backup og meta

Agar Tidak Keliru, Kenali Perbedaan Botox dan Filler

Agar Tidak Keliru, Kenali Perbedaan Botox dan Filler

Botox dan filler adalah perawatan antipenuaan yang melibatkan penyuntikan lewat kulit. Meski sekilas mirip, botox dan filler sebenarnya punya perbedaan mendasar. Agar tidak salah pilih, sebaiknya Anda pahami dulu beda kedua perawatan kecantikan ini. 

Perbedaan botox dan filler

Ternyata botox dan filler punya perbedaan dalam hal kegunaan, prosedur, bahan, perawatan, dan efek samping. 

1. Beda kegunaannya

jenis suntik botox

Botox dan filler memang sama-sama dapat digunakan untuk mengurangi kerutan dan garis halus di wajah.

Namun, kedua perawatan ini memiliki kegunaan lain yang sedikit berbeda.

Botox

Perawatan kulit yang satu ini umumnya digunakan untuk mengobati gangguan neurologis yang menyebabkan kelemahan otot.

Secara spesifik botox memang dapat menghilangkan masalah kerutan akibat penuaan kulit yang biasanya muncul di sekitar mata, mulut, dan di antara kedua alis.

Namun, botox tidak digunakan untuk mengatasi munculnya garis halus yang disebabkan oleh kerusakan kolagen.

Filler

Perawatan wajah menggunakan filler bertujuan mengisi jaringan lunak di bawah permukaan kulit untuk menambah volume pada bagian wajah tertentu.

Biasanya filler digunakan untuk menambah volume pada pipi, bibir, dan sekitar mulut yang menipis akibat penuaan. 

Terkadang, filler juga digunakan untuk perawatan tangan atau untuk mengurangi munculnya bekas luka di area tubuh lain kecuali payudara.

2. Beda bahannya

Selain beda kegunaannya, botox dan filler memiliki perbedaan dari bahan pembuatannya.

Botox

Botox menggunakan toksin protein dari bakteri Clostridium Botolinum yang akan disuntikkan ke dalam kulit.

Filler

Perawatan filler menggunakan beberapa bahan yang dapat berbeda-beda sesuai dengan masalah kulit yang dialami.

Berikut ini beberapa bahan cairan filler yang aman digunakan.

  • Kalsium hidroksiapatit: senyawa mirip mineral yang ditemukan di tulang.
  • Asam hialuronat: bahan yang ditemukan di cairan dan jaringan di dalam tubuh untuk menambah kekenyalan kulit.
  • Asam polilaktik: bahan yang dapat merangsang kulit untuk memproduksi lebih banyak kolagen.
  • Polyalkylimide: berbentuk gel transparan untuk mengurangi kerutan.
  • Polymethyl-methacrylate microspheres (PMMA): filler yang bersifat semi-permanen.

3. Beda prosedur dan cara kerjanya

Perbedaan botox dan filler selanjutnya terletak pada prosedur.

Meski sama-sama disuntikkan ke kulit, botox dan filler bekerja dengan cara berbeda.

Botox

Dokter akan menyuntikkan botox dalam dosis kecil ke area kulit dengan menggunakan jarum suntik.

Jika diperlukan, dokter mungkin akan memberikan obat bius agar area suntikan jadi mati rasa.

Botox bekerja dengan menghambat sinyal saraf di dalam otot dan membuatnya lebih rileks. Alhasil, kulit menjadi lebih kencang dan garis halus pun tersamarkan.

Namun, hasil dari perawatan botox tidak bisa Anda lihat secara instan. Setidaknya, perawatan ini membutuhkan beberapa hari untuk memberikan efek pada kulit Anda.

Filler

Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan menanyakan riwayat alergi atau penggunaan obat-obatan yang Anda konsumsi.

Setelah itu, dokter akan membersihkan wajah, memberikan anestesi ringan, kemudian menyuntikkan filler ke lapisan bawah kulit.

Tak seperti botox, filler menawarkan hasil yang bisa Anda lihat langsung setelah prosedur selesai.

4. Beda perawatannya

filler wajah

Setelah prosedur perawatan dijalani, Anda juga perlu memperhatikan beda perawatan pascatindakan botox dan filler.

Botox

Anda biasanya akan diperbolehkan pulang langsung setelah prosedur selesai.

Namun, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari aktivitas berat yang dapat membuat Anda mengeluarkan keringat berlebih, seperti saat olahraga.

Selain itu, Anda sebaiknya tidak menekan atau menggosok area yang disuntik botox untuk mencegah timbulnya efek samping.

Anda juga akan disarankan untuk mencuci area tersebut dengan air hangat selama 24 jam dan menghindari paparan cahaya matahari langsung selama beberapa hari.

Filler

Umumnya, Anda dapat langsung beraktivitas seperti biasa setelah mendapatkan perawatan ini.

Perawatan lainnya pun tidak jauh berbeda dengan perawatan kulit setelah suntik botox.

Namun, dokter mungkin akan memberitahu Anda untuk tidak menyentuh area kulit yang nantinya akan terlihat memar dan bengkak ringan.

Pasalnya, kondisi ini merupakan hal yang wajar terjadi pasca perawatan filler.

Kompres dingin mungkin dapat membantu meredakan tampilan memar dan bengkak tersebut.

5. Beda efek sampingnya

Ada juga perbedaaan efek samping antara botox dan filler yang mungkin terjadi.

Botox

Menurut situs American Academy of Ophthalmology, perawatan botox biasanya hanya dilakukan pada orang yang sehat atau tidak memiliki riwayat masalah kesehatan serius.

Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko efek samping berikut:

  • Memar di area suntikan. 
  • Kelopak mata turun seperti mengantuk dalam beberapa minggu.
  • Mata merah dan iritasi.
  • Sakit kepala.

Selain itu, perawatan botox tidak disarankan bila Anda dalam kondisi hamil atau menyusui, punya masalah kulit tertentu, dan mengalami multiple sclerosis.

Filler

Penggunaan filler disebut-sebut dapat menimbulkan efek samping yang lebih serius daripada botox.

Beberapa efek samping filler yang perlu diwaspadai, meliputi:

  • reaksi alergi,
  • memar,
  • infeksi,
  • gatal-gatal,
  • mati rasa,
  • kulit kemerahan, dan
  • jaringan parut.

Meski demikian, tidak semua orang akan mengalami efek samping ini.

Mengingat ragam perbedaan botox dan filler di atas, sebaiknya Anda selalu berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan perawatan kulit yang tepat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Satriyasa, B. (2019). <p>Botulinum toxin (Botox) A for reducing the appearance of facial wrinkles: a literature review of clinical use and pharmacological aspect. Clinical, Cosmetic And Investigational Dermatology. doi: 10.2147/ccid.s202919

Suh YR, Ahn JS, Ju SW, Kim KM. (2017). Influences of filler content and size on the color adjustment potential of nonlayered resin composites. Dental Materials Journal. doi: 10.4012/dmj.2016-083

Fink, B., & Prager, M. (2014). The Effect of Incobotulinumtoxin A and Dermal Filler Treatment on Perception of Age, Health, and Attractiveness of Female Faces. The Journal Of Clinical And Aesthetic Dermatology. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3930539/

Alaqeely, R., Alzahrani, E., Aljaloud, A., & Alzahrani, S. (2021). Botox and Fillers, are they Cosmetic or Therapeutic. Saudi Journal of Oral and Dental Research. doi:10.36348/sjodr.2021.v06i01.001

How Does Botulinum Toxin (Botox) Work?. (2021). Retrieved 28 December 2022, from https://www.aao.org/eye-health/treatments/how-does-botulinum-toxin-botox-work

Versi Terbaru

12/01/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

3 Alasan Kenapa Main HP di Mobil Bikin Pusing dan Mual

6 Bahaya Kapur Barus yang Belum Banyak Diketahui


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 12/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan