Infeksi virus merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan pada kucing. Meski beberapa di antaranya tidak menunjukkan gejala serius, beberapa infeksi kucing bisa berkembang menjadi penyakit berbahaya, salah satunya adalah feline infectious peritonitis (FIP).
Supaya lebih waspada dengan kesehatan anabul kesayangan Anda, cari tahu lebih banyak mengenai FIP melalui informasi berikut!
Apa itu feline infectious peritonitis (FIP)?
Feline infectious peritonitis adalah penyakit kucing yang disebabkan oleh mutasi virus corona atau feline coronavirus (FCoV).
Tidak semua infeksi FCoV akan berkembang menjadi FIP. Ada dua tipe FCoV, yaitu feline enteric coronavirus (FECV) dan feline infectious peritonitis virus (FIPV).
Kedua virus ini mirip secara genetik, tetapi bisa menimbulkan efek yang berbeda pada kucing yang terinfeksi.
FECV biasanya menginfeksi sel epitel usus kucing dan keluar melalui kotoran atau air liur. Infeksi FECV biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala.
Sementara itu, FIPV adalah hasil mutasi dari FECV. FIP berarti bahwa mutasi virus telah berkembang hampir ke seluruh tubuh, terutama daerah perut, ginjal, dan otak.
Belum diketahui secara pasti bagaimana infeksi FCoV bisa berkembang menjadi FIP pada kucing.
Terlebih lagi, banyak kasus FIP baru ditemukan setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun sejak pertama kali kucing terinfeksi FCoV.
Meski bisa menyerang semua jenis kucing dari segala kelompok usia, FIP lebih banyak ditemukan pada kucing berusia di bawah dua tahun.
Jenis FIP
Berdasarkan bagian tubuh yang terinfeksi, International Cat Care membedakan FIP menjadi dua jenis berikut.
1. FIP basah (efusif)
FIP basah atau efusif menyebabkan peradangan pada rongga perut, khususnya selaput tipis yang membatasi bagian dalam perut dan organ di sekitarnya (peritoneum).
Kucing yang mengalami FIP tipe ini biasnaya menunjukkan ciri khas berupa perut kembung akibat penumpukan cairan.
Cairan yang ditemukan pada rongga perut atau dada karena FIP biasanya berwarna kuning cerah, kental, dan mengandung protein.
Namun, cairan dengan karakteristik seperti ini juga bisa mengindikasikan penyakit lain, termasuk kanker pada kucing.
2. FIP kering (non-efusif)
FIP kering terjadi pada bagian tubuh lainnya, terutama mata, otak, dan ginjal. Karena lokasinya yang bervariasi, gejala yang ditimbulkan pun beragam.
Gejala FIP kering yang hampir selalu ditemukan adalah terbentuknya benjolan atau granuloma. Namun, karena granuloma terbentuk pada organ dalam, benjolan ini hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan.
Tanda dan gejala FIP pada kucing
Sebagian besar kasus infeksi FeCV tidak menimbulkan gejala. Beberapa di antaranya mungkin hanya menyebabkan diare ringan.
Namun, saat FeCV sudah berkembang menjadi FIVP, berikut adalah beberapa gejala yang dapat dialami oleh kucing yang sakit.
- Kejang-kejang.
- Penurunan nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Napas tersendat.
- Perut kucing membengkak.
- Ataksia atau gerakan abnormal.
- Demam yang tidak kunjung membaik.
Gejala FIP memang kurang spesifik, sebab perkembangan virus ini tergantung pada sistem kekebalan tubuh pada setiap kucing.
Oleh karena itu, penting untuk segera membawa kucing Anda ke dokter hewan saat Anda melihat perubahan pada perilakunya.
Penyebab FIP
Seperti yang sudah dijelaskan, FIP merupakan hasil dari mutasi virus corona pada kucing. Belum diketahui secara pasti dari mana virus corona berasal, tetapi virus ini banyak ditemukan pada kotoran kucing.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa coronavirus penyebab FIP berbeda dengan virus corona yang menyebabkan COVID-19. FCoV hanya bisa menginfeksi kucing.
Perkembangan FIP diduga merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang tidak normal atas mutasi virus corona.
Interaksi antara sistem kekebalan tubuh dan virus yang bermutasi inilah yang menyebabkan feline infectious peritonitis.
Infeksi virus corona pada kucing sebenarnya merupakan hal yang wajar, terutama jika Anda memelihara beberapa kucing sekaligus. Namun, FIP merupakan kondisi yang cukup langka.
FIP tidak bersifat menular, tetapi saat belum bermutasi, coronavirus bisa menular antarkucing melalui kontak langsung dan perantara benda yang terkontaminasi.
Diagnosis FIP
Sampai saat ini, belum ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis FIP. Dokter biasanya menentukan feline infectious peritonitis dari pemeriksaan virus corona dan gejala yang menyertainya.
Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi FIP.
- Tes polymerase chain reaction (PCR): mendeteksi DNA virus melalui sampel darah, feses, atau cairan tubuh lainya.
- Uji immunofluoresensi: mendeteksi protein virus dalam sel darah putih atau cairan yang terinfeksi.
- Tes serologis: mendeteksi jumlah antibodi dalam darah kucing.
Perlu diingat bahwa hasil pemeriksaan positif virus corona tidak selalu berarti bahwa kucing Anda mengidap FIP.
Selain memeriksa gejala yang menyertai, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan berkala untuk memastikan bahwa kucing Anda mengidap FIP.
Pengobatan FIP pada kucing
Sama halnya dengan diagnosis, sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang secara khusus bisa mengatasi FIP.
Meski demikian, beberapa negara telah memperbolehkan penanganan penyakit FIP pada kucing dengan obat antivirus GS-4451524.
Dilansir dari laman Basmi FIP Indonesia, berikut adalah dosis GS-441524 yang disarankan. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan vial.
- 15 mg/ml untuk kucing dengan berat badan kurang dari 2,5 kg.
- 20 mg/ml untuk kucing dengan berat badan 2,5 kg–4 kg.
- 30 mg/ml untuk kucing dengan berat badan lebih dari 4 kg.
Berat badan anabul Anda mungkin bertambah selama perawatan. Maka, penting untuk melakukan penimbangan berat badan secara berkala untuk menyesuaikan dosisnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Viruses (2021) juga telah menunjukkan bahwa pemberian antivirus jenis GS-4451524 memberikan respons positif pada kucing dengan FIP.
Akan tetapi, perawatan ini harus dilakukan selama 84 hari. Anda harus memastikan bahwa kucing Anda mendapatkan suntikan obat secara rutin setiap hari.
Sebelum memutuskan untuk merawat kucing FIP dengan GS-4451524, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter hewan Anda mengingat harga obat yang cukup mahal.
Tahukah Anda?
Risiko kematian kucing dengan FIP yang tidak diobati bisa mencapai 96%. Dengan GS-4451524, angka harapan hidup anabul bisa meningkat hingga 89 persen.
Pencegahan FIP
Sejauh ini belum ada vaksin yang bisa melindungi kucing dari infeksi FIP. Namun, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengurangi risiko anabul terkena FIP.
- Pisahkan kucing yang terinfeksi FCoV dengan kucing lain.
- Jangan menempatkan lebih dari empat kucing di tempat yang sama.
- Jaga kebersihan lingkungan kucing dengan rutin membersihkan kotak pasir dan memilih makanan berkualitas tinggi.
- Sterilkan induk kucing yang melahirkan bayi kucing dengan FIP.
- Lakukan pemeriksaan FCoV sebelum mengadopsi kucing.
- Perhatikan perubahan fisik dan perilaku pada kucing dan segera bawa kucing ke dokter jika Anda mencurigai adanya infeksi.
Jika di lingkungan Anda ada kucing yang terkena FIP, usahakan untuk menghentikan pengembangbiakan kucing selama beberapa bulan. Pasalnya, anak kucing berisiko lebih tinggi tertular feline infectious peritonitis.
[embed-health-tool-bmi]