Pada virus influenza, perubahan genetik bisa berlangsung secara bertahap dan terus-terusan sepanjang virus bereplikasi.
Tingkat mutasi yang tinggi ini membuat antibodi semakin sulit untuk menghentikan perkembangan infeksi.
Itu sebabnya, dosis vaksin influenza perlu diberikan setiap tahun untuk mendapatkan antibodi yang terus diperbarui.
Antigenic shift
Namun, mutasi virus influenza juga bisa terjadi dari proses penggabungan dua varian virus yang berbeda. Mutasi seperti ini bisa terjadi dengan dua cara, yaitu:
Dua varian virus berbeda menginfeksi inang yang sama
Kombinasi genetik dari kedua virus menghasilkan varian virus yang baru.
Salah satu contoh hal tersebut adalah virus flu pada manusia dan virus flu babi yang secara bersamaan menginfeksi burung sehingga menghasilkan virus flu burung.
Virus influenza berpindah dari dua organisme berbeda
Perpindahan virus influenza ini bisa terjadi dari burung ke manusia. Hal ini bisa dilakukan tanpa adanya mutasi genetik apapun.
Namun, saat virus menginfeksi organisme yang baru, maka terjadi perubahan genetik yang drastis.
Apakah virus yang bermutasi lebih berbahaya?

Mutasi memang dapat membantu virus agar bisa terus bertahan hidup. Akan tetapi, tidak semua virus yang bermutasi berhasil meningkatkan tingkat keparahan infeksinya.
Beberapa mutasi justru bisa menghambat proses virus untuk memperbanyak diri (replikasi).
Studi berjudul Mechanism of Viral Mutation menjelaskan bahwa mutasi lebih cepat terjadi pada virus dengan materi genetik RNA ketimbang DNA.
Pasalnya, struktur DNA memang lebih stabil dibandingkan dengan RNA. DNA dan RNA adalah materi genetik yang ada pada virus.
Selain itu, sistem imun tubuh lebih lihai dalam mendeteksi perubahan pada virus DNA sehingga mutasi gagal membuat virus beradaptasi.
Virus corona merupakan jenis virus RNA, tetapi mutasinya terhitung lambat dibandingkan dengan virus flu lain.
Tidak adanya vaksin, minimnya pengobatan efektif, dan kekebalan alami yang lemah membuat virus lebih mudah beradaptasi tanpa harus bermutasi.
Penelitian dari Inggris dalam jurnal medRxiv menunjukkan virus corona dengan mutasi D614G menyebar 20% lebih cepat dibandingkan virus corona yang tidak mengalami mutasi tersebut.
Namun, hasil studi lainnya menyatakan bahwa mutasi tak lantas memengaruhi keparahan gejala covid-19 ini.
Mutasi virus penyebab flu atau HIV/AIDS memang mengancam, tapi tetap ditemukan strategi untuk mengantisipasi bahaya dari evolusi virus tersebut.
Pengobatan HIV saat ini mampu mengatasi kekebalan akibat tingkat mutasi yang tinggi. Selain itu, peneliti sekarang ini bisa memprediksi kemunculan varian virus flu yang baru sehingga vaksin bisa terus diperbarui.
Namun, yang pasti, Anda tetap perlu mencegah setiap penyakit infeksi menyebar lebih luas karena memutus penyebaran virus dapat menghentikan proses mutasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar