July 2024, from https://healthcare.utah.edu/the-scope/shows.php?shows=0_na1an0h6

Post-Traumatic Stress Disorder. (2019). NIMH Information Resource Center. Retrieved 26 July 2024, from https://www.nimh.nih.gov/health/topics/post-traumatic-stress-disorder-ptsd

Savva. G. (2016). What is emotional hypervigilance?. Counselling Directory. Retrieved 26 July 2024, from https://www.counselling-directory.org.uk/memberarticles/hair-trigger-stress-and-anxiety-hypervigilance

Scott, M. (2021). Can you tamp down your over-the-top startle response?. WHYY PBS. Retrieved August 26 July 2024, from https://whyy.org/segments/can-you-tamp-down-your-over-the-top-startle-response/

Versi Terbaru

01/08/2024

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Seberapa Keras Suara yang Bisa Merusak Telinga?

Stres Bisa Membuat Anda Sesak Napas, Ini Alasannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 01/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan