Mungkin Anda sering merasakan sakit kepala atau pusing saat puasa. Ini hal yang umum terjadi, tetapi hati-hati mungkin kondisi ini dapat berbahaya bagi kesehatan Anda. Kepala pusing saat puasa dapat menjadi tanda bahwa ada yang tidak benar dalam tubuh Anda. Lantas, apa penyebabnya, ya?
Beberapa penyebab sakit kepala atau pusing saat puasa
Jika biasanya Anda dapat makan dan minum kapan saja yang Anda inginkan, saat puasa, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan setelah berbuka hingga sahur.
Itu sebabnya, tubuh butuh waktu untuk membiasakan diri menahan rasa lapar dan haus ketika berpuasa.
Meski ada manfaat puasa yang bisa Anda peroleh, pada beberapa orang, sejumlah gangguan kesehatan dapat terjadi karena biasanya tubuh mendapatkan asupan makanan dan minuman.
Tak jarang, tidak makan dan tidak minum selama puasa dapat membuat Anda merasa lemas, bahkan pusing.
Ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa kepala pusing saat puasa, yaitu sebagai berikut.
1. Dehidrasi
Puasa tentu membuat Anda merasa haus, tapi Anda harus tetap menahannya sampai waktu buka puasa tiba.
Jika Anda merasa sangat haus dan tubuh tidak banyak mempunyai cadangan air, Anda berisiko mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi.
Dehidrasi membuat tubuh Anda tidak bisa berfungsi dengan baik. Beberapa gejala dari dehidrasi adalah pusing, lemas, jarang buang air kecil, dan urine berwarna lebih gelap.
2. Gula darah rendah
Selain menahan haus, Anda juga wajib menahan lapar saat puasa.
Hal ini berisiko menyebabkan tubuh kekurangan glukosa sebagai energi, terutama jika Anda tidak cukup mengonsumsi makanan saat buka puasa dan sahur.
Glukosa merupakan sumber energi utama yang digunakan tubuh untuk melakukan semua fungsi normalnya.
Kekurangan glukosa dalam tubuh dapat mengganggu fungsi otak karena kekurangan energi untuk dapat bekerja dengan baik. Akibatnya, Anda merasa lemas dan pusing saat puasa.
3. Tekanan darah rendah
Anda bisa merasa pusing jika jantung tidak cukup memompa darah ke otak. Salah satu penyebab kondisi ini adalah tekanan darah rendah.
Tekanan darah yang turun tiba-tiba dapat membuat jantung tidak mampu mengantarkan darah ke otak dalam jumlah yang cukup.
Hal tersebut bisa menyebabkan Anda berkeringat secara berlebihan, kurang bertenaga, pusing (terutama saat Anda berdiri dari duduk dengan sangat cepat), hingga merasa seperti akan pingsan.
Pada saat puasa, pusing akibat tekanan darah rendah biasanya dialami ketika menjelang sore hari.
Ini karena tubuh telah kehilangan lebih banyak cairan dan tidak memperoleh asupan garam yang cukup.
4. Kelelahan
Anda mungkin akan lebih mudah merasa kelelahan saat puasa, terlebih saat Anda kurang minum dan kurang mengonsumsi makanan saat buka puasa dan sahur.
Kelelahan dapat terjadi karena Anda terlalu banyak beraktivitas saat puasa atau mungkin juga akibat kurang tidur.
Kurang tidur sangat mungkin terjadi saat Anda puasa karena jadwal tidur Anda berubah untuk makan sahur. Hal ini kemudian dapat membuat Anda merasa pusing.
5. “Sakau” kafein
Apakah sehari-hari Anda adalah seorang pecandu kafein? Jika Anda tak bisa melewatkan sehari saja tanpa kopi beberapa cangkir, sakit kepala saat puasa mungkin disebabkan oleh gejala putus kafein.
Saat puasa, Anda tentu tidak bisa minum kopi sebanyak biasanya atau bahkan Anda tidak minum kopi sama sekali. Anda pun berisiko mengalami gejala putus kafein.
Gejalanya antara lain sakit kepala, lemas, mual, cemas, gelisah, sulit berkonsentrasi. Gejala putus kafein bisa bertahan mulai dari seharian penuh hingga 2 bulan.
Tergantung pada seberapa sering dulu Anda mengonsumsi minuman berkafein.
6. Perubahan pola tidur
Di bulan Ramadan, Anda mungkin mengalami perubahan pola tidur karena harus bangun lebih pagi untuk sahur.
Akibatnya, Anda mungkin jadi kurang tidur atau jam biologis berubah. Hal ini berisiko menyebabkan sakit kepala.
Pasalnya, penelitian dari Missouri State University membuktikan kalau kurang tidur akan meningkatkan produksi protein jenis tertentu pada otak.
Protein ini memicu reaksi saraf yang menyebakan munculnya sakit kepala.
Cara menghilangkan pusing atau sakit kepala saat puasa
Sakit kepala atau pusing saat puasa tentu terasa sangat mengganggu. Namun jangan khawatir, berikut adalah tips-tips meredakan sakit kepala atau pusing yang aman saat berpuasa.
1. Pijat ringan
Memijat ringan wajah dan kepala Anda bisa membantu meringankan rasa nyeri. Mulailah dengan membuat gerakan melingkar dengan jari, dari kedua tulang pipi Anda.
Kemudian perlahan geser jari semakin ke atas, yaitu di sisi luar kedua mata Anda. Teruskan sampai jari-jari Anda bertemu di bagian tengah dahi.
2. Kompres dingin
Sakit kepala saat puasa tentu bisa saja mengganggu kelancaran ibadah Anda. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan Anda yaitu mengompres dingin kepala Anda.
Siapkan es batu dan bungkus dengan kain lembut. Tempelkan kompres dingin tersebut di bagian kepala yang sakit.
Menurut seorang dokter saraf dari Michigan Headache Clinic dr. Edmund Messina, kompres dingin bisa membantu meredakan peradangan saraf atau pembuluh darah dalam otak.
3. Hindari cahaya yang terlalu silau
Cahaya dari komputer atau jendela yang terlalu silau bisa membuat mata lelah sehingga kepala makin sakit. Jadi, hindari dulu cahaya yang terlalu silau.
Anda bisa menutup tirai atau menurunkan pengaturan cahaya di layar komputer atau smartphone Anda.
4. Jaga asupan nutrisi
Meski berpuasa mengharuskan Anda untuk membatasi waktu makan dan minum, sangat penting bagi Anda untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh.
Untuk mencegah dehidrasi, Anda disarankan untuk minum setidaknya delapan gelas atau lebih per hari.
Hindari minum terlalu banyak kafein, seperti teh dan kopi, karena dapat membuat tubuh menghasilkan lebih banyak urine dan meningkatkan risiko tubuh kekurangan cairan.
Perlu diketahui!
Perlu diingat bahwa makan dan minum tetap perlu dilakukan secara perlahan dan tidak berlebihan. Mengutip
Cleveland Clinic, tidak disarankan untuk langsung makan makanan yang berat atau terlalu banyak saat berbuka puasa, melainkan awali dengan makanan ringan seperti kurma. Ini untuk menghindari membebani kerja sistem di dalam tubuh secara tiba-tiba yang berisiko menyebabkan masalah kesehatan, misalnya gangguan sistem pencernaan.
[embed-health-tool-bmi]